Konten Media Partner

Teror Binatang Buas Hantui Ternak di Gunungkidul

25 Agustus 2021 11:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ternak di Gunungkidul yang mati usai diserang binatang buas. Foto: erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ternak di Gunungkidul yang mati usai diserang binatang buas. Foto: erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Warga Kalurahan Purwodadi Kapanewon Tepus Gunungkidul kini tengah bingung bagaimana menghadapi teror binatang buas yang menyerang ternak dan tanaman pangan mereka. Belasan kambing mati diserang binatang misterius sementara tanaman pangan petani rusak dihajar kera ekor panjang.
ADVERTISEMENT
Jogoboyo Kalurahan Purwodadi, Suryanto mengakui pada puncak musim kemarau kali ini masyarakat Kelurahan Purwodadi tengah dihantui serangan binatang buas. Kontur wilayah Kelurahan Purwodadi yang berbukit-bukit menjadi tempat strategis persembunyian binatang buas.
Di masa sulit pangan akibat musim kemarau yang melanda kawasan Kapanewon Tepus saat ini, hewan-hewan buas tersebut akhirnya merangsek ke ladang milik warga. Padahal warga banyak membangun kandang ternak mereka di ladang yang letaknya jauh dari pemukiman.
"Kalau ternak itu diletakkan di ladang biar tidak repot membawa pakannya," ujar dia, Rabu (25/8/2021).
Karena minimnya pengawasan maka banyak binatang buas yang menyerang ternak sama mereka. Setidaknya ada 15 kambing yang mati mendadak dengan luka bekas gigitan.
Suryanto menyebut belasan kambing yang mati tersebut berada di dua kandang di wilayah padukuhan Mangun. Letak kandang pertama dengan kandang kedua hanya sekitar 200 meter.
ADVERTISEMENT
"Iya itu dalam semalam,"tambahnya.
Lurah Purwodadi, Sagiyanto mengakui serangan kali ini bukan yang pertama karena tiga pekan lalu ada 11 kambing yang mati diserang binatang misterius. Karena serangan binatang buas telah mengakibatkan belasan kambing mati, warga kemudian ramai-ramai mengandangkan karena mereka di dekat rumah masing-masing.
"Harapannya warga akan semakin mudah melakukan pengawasan sehingga tidak ada lagi kambing yang mati diserang oleh binatang misterius. Tapi itu sementara. Ciri-cirinya sama, ada bekas gigitan di leher dan perut," paparnya.
Sagiyanto menambahkan selain disibukkan dengan teror binatang buas yang mengakibatkan belasan kambing mati mendadak para petani juga kini tengah pusing menghadapi serangan kera ekor panjang. Karena tanya menyerang tanaman pangan mereka, kera kera tersebut juga sudah merangsek ke pemukiman.
ADVERTISEMENT
Warga atau petani sendiri tidak berani melakukan perburuan terhadap kera ekor panjang Karena binatang tersebut ternyata masuk dalam kategori dilindungi. Petani hanya berupaya keras agar binatang-binatang tersebut tidak masuk ke ladang ataupun pemukiman.
"Ada yang dengan cara ronda ataupun pasang jaring. Tapi karena jumlahhya banyak, kami kuwalahan," tambahnya.
Pemerintah kelurahan sendiri telah berupaya melakukan koordinasi kepada Balai konservasi sumber daya alam (BKSDA) untuk mendapatkan izin agar bisa mengurangi populasi kera ekor panjang tersebut. Namun surat yang mereka layangkan ke lembaga tersebut belum mendapat respona.