Konten Media Partner

Tatar Fatoni Kembangkan Bibit Anggur Impor di Yogyakarta

28 Februari 2020 6:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tatar Fatoni menunjukkan pembibitan anggurmiliknya. foto: Dokumen pribadi Tatar Fatoni
zoom-in-whitePerbesar
Tatar Fatoni menunjukkan pembibitan anggurmiliknya. foto: Dokumen pribadi Tatar Fatoni
ADVERTISEMENT
Pengembangan anggur di Indonesia kini mulai banyak dilirik. Bahkan animo masyarakat juga petani anggur kini boleh dikatakan sudah lebih meningkat. Tentunya budidaya anggur di rumah sendiri juga tak akan lepas dari proses pembibitan hingga akhirnya bisa menjadi lading anggur yang bagus dan berkualitas. Tatar Fatoni, warga asal Yogyakarta ini sudah sekitar tiga tahun berkecimpung di dunia budidaya bibit anggur.
ADVERTISEMENT
Lokasi pengembangan bibit anggur milik Tatar terletak di jalan Kaliurang km 17. Di situlah ia mengembangkan bibit anggur yang berasal dari bibit impor untuk ditanam di Indonesia. Jumlahnya pun bisa dikatakan sangat banyak, total sebanyak 250 varietas bibit anggur ia kembangkan.
“Kita sudah tiga tahun (mengembangkan pembibitan anggur impor). Kita (mengembangkan) ada 250 varian. Kalau saat ini yang paling diminati masyarakat itu jenisnya ada ninel, trans, Giovanni. Itu yang paling diminati itu,” pungkas Tatar pada Kamis (27/2/2020).
Beberapa varietas anggur yang dikembangkan pun berasal dari berbagai daerah di mancanegara mulai dari Ukraina, Prancis, Italia, Jerman, Filipina, Vietnam, hingga Thailand. Bisa dikatakan buah anggur dari daerah tersebut tentunya ketika masuk ke Indonesia, harganya sudah pasti selangit. Olehkarena itulah ia kemudian mencoba untuk mengembangkan banyak varietas anggur impor di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
“Yang namanya anggur itu kan buah yang sangat istimewa terus kita mendalami tentang hal itu. Dari beberapa kitab suci beberapa agama kan menyebutkan kalau buah anggur itu adalah buah surga. Buah mewah. Disamping itu fungsinya kesehatan itu banyak banget,” pungkasnya.
“Sebenernya kita ingin memerdekakan anggur di Indonesia supaya tidak impor lagi. Karena memang nilainya tinggi. Buah-buah anggur impor itu kan per kilonya mahal. Terutama yang ada cuma di supermarket-supermarket. Harapan kita supaya tidak impor,” imbuhnya.
Bibit anggur yang dibudidayakan. foto: Dokumen pribadi Tatar Fatoni
Namun untuk mengembangkan bibit anggur terutama varietas impor terbilang tidak begitu mudah. Anggur yang tumbuh di luar Indonesia tentunya punya karakteriristik sendiri dan butuh upaya untuk menumbuhkan di tanah di luar lingkungan asalnya. Usaha pengembangan bibit anggur milik Tatar menggunakan teknik grafting. Grafting sendiri merupakan salah satu metode pencangkokan bibit dengan teknik sambung.
ADVERTISEMENT
Beruntung sebelumnya Indonesia sudah memiliki pohon anggur bawaan pada zaman Belanda di masa lampau. Oleh Tatar bagian bawah anggur lokal bawaan Belanda yang hidup di Indonesia diambil bangian batang ke bawah hingga akar kemudian menyambungkannya dengan anggur varietas impor lainnya.
“Kita impor varian mulai dari Ukraina, Prancis, Jerman. Itu terus kita rekayasa dengan grafting. Grafting itu kita akar, batang bawahnya pakai anggur lokal terus kita sambung dengan anggur-anggur import,” ujarnya.
Teknik ini boleh dikatakan berhasil untuk mengembangkan anggur sebab anggur impor yang ditanam memang harus beradaptasi dengan tanah maupun iklim di Indonesia supaya bisa berbuah.
“Fungsinya grafting itu kalau anggur impor itu langsung ditanam ini kan akarnya belum beradaptasi dengan Indonesia. Kemungkinan mati. Supaya hidup harus direkayasa dengan anggur lokal,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Lingkungan tempat mengembangkan bibit anggur milik Tatar juga bisa dikatakan menguntungkan untuk pertumbuhan anggur sendiri. Menurutnya beberapa anggur memang tidak akan bisa bertahan di daerah yang memiliki cuaca panas. Berada di lereng Gunung Merapi bisa dikatakan sebagai poin plus untuk mengembangkan bibitnya.
“Pembibitan anggur itu dibutuhkan suhu yang pas. Jadi di tempat yang panas buat bibit anggur itu susah. Kebetulan kita di lereng Gunung Merapi kan udaranya sejuk. Jadi untuk menyambung kayu batang lokal dengan anggur impor itu jadinya lebih tinggi, pas,” ujarnya.
Salah satu jenis anggur yang dibibitkan oleh Tatar Fatoni. foto: Dokumen pribadi Tatar Fatoni
Untuk produksi bibitnya, Tatar mengatakan bahwa usaha pembibitannya mampu memproduksi hingga ribuan bibit dan sudah dipesan dibanyak daerah di wilayah Indonesia.
“Untuk kapasitas 10.000 bibit pun kita sanggup. Tapi butuh katakanlah dua bulan tiga bulan dari awal kita proses pembuatan itu nanti tiga bulan baru siap ditanam di tanah. Konsumen kita ada yang dari Riau, Lampung Sumatera, bali Lombok Sulawesi. Kita kirimnya lewat jasa online. Rata-rata baru jadi tanaman keluarga (Jogja),” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Melalui usaha pengembangan bibit milik Tatar yang ada di Kaliurang ini, ia berharap bahwa di masa depan Indonesia tak perlu lagi mengimpor buah surga tersebut. Selain bisa menekan harga yang mahal, harapannya petani anggur di Indonesia juga bisa terbantu dan tertarik membudidayakan anggur.
“Harapan kami menanam anggur di daerah sini mudah berbuah supaya petani-petani lokal ini bisa tertarik untuk menanam anggur,” tutupnya.
Tatar Fatoni
+6282243233313