Warga Jogja Diajak Pahami Pentingnya Atur Jarak Kehamilan

Konten Media Partner
8 Juni 2023 13:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan program KB (Keluarga Berencana) di sebuah rumah sakit di Yogyakarta. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Layanan program KB (Keluarga Berencana) di sebuah rumah sakit di Yogyakarta. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) masih terus digencarkan oleh Pemerintah salah satunya melalui metode kontrasepsi jangka panjang atau KB MKJP yang masih diandalkan untuk mengendalikan jumlah penduduk sekaligus mencegah stunting.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad mengatakan guna mewujudkan generasi sehat dan bebas stunting, masyarakat harus memahami pentingnya mengatur jarak kehamilan dan merencanakan pembangunan keluarga yang sehat.
Oleh karenanya, pelayanan KB secara massal terus diintensifkan melalui event-event yang ada, salah satunya lewat Bakti Sosial Pelayanan KB MKJP IUD-Implan dan MOW-MOP yang diselenggarakan di Rumah Sakit Bethesda.
"Program keluarga berencana ini bagaimana mewujudkan dam mengupayakan penduduk kota Yogyakarta ini berimbang dan SDM penduduknya berkualitas," kata Kepala DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Edy Muhammad, Rabu (7/6/2023).
Ia menjelaskan pasangan usia subur di kota Jogja itu tercatat ada sebanyak 36 ribu dari 89.092 KK. Sementara yang sudah menerapkan program KB baru sekitar 59 persen dengan arti kebutuhan KB yang belum terpenuhi masih cukup banyak dan menjadi PR bagi pemerintah untuk meningkatkan peserta KB aktif di wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tak hanya dari sisi KB saja, Edy juga menilai penting untuk merencanakan pernikahan di usia yang cukup. Pasalnya, menikah di usia yang matang memiliki modal pemikiran yang dewasa sehingga dalam berumahtangga nantinya mampu merencanakan kehidupan yang berkualitas.
"Keluarga berencana juga berarti bagaimana mengupayakan pernikahan itu sesuai dengan usia yang ideal, tidak usia pada yang masih kategori anak dan merencanakan bahkan perencanaan ini menjadi bagian dari mengatur jarak anak satu dengan anak yang lain dan di situ penggunaan alat kontrasepsi menjadi dibutuhkan," ungkapnya.
Sejalan dengan hal itu, Direktur RS. Bethesda Yogyakarta, Purwoadi Sujatno mengatakan penting bagi para orangtua untuk mengetahui berapa lama jarak kehamilan yang baik menurut pertimbangan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, dengan mengatur jarak kehamilan maka akan mencegah stunting, mengoptimalkan tumbuh kembang anak, serta memberikan kesempatan pemulihan untuk fisik dan mental ibu dari persalinan sebelumnya.
"Idealnya jarak antara anak satu dengan anak dua tahun itu jangan satu tahun. Paling tidak dua tahun minimal ya. (Karena ada) dampak negatif misalnya jarak itu terlalu dekat maka metode persalinan itu bermacam-macam juga. Ada yang normal, ada yang operasi dan lain seterusnya. Itu kan pasti akan mempengaruhi pada ibu. Kemudian dampak pisikolog bagi anak karena terlalu kecil untuk dipahamkan," katanya.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, turut mengajak masyarakat Kota Yogyakarta untuk menciptakan keluarga yang berkualitas lewat berbagai program KB tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya ada tiga layanan dari KB yang bisa dicoba oleh masyarakat di antaranya metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) Ayodi/IUD, suntik KB, KB implan.
"Pembangunan keluarga sebagai prasyarat dasar, merupakan modal sosial yang penting untuk mewujudkan iklim kondusif bagi kepentingan pembangunan sektor-sektor yang lainnya. Jadi apa yang kita lakukan hari ini adalah sungguh nyata sebagai upaya untuk menegakkan pondasi berbagai program dasar masyarakat untuk pembangunan keluarga yang berkualitas," pungkasnya.