Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
UAJY Ajak Warga Pahami Nilai Gizi dan Terapkan Pola Hidup Sehat
27 Januari 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menjadi salah satu yang konsern terhadap hal tersebut. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat agar berdampak baik terhadap kondisi fisik maupun mental.
UAJY pun menggelar Seminar Umum bertajuk 'Memahami Nilai Gizi, Memilih, dan Mempertahankan Perilaku Hidup Sehat demi Generasi yang lebih Unggul' sebagai bentuk kepedulian sekaligus memperingati Hari Gizi Nasional.
"Kita bersama-sama belajar dari para pakarnya ini supaya dalam hidup kita sehari-hari, pola hidup kita menjadi pola hidup yang sehat begitu ya, dengan makanan yang bergizi dan gizi tidak harus mahal," ujar Rektor UAJY, Dr. G. Sri Nurhartanto, , Sabtu (27/1/2024).
Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Panti Rapih, dr. Noviani, Sp.GK tak menepis bahwa saat ini banyak yang belum menerapkan pola hidup sehat karena berbagai faktor, mulai dari aktivitas yang padat, tidak terbiasa mengonsumsi makanan sehat, tidak pernah olahraga, dan melakukan kebiasaan buruk lain.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, kebiasaan tersebut bisa berdampak terhadap daya tahan tubuh dan memicu munculnya berbagai masalah kesehatan.
"Status kesehatan itu luas sekali yang dipengaruhi ya, mulai dari metabolisis yang penyakit non infeksi kanker itu juga dipengaruhi oleh usus. Bahkan kejiwaan juga dipengaruhi oleh usus ada infeksi dan bakteri, dia menurunkan autoimun jadi rangkumannya kayaknya hampir semua golongan penyakit itu dipengaruhi oleh usus kita," kata dr. Noviani.
dr. Noviani lebih menyoroti soal mikrobiota usus, yang terdiri dari banyak mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur, memainkan peran penting dalam berbagai aspek kesehatan tubuh. Selain bisa membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi, ini secara signifikan akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Perubahan ini dikatakan dr. Noviani dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kebiasaan makan, penggunaan obat-obatan, dan pilihan gaya hidup. Ketika keseimbangan mikrobiota usus terganggu, hal ini dapat menimbulkan keadaan disbiosis, di mana jumlah mikroorganisme penyebab penyakit melebihi jumlah mikroorganisme yang menguntungkan, sehingga harus diubah mulai dari saat ini.
ADVERTISEMENT
"Yang tidak bisa kita hindari adalah genetik tapi yang lain coba Bapak Ibu perhatikan ini hampir semuanya karena faktor di sekitar kita jadi mulai dari polusi obat-obatan dengan gampangnya kita minum suplemen tanpa mau berusaha untuk mengubah lifestyle. Kebersihan stres, nah stres ini pasti ya tapi bagaimana kita bisa memanage stres dengan baik. Ujung dari penyakit ada hal yang tidak baik di tubuh kita terus selama bertahun-tahun kita lakukan yang akhirnya endingnya bisa rusak tadi," jelasnya.
Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih, Hildagardis Meliyani Erista Nai, menyoroti faktor makanan yang dikonsumsi sedari dini utamanya pada anak muda. Menurut dia, mengatur pola makan seimbang sejak dini kepada anak dapat mencegah obesitas. Namun hal itu juga harus dibarengi dengan membiasakan aktivitas fisik.
ADVERTISEMENT
"Perilaku-perilaku tidak sehat ini berdampak pada situasi remaja saat ini di mana remaja menanggung tiga beban yaitu ada gizi lebih atau obesitas kemudian gizi kurang dan ada kekurangan gizi mikro atau anemia," ucap dia.
Hilda pun memaparkan jajanan makanan yang kerap digemari remaja yang membuat pola hidup sehat mereka jadi berantakan, antara lain pilihan snack yang paling banyak itu adalah biskuit kue atau roti mie atau bakso dan gorengan.
Menurut dia, hal ini tak sesuai dengan aturan pola hidup sehat sehingga harus diubah sesegera mungkin. Adapun kriteria makanan sehat dan bergizi yaitu makanan yang memiliki nilai gizi seimbang dan mengandung nilai gizi esensial tubuh seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak, kalsium, serat dan air.
ADVERTISEMENT
"Jadi buah segar itu bukan pilihan remaja Indonesia, pilihan remaja Indonesia justru lebih kepada biskuit, roti, mie, bakso. Sementara minumnya sudah lebih baik yaitu air putih paling tinggi persentasenya, lalu teh manis, susu, jus dan soda," tuturnya.
Sementara Dosen Teknologi UAJY, Brigitta Laksmi Paramita menambahkan banyak pangan lokal di Indonesia yang lebih sehat untuk dikonsumsi seperti Singkong, Jagung, Talas, Umbi-umbian, Sagu, dan lain sebagainya.
Menurut dia, beberapa jenis pangan lokal itu tidak hanya lezat, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa. Itu bisa dijadikan pilihan untuk mulai menerapkan pola hidup seperti ini bukan hanya bermanfaat untuk masa sekarang, tetapi juga sangat penting untuk kesehatan di masa depan. Ibaratnya, tubuh yang sehat merupakan salah satu investasi yang cukup berharga di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa kok mengangkat produk lokal itu menjadi sesuatu yang Fancy, bermanfaat," ucap Brigitta.
"Jadi semoga sharing kita terkait pangan lokal sebagai pemenuhan zat gizi untuk bapak ibu menganekaragaman makanan sehari-hari kita," pungkasnya