Konten Media Partner

Viral Awan Mirip Semar Terlihat di Langit Merapi, 12 November Pagi

12 November 2020 11:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Awan mirip Semar terlihat di lagit sekitar Gunung Merapi pada Kamis, 12 November 2020. Foto: Twitter/@ketoprak_telur
zoom-in-whitePerbesar
Awan mirip Semar terlihat di lagit sekitar Gunung Merapi pada Kamis, 12 November 2020. Foto: Twitter/@ketoprak_telur
ADVERTISEMENT
Sebuah unggahan di media sosial mendadak viral dan menghebohkan warganet. Pasalnya, viral awan mirip Semar di langit Merapi pada Kamis, 12 November 2020.
ADVERTISEMENT
Adalah akun Twitter @merapi_uncover yang mengunggah foto awan mirip Semar tersebut.
"Awan pagi tadi, malah ada yang mirip Semar," tulis akun tersebut seperti dilihat Tim Tugu Jogja pada Kamis (12/11/2020) pagi.
Rupanya seorang warga lainnya juga turut mengabadikan awan mirip Semar itu. Ia menuturkan awan tersebut muncul pada pagi hari.
"(Teramati) di Jalan Blabak-Ketep KM 7 Ngaglik bawah, Sawangan, Magelang," ujar seorang warganet yang enggan disebutkan namanya.
Peristiwa awan mirip Semar itu dilihatnya sekitar pukul 04:55 WIB. Dirinya juga berpendapat bahwa ada sedikit kemiripan awan dengan tokoh wayang Semar.
"Sebagai orang Jawa mas, ilmu cocoklogi ya mirip Kiai Semar," ujarnya.
Dirinya berharap kemunculan awan ini hanya hal biasa dan bukan pertanda akan datangnya sesuatu.
ADVERTISEMENT
"Semoga awan biasa mas," harapnya.
Di samping pendapat awan mirip Semar, ada pula yang mengatakan awan itu justru mirip Presiden Donald Trump, hingga karakter kartun Barnacle Boy di film kartun Spongebob.
Sementara itu, Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa mengatakan hal itu sebagai fenomena alam biasa.
"Masyarakat umum menyebut awan ini sebagai awan topi, awan tudung atau juga awan kanopi karena seolah menjadi penutup yang menyelubungi puncak gunung," ujar Sigit.
Awan Lenticularis mulai terbentuk saat arus angin yang mengalir sejajar permukaan bumi mendapat hambatan dari objek tertentu seperti pegunungan. Akibat hambatan tersebut, arus udara tersebut bergerak naik secara vertikal menuju puncak awan.
ADVERTISEMENT
"(Fenomena ini) Biasa terjadi saat angin kencang bertiup melintasi puncak gunung," pungkasnya.