Konten Media Partner

Udara Dingin, Dinkes Gunungkidul Ingatkan Daya Tahan Tubuh di Tengah Pandemi

26 Juli 2020 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi corona. Foto: dok. Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi corona. Foto: dok. Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Musim pancaroba yang terjadi seperti sekarang ini mengakibatkan masyarakat rentan terkena penyakit. Terlebih udara dingin yang melanda kawasan DIY dapat mengakibatkan daya tahan tubuh menurun sehingga bisa dengan mudah terpapar penyakit. Biasanya penyakit radang tenggorokan, flu ataupun batuk banyak dijumpai.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati, meminta masyarakat untuk menjaga kesehatannya terutama di musim Pandemi COVID-19 seperti sekarang ini. Kendati penyebaran atau penularan COVID-19 tidak terpengaruh cuaca, namun ia tetap meminta kepada warga untuk tetap waspada.
Menurutnya, selama masyarakat tidak patuh protokol kesehatan maka kemungkinan besar bisa terpapar COVID-19. Dan daya tahan tubuh lebih berpengaruh untuk seseorang menjadi sakit atau tidak. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan upaya menjaga kondisi tubuh agar tetap fit harus diutamakan.
"Asal mematuhi protokol kesehatan yang diminta, kemungkinan tertular bisa diminamilisir," tuturnya, Minggu (26/7/2020).
Hari ini, Minggu (26/7/2020), tidak ada penambahan kasus posirif Covid19. Namun kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 kembali bertambah pada Sabtu (25/07/2020) lalu. Selain kasus baru, penambahan juga terjadi pada pasien sembuh dan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Sabtu kemarin ada 4 kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 kemarin. Kasus baru laki-laki (59) asal Gedangsari, perempuan (56) asal Karangmojo, laki-laki (47) asal Paliyan, dan perempuan (37) asal Panggang," kata Dewi pada wartawan.
Dewi menjelaskan kasus dari Paliyan dan Karangmojo merupakan tenaga kesehatan (nakes). Kasus asal Gedangsari riwayat perjalanan dari Jakarta, dan kasus dari Panggang kontak dengan pendatang dari Surabaya, Jawa Timur. Pada hari yang sama, terdapat tambahan kasus meninggal dunia.
Dewi mengatakan pasien ini adalah laki-laki (56) asal Gedangsari. Ia dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan status PDP.bPasien ini diketahui memiliki riwayat penyakit bawaan, dan dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil swab PCR.
"Beliau memiliki riwayat penyakit DM(Diabetes Melitus)," paparnya.
ADVERTISEMENT
Dewi juga melaporkan terdapat 2 pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 kemarin. Merujuk data Dinkes, pasien sembuh ini masing-masing berasal dari Karangmojo dan Nglipar. Penambahan pasien sembuh juga dilaporkan pada Minggu (26/07/2020) ini.
Hari ini dilaporkan tidak ada penambahan kasus baru positif COVID-19 dari Gunungkidul. Kasus sembuh hari ini adalah laki-laki (15) asal Playen dan perempuan (54) asal Wonosari. Sehingga secara keseluruhan, terdapat 94 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 secara kumulatif dari Gunungkidul.
"61 kasus dinyatakan sembuh, 31 kasus dalam perawatan, dan terdapat 2 kasus meninggal dunia," tambahnya.
Beberapa hari terakhid ini udara di DIY terasa sangat dingin. Bahkan di kaki bukit Nglanggeran Gunungkidul suhu udara terpantau dari gawai mencapai 20 derajat celsius. Udara sangat dingin begitu terasa di malam hari dan menjelang pagi.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas, memasuki musim kemarau, wajar jika suhu udara terasa dingin di malam hari dan terasa terik di siang hari. Dinginnya suhu itu disebabkan oleh angin timur yang sedang bertiup menuju wilayah DIY. Salah satu ciri dari angin yang dikenal dengan Monsul Australia ini bersifat kenng.
"Dingin itu karena pada saat musim kemarau, angin timuran sedang bertiup menuju wilayah Indonesia, tak terkecuali di wilayah DIY. Di mana angin timuran ini sifatnya kering dan tidak banyak membawa massa uap air,” katanya.