Konten Media Partner

UNISA Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan Lewat Kampus Sehat

19 November 2020 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warsiti, Rektor Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), saat menandatangani pencanangan Kampus Sehat, Kamis (19/11/2020). Foto: Len/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Warsiti, Rektor Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), saat menandatangani pencanangan Kampus Sehat, Kamis (19/11/2020). Foto: Len/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Kampus merupakan wadah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi menjadi agent of change. Guna mewujudkannya, gerakan kampus sehat hadir untuk memberikan kenyamanan bagi mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 20 kampus di wilayah DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara berkomitmen menjadikan kampus sebagai institusi sehat yang memberikan dampak positif bagi lingkungannya. Salah satunya yaitu Universitas 'Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, yang akan menyediakan fasilitas mendukung dalam proses belajar mahasiswanya.
“UNISA sudah mencanangkan sebagai kampus yang berwawasan kesehatan, sehingga program ini akan sangat kami dukung. UNISA sendiri sejak awal sudah komitmen jadi kampus sehat, adanya launching ini akan menguatkan kami. Kami sudah menyiapkannya sejak Maret kemarin, bahkan jauh sebelum COVID-19, baik itu yang bersifat fasilitas fisik, lingkungan, dan aspek psikologis pun jadi perhatian kita,” ujar Warsiti, Rektor UNISA, pada Kamis (19/11/2020).
Dalam pelaksanaan gerakan kampus sehat, Warsiti berharap agenda tersebut tidak hanya berjalan di masa sekarang. Menurutnya, untuk mencetak mahasiswa sebagai agent of change, harus diawali dengan proses pembelajaran di kampus yang mendukung.
ADVERTISEMENT
Informasi selengkapnya klik di sini.
“Harapannya ini tidak hanya menjadi suatu agenda yang hanya sekarang, tetapi ini menjadi mimpi kita. Memang untuk menghasilkan lususan yang bisa menjadi agent of change dalam hal sehat dan sebagainya, saya kira harus diawali dengan sebuah proses pembelajaran di kampus yang mendukung,” ujar Warsiti.
Kirana Pritasari, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI mengatakan bahwa kampus sehat menjadi semangat perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan dalam mendukung pembangunan kesehatan. Tak hanya soal protokol kesehatan COVID-19, Kirana berharap kampus dengan segala ekosistem di sekitarnya tidak mencetak SDM bermutu rendah.
“Kita tak ingin mahasiswa yang sedang produktif 4-5 tahun, setelah lulus tak bisa optimal karena tidak sehat. Ini sangat penting karena mahasiswa di usia sedang semangat besar, harus ada lingkungan sehat yang mendukung. Mempersiapkan mereka jadi SDM yang sehat. Jangan malah mahasiswa keluar kampus justru punya sakit obesitas, bahkan berpenyakit tak menular,” ujar Kirana.
ADVERTISEMENT
Riskiyana Sukandhi Putra, Direktorat Promosi Kesehatan dan PM Kemenkes RI juga menjelaskan bahwa tidak ada syarat khusus yang diperlukan untuk ikut dalam gerakan kampus sehat. Selama perguruan tinggi tersebut siap dan bisa, maka dapat menjadikan perguruan tingginya menjadi bagian dari kampus sehat.
“Pemilihan kampus itu tidak ada syarat, 20 itu mana yang bisa dan siap. Walau hanya sedikit fakultas, sedikit prodi, itu tidak masalah. Tapi perilaku dan cara hidupnya sebagai pemilik pengetahuan itulah yang diharapkan multiplayer effect kepada masyarakat sekitarnya, khusunya Jogja," ujar Riskiyana. (Gabryella Triwati Sianturi)