Konten Media Partner

Travel Agent Diajak Hadirkan Pengalaman Baru dalam Kemasan Paket Wisata ke Jogja

29 Mei 2023 14:44 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pj Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo saat mengikuti Rakernas Table Top dan FamTrip ASTINDO, Senin (29/5/2023). Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pj Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo saat mengikuti Rakernas Table Top dan FamTrip ASTINDO, Senin (29/5/2023). Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Kebutuhan masyarakat akan pariwisata terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan kebutuhan pariwisata itu seolah menjelma menjadi kebutuhan pokok. Guna meningkatkan industri pariwisata yang berkualitas, para pelaku wisata yang tergabung dalam Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) diajak untuk membuat terobosan baru dengan terus berinovasi.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang dapat dilakukan yaitu mengemas paket wisata dengan konsep menarik dimana mereka bisa menggabungkan berbagai potensi wisata untuk dijadikan pilihan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang berkunjung.
"Secara data, 91 persen menginginkan traveler ke buket list jadi teman-teman siap-siap nih yang menjadi andalan buket list nya di Indonesia ada apa saja? Siap-siap kedatangan tamu dari seluruh dunia," kata Ketua Umum ASTINDO, Pauline Suharno dalam sambutan di acara Rakernas Astindo 2023 di Yogyakarta, Senin (29/5/2023).
Pauline menjelaskan karakteristik wisatawan saat melakukan perjalanannya. Ia menyebut ada 82 persen traveler yang ingin menggunakan jasa travel agent.
Peluang ini tentu harus mampu dijawab oleh travel agent dengan menyediakan tour guide atau pemandu wisata yang mumpuni untuk menemani para wisatawan selama berada di Indonesia. Di sisi lain, ada pula wisatawan yang ingin pergi ke destinasi baru untuk merasakan pengalaman yang berbeda di jejak liburannya.
ADVERTISEMENT
"60 persen menginginkan pergi ke destinasi baru, melihat budaya baru dan merasakan pengalaman baru. Lalu 53 persen nya willing (bersedia) untuk spend budget agar bisa merasakan perjalanan yang menyenangkan di level premium dan tidak keberatan untuk membayar mahal supaya tinggal hotel-hotel yang bagus-bagus," jelasnya.
Pauline tak memungkiri bahwa masih menjadi PR dalam menggaet para wisatawan berkunjung ke Indonesia, sehingga dalam Rakernas nanti ia berharap bisa menghasilkan suatu gagasan serta ide dan inovatif untuk mempromosikan destinasi pariwisata yang ada di Indonesia.
Menurutnya, paket-paket wisata yang terkesan seadanya juga menjadi faktor kurang diminati nya destinasi wisata oleh calon wisatawan. Oleh karenanya prinsip utama yang harus diterapkan dalam membuat paket wisata adalah saving the time and money, karena itu harus bijak dengan menyesuaikan paket wisata sesuai dengan keinginan calon wisatawan.
ADVERTISEMENT
"99 persen willing (berwisata) internasional jadi memang ini masih PR kita semua bagaimana kita mempromosikan destinasi, (kalau ingin) pariwisata di Indonesia aja, dan menggaungkan bangga berwisata di Indonesia," paparnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Astindo DPD DIY, Erwin Santoso turut melihat potensi bandara yang dimiliki Yogyakarta seharusnya mampu dimanfaatkan untuk mendatangkan wisatawan secara mudah.
"Bagaimana meningkatkan kapasitas bandara YIA, kalau bisa penerbangan nya jangan sampai seperti sekarang ini. Kalau bisa 24 jam bandara itu beroperasi itu yang menjadi harapan kami sebagai travel agent. Lalu bisa ada penerbangan langsung dari luar negeri tidak hanya asia tetapi ada dari Eropa, Amerika ada flight ke Jogja. Itu akan membantu sekali karena Jogja sudah didukung dengan bandara," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara Pj Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo menjelaskan pariwisata berkualitas atau quality tourism telah menjadi tren wisata ke depan yang sekarang sedang berjalan.
Singgih menyebut dalam pariwisata berkualitas, jumlah kunjungan wisatawan tidak lagi menjadi prioritas, tetapi bagaimana pengalaman wisatawan terhadap daya tarik wisata bisa berkualitas.
Selain itu, ini juga tidak melulu pariwisata berkualitas akan mendapatkan pendapatan lebih sedikit karena sedikitnya jumlah kunjungan wisatawan, justru dengan adanya penerapan inilah Indonesia termasuk Yogyakarta bisa mendapat kesempatan untuk
meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata dengan produk-produk wisata yang berkualitas tinggi sehingga nantinya Indonesia secara tidak langsung dapat dikenal menjadi negara dengan produk wisata yang berkualitas tinggi di dunia internasional.
"Bagaimana kita bisa memberikan layanan terbaik sehingga wisatawan akan semakin nyaman. Kita tidak kemudian menarik wisatawan banyak tetapi mengesampingkan kualitas, maka yang harus kita dorong adalah wisata yang berkualitas," pungkasnya.
ADVERTISEMENT