Tempuran Randusongo, Lokasi Mistis yang Kerap Dipakai untuk Ritual Magis

Konten Media Partner
25 Februari 2020 6:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempuran Randusongo, pertemuan aliran dari kali Sempor dan kali Kuning. Foto: Birgita
zoom-in-whitePerbesar
Tempuran Randusongo, pertemuan aliran dari kali Sempor dan kali Kuning. Foto: Birgita
ADVERTISEMENT
Tak jauh dari lokasi laka air susur sungai Sempor SMPN 1 Turi, terdapat sebuah tempat yang dipercaya sebagai lokasi dianggap memiliki nuansa mistis. Lokasi tersebut terletak sekitar 1 kilometer ke arah utara dari tempat kejadian. Warga menyebut tempat itu sebagai Tempuran Randusongo. Tempuran itu merupakan pertemuan aliran dari kali Sempor dan kali Kuning.
ADVERTISEMENT
Butuh beberapa kali memutari tempat di sekitar Puskesmas Turi untuk menemukan tempuran tersebut. Saya bahkan harus bertanya setidaknya kepada 5 warga untuk menemukan tempat tersebut.
"Mau cari siapa ke sana?" tanya salah satu warga saat ditanya soal lokasi tempuran Randusongo. Ekspresinya sedikit berubah saat mendengar tempat itu.
"Kalau mau cari lokasi wisata ke sana mbak," ujarnya, sambil menunjuk lurus ke arah jalan pertigaan Puskesmas Turi.
Saat ditanya soal mitos soal tempuran itu wanita paruh baya tersebut hanya tersenyum dan menggeleng. "Wah saya nggak tahu mbak," katanya.
Ketika menanyai orang ke dua hingga ke tiga mereka ada yang menunjukkan jalan menuju ke daerah dekat makam, pula ada yang mengatakan lokasinya di bawah jembatan persis di samping puskesmas. Salah satu Pria, warga asal Turi, Randusongo, Donokerto, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa lokasi tersebut sering dijunjungi seseorang untuk mencari kekuatan sebelum menyelenggarakan pertunjukan jathilan.
ADVERTISEMENT
"Biasanya orang nyari untuk jathilan di sana (tempuran Randusongo)," pungkasnya.
Ia tak menjabarkan detail tentang lokasi yang dianggap warga sekitar mistis tersebut. Hingga akhirnya, seorang pria bernama Suryanto menceritakan tentang tempat yang dikenal mistis tersebut.
Suryanto, salah seorang warga, membenarkan kabar bahwa tempat tersebut memang acapkali digunakan untuk orang yang akan melakukan Jathilan.
Suryanto, salah seorang warga yang menceritakan soal Tempuran. Foto: Birgita
"Iya bener dulu sering saya nganterin kalau ada orang yang mau ke sana," pungkasnya.
Ia menuturkan bahwa tempat itu ramai dikunjungi setiap malam suro. Selain itu terkadang ada yang berkunjung saat Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon.
"Kalau rame kadang pas 1 suro. Ada yang meditasi, mandi di situ," ujarnya.
"Tapi sekarang saya sudah nggak tahu. Sudah lama nggak ke sana. Tapi dulu pas saya masih kecil ramai di sana untuk cari (kekuatan magis) buat jathilan," ujarnya.
ADVERTISEMENT