Vape Haram, Ahli Paru-paru Harap Ada Solusi Sebelum Berhenti Merokok

Konten Media Partner
2 Februari 2020 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahli Paru-paru,  Arifandi Sanjaya. Foto: Erfanto
zoom-in-whitePerbesar
Ahli Paru-paru, Arifandi Sanjaya. Foto: Erfanto
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah telah mengeluarkan fatwa haram terhadap penggunaan rokok elektrik (vape). Ahli kesehatanpun menyarankan harus ada solusi untuk para pengguna vape yang tidak lain adalah penikmat rokok.
ADVERTISEMENT
Ahli Paru-paru,  Arifandi Sanjaya mengatakan vape ini sebenarnya merupakan alat dari peralihan dari perokok untuk sampai ke hidup tanpa nikotin sama sekali. 
Oleh karena itu, sebagai ahli kesehatan, ia menyarankan untuk menggunakan vape alih-alih rokok. Sementara untuk masyarakat yang mungkin dulunya tidak merokok, dirinya tidak menyarankan untuk menggunakan vape.
"Alasannya ya karena memang tetap akan ada perubahan dengan orang yang menggunakan vape namun tidak merokok,"ujarny, Minggu (2/2/2020).
Perubahan tersebut, lanjutnya, yaitu adanya benda asing yang masuk seperti ada beberapa gas yang masuk dibandingkan dengan gas yang biasa dihirup di udara ini. Sehingga ia tetap tidak menyarankan orang yang sebelumnya tidak merokok lantas menghirup vape.
Kendati demikian, ia berharap agar masyarakat dapat melihat dari sisi lain di mana ada perubahan yang baik saat mereka beralih dari rokok ke vape. Karena hasilnya akan lebih baik di mana gas buang emisinya jauh lebih bagus dibanding rokok.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada TAR ataupun carbomonoksida di mana karbonmonosikda inilah yang menyebabkan sesak nafas," terangnya.
Biasanya, tambahnya, juga ada TAR di mana sering mengakibatkan bercak di dalam paru-paru, hal ini yang coba dihindari dengan penggunaan vape. Namun ia mengakui jika di dalam vape masih ada nikotin dengan jumlahnya yang bervariatif 
"Hal ini akan memudahkan pengguna untuk tidak adikfif. Tetapi ada rasanya kecanduannya, tidak sekuat rokok. Seperti itu," tambahnya.
Karena kadar nikotinnya variatif maka pengguna vape bisa perlahan menurunkan kadarnya sehingga nanti bisa berhenti menggunakan vape dan akhirnya bisa hidup tanpa nikotin yang sebenarnya juga mengganggu karena tetap saja ada kecanduan
Dari 100 orang pengguna vape yang pernah ia rontgen paru-paru, 95% hasilnya memang baik. Namun hal tersebut menunjukkan beberapa kemungkinan di antaranya karena tidak merokok lama.
ADVERTISEMENT
"Hanya saja, yang saya tekankan dalam hasil foto rontgenyang bersih tersebut sebenarnya untuk membantah isu-isu yang berasal dari Amerika Serikat," ujarnya.
Di mana ada isu dalam 3-6 bulan ada bercak di paru-paru, yang membuat paru-paru kolaps. Dalam rongtsen tersebut, ia ingin menunjukkan mestipun sudah menggunakan vape namun hasil foto rontgennyacukup baik.
"Ke depan perlu ada penilitian lebih lanjut apakah vape ini bisa digunakan lebih lama atau tidak," ujarnya.
Sebagai seorang dokter, sebenarnya ia tetap menyarankan untuk berhenti mengkonsumsi rokok dan juga vape. Namun sebagai tahapannya memang menggunakan vape untuk menggantinkan rokok sebelum akhirnya berhenti secara keseluruhan.