Konten Media Partner

UPNVY Dukung Target Produksi Minyak 1 Juta BOPD pada 2030

10 November 2022 10:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UPNVY bersama Pertamina usai menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk dukung target produksi minyak 1 juta BOPD. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
UPNVY bersama Pertamina usai menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk dukung target produksi minyak 1 juta BOPD. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan Indonesia mampu memproduksi 1 juta BOPD minyak di tahun 2030 nanti. Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan hal itu.
ADVERTISEMENT
Universitas Pembamgynan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNVY) turut ambil bagian untuk mendukung hal tersebut. Salah satunya dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Pertamina.
"UPNVYK punya posisi strategis karena Migas jadi salah satu ikon di perguruan tinggi kami. Kami ada potensi dalam mengembangkan Migas nasional," kata Rektor UPNVY, Mohamad Irhas Effendi, dalam keterangan, Kamis (10/11/2022).
Irhas menjelaskan saat ini produksi minyak masih sekitar 650-an ribu BOPD. Alumni UPNVY pun didorong ambil bagian dalam wujudkan hal itu.
"Gap 350 ribu bopd ini harus dicari jalan keluarnya sehingga target 1 juta bopd bisa tercapai. Kami perguruan tinggi yang dikenal punya potensi dalam pengembangan Migas nasional akan berupaya memberikan kontribusi di sektor ini," paparnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dengan mengaktifkan kembali sumur idle yang diharapkan bisa mendongkrak pendapatan nasional dan daerah.
Pendapatan masyarakat sekitar juga bisa terdongkrak. Oleh karena itu dia berharap bisa dirumuskan model bisnis yang sesuai untuk sumur idle, sehingga investor bisa mendapatkan keekonomian yang layak.
"Pengamatan kami sumur-sumur tua ini dikelola oleh penambang liar, di mana teknologi yang digunakan belum baik. Sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan dan produksinya tidak besar," paparnya.
President  Direktur Pertamina EP Wisnu Hindadari berharap, melalui FGD ini mampu menghasilkan kontribusi dalam mendongkrak produksi minyak nasional. Di mana pemerintah punya target produksi minyak  1 juta barel oil per day (bopd) dan Produksi gas 12 miliar kaki kubik per hari (BFCD) pada 2030.
ADVERTISEMENT
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengharapkan baik sumur muda dan sumur tua tetap bisa memberikan kontribusi pada produksi nasional. Julius menjelaskan meski secara persentase kebutuhan energi fosil seperti Migas makin kecil, tapi secara volume bertambah. Persentase ini menurun karena pemerintah juga fokus menggenjot pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk bauran energi nasional.
Rektor UPNVY, Mohamad Irhas Effendi (kiri) dan Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno (kanan) saat FGD dukung target produksi minyak 1 juta BOPD. Foto: istimewa
"Saat ini lapangan-lapangan migas kita mengalami decline (penurunan). Eksplorasi terus kami dorong untuk menemukan cadangan minyak. Energi kebutuhan fosil meningkat, tapi secara persentase turun, sementara EBT bakal naik. Bahkan di 2025 bisa mencapa 23 persen [EBT]," jelasnya.
Julius mengharapkan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), khususnya PT Pertamina EP lebih masif lagi melakukan reaktivasi sumur idle.
ADVERTISEMENT
"Evaluasi bisnis model dilakukan, sehingga ada nilai ekonomisnya," ujarnya.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Noor Arifin Muhammad, menyampaikan beberapa upaya telah dilakukan pemerintah dalam mendorong produksi untuk mencapai target di 2030.
Selama tahun 2022 upaya-upaya yang telah dilakukan diantaranya pelaksanaan program Work Over-Well Services (WO-WS) dan Drilling sesuai target. Akselerasi program penambahan produksi atau filling the gap.
"Kemudian optimasi kegiatan-kegiatan planned shutdown, meminimalisir terjadinya kejadian-kejadian unplanned shutdown, optimasi dan reaktivasi sumur dan lapangan idle, serta upaya-upaya lainnya," kata Noor.
Reaktivasi sumur idle telah disampaikan di dalam Work Program & Budget (WP&B), akan dilakukan pada 1.000 sumur-sumur idle. Sementara reaktivasi sumur idle non WP&B sebagai filling the gap target produksi.
ADVERTISEMENT
"Terdapat 14.260 idle wells. Mekanisme yang dapat diterapkan dalam kerjasama reaktivasi sumur idle antara lain, no cure no pay, no cure less pay, performance based, risk & rewards, dan lainnya," jelasnya
Dosen, peneliti, dan pengelola sumur tua di UPNVY, Sayoga Heru Prayitno, menyampaikan bahwa potensi sumur tua peninggalan Belanda di Indonesia cukup besar. Diketahui ada sekitar 13 ribu sumur tua di Indonesia.
"Sekitar 35% atau 4500 sumur yang memungkinkan untuk diaktifkan dan diproduksi kembali, dengan rata produksi 10 bopd maka akan mendapatkan tambahan produksi sebesar 45.000 bopd," ujarnya.
Ia menambahkan untuk mengoptimalkan produksi sumur-sumur idle perlu dikembangkan model bisnis atau model kerjasama yang sudah ada yaitu Kerjasama KSO dan Kerjasama pengelolaan sumur tua oleh KUD/BUM.
ADVERTISEMENT