Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Tidak Sembarangan UMKM yang Bisa Berjualan di Bandara Kulonprogo
1 April 2019 16:45 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah DIY tengah melakukan kurasi terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang akan mendapatkan fasilitas berupa ruang pamer atau tempat berjualan di Bandara baru di Kulonprogo, New Yogyakarta International Airport (NYIA).
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah DIY, Srie Nurkyatsiwi mengungkapkan, di bandara baru nanti ada space untuk kalangan UMKM DIY. Selama sekitar 2 tahun ke depan, para UMKM ini akan diberi fasilitas gratis untuk membuka lapak mereka di ruang tunggu bandara baru tersebut.
Namun selanjutnya UMKM tersebut juga harus membayar biaya sewa seperti outlet-outlet yang lain. Sehingga selama 2 tahun tersebut UMKM yang membuka lapak mereka di dalam bandara baru nanti harus mengumpulkan uang untuk menyewa lahan tersebut.
"Jadi tidak selamanya gratis dan itu nanti akan digilir," paparnya, Senin (1/4/2019).
Siwi mengungkapkan, setidaknya ada lahan seluas 1.600 meter persegi yang disediakan oleh PT Angkasa Pura I untuk ruang pamer kalangan UMKM di Yogyakarta. Kendati demikian, untuk dapat membuka lapak di dalam bandara tersebut memang harus melalui seleksi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM yang menggandeng kurator independen.
ADVERTISEMENT
Sedianya, lanjut dia, ada sekitar 90 UMKM yang direkrut untuk bisa membuka lapak mereka di dalam bandara baru Kulonprogo ini. Namun demikian jumlah tersebut bisa saja berubah tergantung dari hasil kurasi yang dilakukan oleh tim kurator tersebut.
"Memang ada seleksi karena tidak sembarangan UMKM yang bisa masuk ke dalam bandara baru nanti," paparnya.
Banyak kriteria ataupun indikator yang digunakan oleh tim kurator. Salah satunya adalah kreativitas dari UMKM tersebut. Ia mencontohkan di Kulonprogo ada UMKM yang memiliki produk olahan berbagai jenis sambal yang dikemas dalam botol ataupun kaleng. Ia memandang hal tersebut kurang kreatif karena produk sejenis juga banyak.
"Harusnya bisa dikemas sacetan kayak coki-coki itu, sekali makan langsung habis. Seperti itu,"ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Gatot Saptadi mengatakan, memberi ruang bagi kalangan UMKM DIY di dalam bandara baru ini adalah sebuah terobosan baru. Upaya ini juga sekaligus merupakan bentuk konkrit kontribusi pemerintah mendorong UMKM di DIY untuk tumbuh lebih besar lagi.
"Saya kira dengan memberi ruang kepada UMKM akan mengangkat derajat mereka,"tambahnya. (erl/adn)