Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten Media Partner
Wanita Asal Sleman, Yogyakarta, Ciptakan Masker Transparan untuk Tuna Rungu
17 April 2020 16:37 WIB
ADVERTISEMENT
Anjuran penggunaan masker oleh pemerintah untuk mencegah penularan COVID-19 melalui percikan air liur atau droplet sudah dijalankan. Namun sayangnya penggunaan masker yang menutup wajah terutama mulut memberikan kesulitan tersendiri bagi tuna rungu yang berkomunikasi lewat membaca bibir atau ekspresi.
ADVERTISEMENT
"Awalnya saya sering miskomunikasi sama paramedis. Kan paramedis sering pake masker standar. Jadinya sulit bagi saya untuk bisa membaca bibir paramedis," ungkap Dwi Rahayu Februarti, saat dihubungi, Jumat (17/4/2020).
Wanita berumur 41 tahun asal Dusun Gemawang RT 03 RW 044, Desa Sinduadi, Mlati, Sleman itu sudah sejak lama mengeluhkan kendala tersebut. Ia lantas terinspirasi untuk memberikan solusi bagi yang bisa membantu teman tuna rungu.
"Begitu ada status FB Bahrul Fuad, timbullah ide saya untuk membuat masker transparan," ujarnya.
Berbekal dari kemampuan menjahitnya dan juga bahan yang ada, seperti kain yang sudah dipotong, plastik mika, tali karet dan benang, wanita yang akrab disapa Dwi itu menciptakan masker transparan. Mulanya masker buatannya hanya memotong bagian tengah masker lalu dipasangi mika begitu saja sesuai bentuk maskernya.
ADVERTISEMENT
"Awalnya saya buat perubahan masker standar dengan memotong kain ditengahnya dan dipasang plastik mika. Ternyata kurang nyaman bagi kami karena plastiknya langsung lengket ke bibir dan kalo ada embusan nafas bisa-bisa ada embunnya," ungkap wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Gerakan Kesejahteraan Tuna Tungu Indonesia (Gerkatin).
Akhirnya ia pun membentuk maskernya dengan sedikit ruang ke di depan supaya lebih nyaman dikenakan. Bentuknya disesuaikan dengan posisi mulut, hidung dan dagu.
"Jadi dicoba dibuatkan model baru yaitu masker dengan moncong sedikit ke depan. Ternyata nyaman dan enak dipakainya," katanya.
Untuk penggunaannya, Dwi mengatakan masker tersebut bisa digunakan seperti masker biasanya. Sama seperti masker kain, masker transparan ini juga bisa dicuci.
ADVERTISEMENT
"Sudah dicoba berkali-kali (cuci). Itu nggak masalah tapi nggak tahu berapa lama tahannya itu," ungkapnya.
Hingga saat ini produksi maskernya baru sebatas melalui pemesanan. Hingga saat ini dengan dibantu oleh suaminya, Dwi bisa membuat 30 masker.
"Pemesanan sudah ada yang dari luar Jogja. Untuk produksi, yang jahit saya lainnya dibantu oleh suami," ujarnya.
Melalui hal ini Dwi berharap agar pemerintah juga memberikan perhatian dalam hal pendanaan untuk produksi masker transparan. Harapannya dengan masker tersebut, tidak ada lagi kendala komunikasi teman tuna rungu karena terhalang masker.
"Saya berharap supaya pemerintah bisa memberikan perhatian lebih dalam bentuk kerjasama dan bantuan dana agar kami bisa memberdayakan teman-teman tunarungu untuk membuat masker atau lainnya sehingga kami bisa mandiri," kata Dwi.
ADVERTISEMENT
"Pembuatan itu sebetulnya bisa untuk 'yang dengar' dapat berkomunikasi dengan teman-teman tunarungu nantinya terutama dari paramedis," pungkasnya.