Konten Media Partner

Warga Jogja Sukses Pasarkan Produk Limbah Kayu ke Berbagai Wilayah di Indonesia

9 Desember 2020 7:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu produk olahan limbah kayu milik warga Jogja. Foto: dok JNE
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu produk olahan limbah kayu milik warga Jogja. Foto: dok JNE
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang berpengaruh dalam kesuksesan dalam bisnis sebuah produk tentu dipengaruhi oleh bagaimana pemasaran serta memperlakukan pelanggannya. Seorang warga Jogja, Yaniar Fernanda, kini sukses dalam memasarkan bisnisnya berkat adanya salah satu jasa pengiriman produknya.
ADVERTISEMENT
Ceritanya bermula di tahun 2017, Yaniar atau yang kerap disapa Nia berbekal semangat dan keinginan berwirausaha, memilih kerajinan kayu sebagai bisnis rintisan. Melihat limbah kayu berupa potongan-potongan yang banyak dihasilkan oleh para pengrajin, ide Nia muncul untuk membuat lampu kayu. Bukan lampu kayu biasa namun lampu kayu custom ini dapat dipesan sesuai dengan keinginan atau desain dari pembelinya.
Seiring dengan permintaan pasar dan pelanggan Dekayu yang semakin kompleks, Nia kemudian mengembangkan produk kayu menjadi produk inovasi yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Ia kemudian mulai menggerakkan perajinnya yang berada di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta untuk memproduksi piring, gelas, sendok, garpu maupun perabotan rumah dari kayu. Gayung bersambut, produk baru Dekayu direspon positif oleh komunitas fotografi. Mereka memanfaatkan produk-produk tersebut sebagai properti foto.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu bisnis rintisannya mengalami peningkatan pesanan yang signifikan. Bahkan saat pandemi seperti ini jumlah pengiriman paket per hari dari Dekayu stabil antara 80-100 paket. Timnya mulai disibukkan dengan pengemasan dan pengiriman ke ekspedisi.
Informasi selengkapnya klik di sini
Beruntung di masa seperti ini, jasa pelayanan logistik sudah semakin pesat. Nia mengaku terbantu dengan dengan adanya fasilitas penjemputan paket dari JNE. Energi yang tadinya digunakan untuk bolak-balik mengantar paket ke perusahaan ekspedisi kini bisa dipangkas untuk melakukan pekerjaan lainnya. Jika pesanan meningkat tajam seperti saat lebaran Nia bisa memesan penjemputan lebih dari sekali dalam satu hari. Setelah bergabung sebagai member JLC Nia juga merasa diuntungkan dengan adanya poin setiap melakukan transaksi di JNE.
ADVERTISEMENT
“Kadang kita ga sempat cek jumlahnya tahu-tahu dapat gift balik dari poin yang ditukarkan dengan hadiah pilihan” kata Nia.
Salah satu produk olahan limbah kayu milik warga Jogja. Foto: dok JNE
Bagi Nia kebutuhan pengiriman tak sekedar barang sampai ke alamat namun juga bagaimana agar paket produk miliknya sampai di tangan pelanggannya dalam keadaan aman dan tetap cantik. Itulah yang mendasarinya memilih JNE sebagai ekspedisi karena selain tepat waktu, JNE juga dapat menjaga keamanan produk-produk yang rata-rata berbentuk bingkisan. Selain itu layanan chat customer care JNE Yogyakarta juga memudahkannya dalam pengecekan status paket.
Kini usahanya semakin berkembang seiring dengan didirikannya warehouse untuk pengecekan barang yang tak jauh dari toko offline. Dekayu menerapkan quality control untuk setiap produk yang dipesan sebelum kemudian dikemas dan dikirimkan ke pembeli. Nia juga bercerita bahwa offline store itu mulai buka pada tahun lalu, yaitu tahun 2019.
ADVERTISEMENT
“Awalnya kita hanya melayani pembelian secara online, namun karena banyak pelanggan yang ingin memastikan produknya sesuai dengan pesanan dengan datang langsung akhirnya kami membuka toko tak jauh dari warehouse ini agar pelanggan merasa nyaman berbelanja” ujar Ibu dua anak ini.
Kepala JNE Cabang Yogyakarta, Adi Subagyo mengatakan meskipun tak menduga adanya pandemi JNE telah siap merintis jalur darat sebagai alternative moda transportasi selain jalur udara. Sehingga ketika seluruh bandara sempat tutup di masa awal pandemi, pengiriman barang para pelanggan setia tetap selamat sampai tujuan dengan tepat waktu.