Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Wahyana Ceritakan Rasanya Pimpin Final Olimpiade Tokyo 2020 di Tengah Pandemi
4 Agustus 2021 11:08 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Cukup banyak pertandingan yang saya pimpin. Karena di sini kompetisi mulai tanggal 24 Juli sampai 2 Agustus. Sehari rata-rata 3-4 pertandingan," jelasnya.
Wahyana menuturkan perbedaan yang paling terasa saat memimpin sejumlah pertandingan di tengah pandemi adalah kehadiran penonton. Pasalnya pandemi COVID-19 yang masih berlangsung membuat penonton bulu tangkis tidak bisa hadir secara langsung di stadion.
Menurutnya kondisi cukup memberi efek dalam sebuah pertandingan. Kondisi stadion yang sepi membuat wasit lebih fokus pada pertandingan yang sedang dimainkan. Berbeda dengan pertandingan pada event-event besar sebelum pandemi, yang selalu dijubeli penonton.
"Beda kalau misal penontonnya penuh, riuh, dan lain sebagainya. Kadang kita call atau mengucapkan skor dan sebagainya itu tidak terdengar," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Wahyana mengatakan jalan menuju Olimpiade itu bukan hal yang mudah. Diperlukan sertifikat dan lisensi untuk memimpin partai final cabang bulu tangkis di kelas internasional khususnya olimpiade.
Wahyana menjelaskan pemilihan wasit di setiap laga bulu tangkis harus netral. Artinya jika pada pertandingan tersebut ada wakil Indonesia yang bertanding, maka orang Indonesia tidak diperbolehkan untuk menjadi wasitnya begitu juga dengan negara lain.
"Untuk event sebesar olimpiade itu kan merupakan event tertinggi dan terbesar di dunia ya. Jadi wasit yang boleh memimpin di cabang bulu tangkis itu yang mempunyai lisensi BWF certificated," ujarnya.
Menjadi wasit memang harus netral sehingga ketika ada atket Indonesia yang bertanding maka wasit dari Indonesia jelas tidak boleh wasit. Terkecuali, lanjut Wahyana, pertandingan yang berlangsung itu antara Indonesia melawan Indonesia. Kondisi itu memungkinkan wasit Indonesia bisa ikut memimpin laga.
ADVERTISEMENT
Wahyana tidak memungkiri bahwa kendala komunikasi kadang masih ditemui. Pasalnya tidak semua pemain bulu tangkis di dunia dapat memahami bahasa Inggris. Ia mengakui tidak semua pemain bisa bahasa Inggris. Namun, pemain dan wasit tetap bisa berkomunikasi dengan gestur tubuh.
"Jadi gerakan tubuh, memakai tangan, memberikan sinyal yang di mau seperti ini," tuturnya.
Meski sibuk memimpin pertandingan namun lelaki ini tidak lupa tugasnya menjadi guru. Pria yang juga saat ini masih mengajar mata pelajaran olahraga di SMP Negeri 4 Patuk Gunungkidul ini sudah mempunyai siasat tersendiri.
Olimpiade Pertama yang Dipimpin Wahyana
Berlaga di ajang sekelas olimpiade merupakan impian setiap atlet yang ada di seluruh penjuru dunia. Namun tidak hanya atlet saja yang mengidamkan untuk bisa berlaga di ajang tertinggi di bidang olahraga tersebut.
ADVERTISEMENT
Wasit yang menjadi bagian penting dalam pertandingan pun juga memiliki impian serupa. Tidak terkecuali Wahyana yang sudah memiliki sederet prestasi di bidang perwasitan bulu tangkis.
Wahyana harus melalui berbagai pertandingan dan ujian hingga akhirnya surat dari Badminton World Federation (BWF) datang pada tanggal 18 November 2020 yang menginformasikan bahwa ia ditunjuk menjadi salah satu umpire atau wasit di Olimpiade Tokyo 2020.
Disampaikan Wahyana, ia adalah satu-satunya wasit asal Indonesia yang bertugas di Olimpiade Tokyo 2020. Lebih spesialnya lagi, Olimpiade Tokyo 2020 kali ini menjadi debut perwasitan Wahyana di gelaran olimpiade.
"Ini Olympic yang pertama mas," ucapnya.
Sejumlah lisensi dan sertifikat di bidang wasit bulu tangkis itu juga tidak gampang didapatkan. Wahyana menyebut perlu menjalani rangkaian ujian wasit dari kelas terendah hingga tertinggi.
ADVERTISEMENT
"Saya mendapatkan sertifikat juga tidak mudah. Sejak di tingkat kabupaten harus ujian, provinsi, nasional, tingkat asia juga ujian. Kemudian tingkat tertinggi dunia. Nah dari lisensi dan pengalaman yang sudah saya miliki karena sudah cukup lama juga saya menjadi wasit internasional terhitung mulai 2006, maka boleh dikatakan saya merupakan salah satu wasit senior di dunia," tuturnya.
Ditanya mengenai laga yang paling berkesan, Wahyana menyebutkan pertandingan antara Lee Chong Wei melawan Lin Dan menjadi salah satu yang tak terlupakan. Pasalnya kedua pemain di sektor tunggal putra tersebut merupakan pemain hebat di eranya. Sehingga dari segi wasit pun harus memiliki konsentrasi yang luar biasa.
"Kalau untuk perorangan yang sangat berkesan adalah saat mewasiti Lee Chong Wei lawan Lin Dan itu betul-betul sama-sama mempunyai kualitas yang luar biasa. Jadi di situ membutuhkan konsentrasi yang luar biasa juga," tuturnya.
ADVERTISEMENT