Konten Media Partner

Warga Tutupi Jalan Masuk Pantai Widodaren Gunungkidul dengan Tumpukan Batu

18 Januari 2023 9:39 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukan batu yang dibangun warga di Jalan Masuk Pantai Widodaren, Gunungkidul. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan batu yang dibangun warga di Jalan Masuk Pantai Widodaren, Gunungkidul. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Pantai Widodaren yang berada di Kalurahan Kanigoro Kapanewon Saptosari Gunungkidul kembali memanas. Dua hari terakhir warga melakukan aksi memblokir satu-satunya akses jalan menuju ke Pantai Widodaren.
ADVERTISEMENT
Mereka kembali memprotes kebijakan pemerintah Kalurahan setempat dengan menumpuk batu putih beberapa puluh meter dari Pantai Widodaren. Seluruh badan jalan menuju ke pantai Widodaren tertutup batu putih sehingga kendaraan tak bisa melintas.
Akibatnya kendaraan tak bisa masuk ke pantai. Untuk wisatawan harus berjalan sekitar 1 kilometer lebih untuk sampai ke pantai. Mereka terpaksa memarkirkan kendaraannya cukup jauh. Hal ini tentu sangat merugikan wisatawan.
Konflik warga yang menjadi pengelola dan merintis pembukaan Pantai Widodaren dengan pemerintah Kalurahan Kanigoro memang sudah berulang kali terjadi. Konflik muncul ketika ada investor yang masuk ke Pantai tersebut.
Tahun lalu, warga sempat mendatangi kantor Kalurahan untuk memprotes kebijakan pemerintah tersebut dalam membangun kios relokasi dagangan mereka. Warga menilai kios yang dibangun cukup sempit dan jumlahnya tidak mengakomodir semua pedagang.
ADVERTISEMENT
Mursalim salah seorang warga setempat mengatakan warga sengaja memblokade akses masuk ke pantai Widodaren sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap kebijakan pemerintah Kalurahan atau Desa. Hingga kini warga masih merasa terpinggirkan dengan kebijakan tersebut.
"Beberapa kebijakan pemerintah Kalurahan sangat mengecewakan terutama sejak kehadiran investor," kata dia, Rabu (18/1/2023).
Dia menyebut persoalan awal yang muncul adalah terkait dengan ruko yang dibangun pemerintah ukurannya terlalu kecil dan belum mengakomodir semua pedagang di tempat tersebut. Jumlah ruko yang dibangun hanya 35 buah padahal pedagang ada 71 orang.
Di samping itu, luas ruko yang dibangun hanya 3x4 meter sehingga luasan tersebut terlalu sempit. Warga menginginkan agar ruko yang ada diperluas lagi sehingga warga bisa leluasa berjualan.
ADVERTISEMENT
"Dan yang terbaru adalah terkait dengan pengelolaan parkir. Parkir itu sekarang dimenangkan oleh warga di luar Kanigoro. Padahal warga yang merintis pantai ini," kata dia.
Seorang wisatawan asal Ngawi Muhammad Aditya mengaku kaget ketika dicegat oleh warga untuk memarkir mobilnya. Ia bersama 7 orang temannya sesama dari Universitas Negeri Solo (UNS) harus berjalan cukup jauh.
"Kaget juga ke sini. Sudah ke sininya lewati jalan berbatu, eh mau sampai kok malam ditutup," terang dia.
Aditya mengatakan jika memang ada konflik warga maka sebaiknya diselesaikan dengan baik-baik. Tidak perlu melakukan aksi blokir jalan yang sebenarnya merugikan wisatawan ataupun juga warga setempat.
Dia berharap agar warga kembali membuka akses masuk ke pantai tersebut dan membuka blokade agar wisatawan bisa dengan leluasa jika ingin ke pantai Widodaren. Sehingga warga bisa kembali mendapatkan pemasukan.
ADVERTISEMENT
"Kalo bisa ya segera dibuka. Sayang lho karena pantainya sudah dikenal masih perawan," terang dia.
Terpisah Lurah Kanigoro Suroso mengaku sudah berusaha maksimal mengakomodir keinginan warga. Di antaranya adalah dengan menggabungkan 2 ruko menjadi 1 ruko sehingga warga bisa memanfaatkan ruko dengan ukuran lebih luas.
"Kami sudah maksimal. Warga mau apa lagi?" kata dia.
Kapolsek Saptosari, AKP Kusnan mengatakan pihaknya berupaya untuk mempertemukan kedua belah pihak agar segera ada titik temu. Dalam dua atau tiga hari ke depan persoalan penutupan pantai Widodari segera bisa diselesaikan.
"Ya dua atau tiga hari lagi mudah-mudahan sudah dibuka kembali," terang dia.