UPNVY Ajak Warga Giriloyo Bantul Kembangkan Motif Batik Digital
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Melihat keistimewaan batik yang tak lekang oleh waktu, Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNVY) mengajak warga untuk mengembangkan motif-motif batik. Lewat pelatihan 'Inovasi Pengambangan Motif Batik berbasis Teknologi Digital', UPNVY mengajak warga Giriloyo, Bantul untuk berkreasi.
"Pelatihan ini dimaksudkan untuk mengembangkan ide motif batik dengan mengkombinasi motif yang sudah ada menjadi motif baru dengan menggunakan software Corel,” ungkap Agung Prabowo, Ketua Tim Pengabdian UPNVY.
Selama ini motif batik tulis di Giriloyo dikembangkan secara manual. Pengrajin harus berfikir cukup keras untuk mencari ide motif batik. Melalui pelatihan ini, selanjutnya diharapkan para pengrajin tidak lagi mengalami kesuitan dalam mengembangkan ide motif batik dan cukup mengompolasi motif yang ada menjadi motif baru.
“Melalui hibah LP3M, dosen dipersilakan untuk merancang kegiatan pengabdian. Kali ini kami ingin melatih pengrajin batik di sini dengan memperkenalkan teknologi komputer untuk mengoptimalkan kerajinan batik” ujar Agung.
ADVERTISEMENT
Peserta pelatihan ini adalah remaja di sentra Batik Giriloyo. Hal ini dikarenakan software yang dipakai untuk pelatihan berbasis teknologi. Sehingga, kaum muda lebih familiar.
“Selain itu kami juga bermaksud untuk melibatkan remaja dalam rangka pewarisan budaya batik” tambah Oliver, pendamping Tim Pengabdian UPNVY
Sementara itu Nur Ahmadi, ketua Paguyuban Batik Giiriloyo di tempat yang sama menyambut gembira kegiatan ini.
“Sudah ke sekian kali kami bekerjasama dengan UPN “Veteran” Yogyakarta mengembangkan berbagai inovasi di lingkungan pengrajin Giriloyo. Kegiatan ini membuka wawasan kami dalam penggunaan teknologi digital dalam megembangkan motif batik” ungkap Nur Ahmadi yang mendampingi pelatihan.
Sebagai informasi, Giriloyo merupakan sentra batik tertua di Yogyakarta. Kampung batik ini terbentuk sejak dibangunnya makam raja Giriloyo. Awalnya untuk mengisi waktu luang, para abdi dalem yang bertugas menjaga makam menghabiskan waktu luangnya untuk membatik. Karya pengrajin ini memperoleh perhatian ketika pada suatu saat Kraton Yogyakarta meminta pengrajin untuk memnuhi kebutuhan kraton yang mulai meningkat.
ADVERTISEMENT