Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Warga Ngluweng Gunungkidul Tagih Janji Nobar Film KKN di Desa Penari
21 Mei 2022 17:23 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Film KKN Di Desa Penari kini telah menembus rekor penjualan tiket terbaru karena mampu terjual 7 juta lebih. Euforia masyarakat Indonesia, Malaysia dan Singapura akan film ini ternyata menjadi berkah tersendiri bagi insan perfilman Indonesia setelah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Rasa penasaran ingin melihat film tersebut di gedung-gedung bioskop nampaknya menjadi pemandangan baru di masa pandemi COVID-19. Euforia ini juga ingin dirasakan oleh masyarakat padukuhan Ngluweng, Kelurahan Ngleri, kapanewon Playen, Gunungkidul.
Dusun Ngluweng adalah lokasi pembuatan film KKN Di Desa Penari ini. Oleh karenanya, masyarakat Dusun Ngluweng sebenarnya sangat ingin menonton film ini di bioskop. Mereka penasaran ingin menyaksikan bagaimana jadinya kampung mereka tersaji dalam sebuah bingkai layar lebar.
Seperti yang diungkapkan oleh Marsono, pemilik salah satu rumah yang dijadikan lokasi pembuatan film KKN Di Desa Penari ini. Ia bersama dengan istrinya sangat ingin menyaksikan film yang syutingnya di rumah mereka ini.
"Beberapa hari yang lalu saya dan istri itu 'Ngelengke' (menyempatkan diri) pergi ke bioskop. Eh di sana tiketnya habis," ujar dia, Sabtu (21/5/2022).
Rasa penasaran dirinya akan film tersebut semakin menguatkan niatnya untuk menyaksikan film tersebut di bioskop. Ia rela berboncengan sepeda motor dengan istrinya menuju ke kota Yogyakarta. Ia rela menempuh jarak sekitar 30 kilometer demi menonton di bioskop.
ADVERTISEMENT
Ia bahkan harus menitipkan ternaknya kepada kerabatnya karena ingin melihat film tersebut di bioskop. Sebab, ia memperkirakan untuk menonton film tersebut tentu akan memakan waktu cukup lama.
"Filmnya aja 2 jam, terus perjalanan pulang pergi bisa sampai 3 jam karena naik motornya pelan-pelan. Belum lagi antri tiketnya," tutur dia.
Karena diperkirakan akan memakan waktu cukup lama maka istrinya bahkan sampai menulis pesan di sebuah kertas HVS kepada anaknya. Kertas berisi pesan tersebut ia tempel di pintu depan rumahnya agar muda terbaca.
"Istri saya tulis pesan 'Lungo neng Jogja tekan sore (pergi ke Kota Jogja sampai sore hari)'," tambahnya.
Namun sayang, sesampai di gedung bioskop ternyata tiket film KKN Di Desa Penari sudah habis, bahkan untuk jam tayang selanjutnya. Hal ini tentu membuatnya kecewa dan memutuskan pulang lagi ke Dusun Ngluweng.
ADVERTISEMENT
Ia heran karena biasanya atau ketika jaman dirinya muda, untuk menonton film di bioskop maka harus antri tiket terlebih dahulu. Namun saat ini justru tidak ada antrian di gedung bioskop saat jam pemutaran film akan dimulai.
"Kalau dulu setahu saya ya kalau ingin nonton di bioskop ya antri beli tiket," tambahnya.
Oleh anaknya ia disarankan untuk membeli tiket secara online. Namun karena orang dusun, ia mengaku tidak mengetahui cara membeli tiket secara online. Marsonopun pasrah meski hasrat ingin menonton film KKN di desa penari ini masih ada.
Sebab di rumahnya ada beberapa adegan yang diambil oleh sutradara. Adegan tersebut diantaranya adalah ketika Mbah Dukun menerima kedatangan Pak Prabu dan juga peserta KKN kemudian disuguhi kopi. Di rumahnya lah adegan film minum kopi pahit terasa manis diambil.
ADVERTISEMENT
"Ada juga adegan peserta KKN bercengkarama di ruang tengah. Jadi ya penasaran to, apalagi lorong samping rumah juga digunakan syuting film," terangnya.
Dukuh Ngluweng, Istri Rahayu mengaku ia dan warga Ngluweng lain juga sangat penasaran dengan film tersebut. Warga menagih janji kru dan produser film KKN di Desa Penari yang akan mengajak mereka menyaksikan film tersebut secara bersama-sama.
"Dulu janji katanya kami warga Ngluweng yang membantu proses syuting dan jadi figuran akan diajak ke bioskop nonton film gratis. Tapi sampai filmnya viral ternyata belum diajak. Tapi kami maklum mungkin mereka lupa karena jadwal pemutarannya mundur terus karena pandemi," kata dia.