Konten Media Partner

Unik, Caleg PDIP DIY Ini Tak Punya Spanduk Kampanye

11 Maret 2019 17:33 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Danang Rudyatmoko, caleg incumbent di DPRD Kota Yogyakarta, saat diwawancarai, Minggu (10/3/2019). Foto: ken
zoom-in-whitePerbesar
Danang Rudyatmoko, caleg incumbent di DPRD Kota Yogyakarta, saat diwawancarai, Minggu (10/3/2019). Foto: ken
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika biasanya lazim para calon legislatif (Caleg) yang akan bertarung di Pemilu, dipastikan memiliki APK spanduk ataupun baliho yang diletakkan di tempat-tempat tertentu. Bahkan aturannya pun ada dan diperkenankan untuk memasang di tempat yang telah ditentukan.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimana jika calon wakil rakyat itu tidak memiliki spanduk ataupun baliho, walau hanya satu. Apakah akan diingat oleh rakyatnya saat hari pencoblosan tiba?
Dialah Danang Rudyatmoko, asal Daerah Pilihan (Dapil) Kota Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Umbulharjo dan Kotagede. Danang merupakan caleg incumbent di DPRD Kota Yogyakarta.
Nekatnya, Danang tidak memasang spanduk ataupun baliho seperti caleg pada umumnya bukan tanpa alasan. Ia menganggap, tidak memasang spanduk tersebut merupakan salah satu cara ia berkampanye untuk merebut hati rakyatnya.
"Kampanye dengan tidak memasang APK yang berwujud spanduk itu merupakan kampanye itu sendiri. Jadi kita sampaikan ke masyarakat tidak memasang itu adalah bentuk kampanye," ungkap Danang saat berbincang santai dengan kumparan.com/tugujogja, Minggu (10/3/2019).
ADVERTISEMENT
Danang menuturkan, pilihan tersebut berawal dari keprihatinan terkait maraknya sampah visual dimana-mana. Hingga, timbulnya kritik keras dari para aktivis lingkungan yang geram disebabkan sampah visual yang mengotori Yogyakarta, salah satunya sisa-sisa dari jenis spanduk dan baleho.
Ia membayangkan, spanduk, baleho dan papan reklame promosi pada umumnya yang telah dipasang dan bertebaran sejauh mata memandang, ditambah spanduk kampanye pemilu, membuat ia mengurunkan niat memasangnya.
Sehingga, ide dan sebuah terobosan baru yang perlu dikembangkannya yakni berkampanye untuk memenangi hati rakyat tanpa mengganggu pemandangan mata, dengan cara tidak memasang spanduk dan sejenisnya.
"Sampai dengan hari ini saya masih bertahan, walaupun teman-teman meminta memasangnya, tapi saya ganti saja dengan kalender yang bisa lebih bermanfaat," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta ini.
ADVERTISEMENT
Selain spanduk, Danang juga memiliki strategi dalam memasang APK jenis stiker dan sejenisnya. Dengan bermodalkan keyakinan, untuk menjaga agar sampah visual tidak semakin banyak, Danang memiliki cara tersendiri dalam memasangnya.
Disetiap sosialisasinya, Danang kerap kali meminta kepada warga yang didatanginya untuk tidak menempel sembarangan stiker informasi dirinya. Ia hanya memperbolehkan memasangnya didepan cermin didalam kamar warga itu sendiri.
"Kalau memasangnya didalam kamar, setiap hari orang akan liat kita, habis mandi, sedang pakai baju, mau tidur, mau bercermin, pasti orang lihat kita," paparnya.
Menurutnya, dengan cara memasang didepan rumah ataupun pagar, hanya sebagai penanda blocking area calon wakil rakyat. Selain itu, dengan memasang didepan rumah ataupun dipagar hanya akan mengotori rumah warga itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai kampanye ini berlawanan dari kampanye visual, kan mengganggu lingkungan," ungkapnya.
Diakhir, Danang berharap, agar pemilu tahun ini bisa lebih demokratis, tertata rapih, saling menjaga antara satu dengan yang lainnya, dan terus meminimalisir hoax dan masyarakat tentunya harus menjadi pemilih cerdas. (ken/adn)