Konten Media Partner

Warmindo, Fenomena di Seputar Kampus

9 Juni 2018 12:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warmindo, Fenomena di Seputar Kampus
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Yogyakarta yang selama ini dikenal sebagai kota Pelajar memang menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan pengusaha mikro. Ratusan ribu mahasiswa yang ada di wilayah ini bisa menjadi pangsa pasar tersendiri bagi para pengusaha, terutama mahasiswa mikro. Bisnis kuliner menjamur di sentra-sentra tempat tinggal mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menarik adalah fenomena warung mie yang berawal dari para pedagang Bubur Kacang Ijo (Burjo). Kini, warung burjo yang hampir semuanya di mobilisasi oleh warga dari Jawa Barat terutama Kuningan ini telah bereinkarnasi menjadi warung yang menyediakan mie instant yaitu Warung Indomie Indonesia (Warmindo).
Dari tahun ke tahun, jumlah Warmindo di Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata terus bertambah. Berdasarkan pendataan dari produsen Mie, Indofood, jumlah warmindo di Yogyakarta dalam setahun terakhir bertambah sekitar 100 unit. Bertambahnya jumlah universitas dan juga jumlah mahasiswa menjadi Warmindo juga tumbuh subur.
"Tahun kemarin kami hanya menemukan sekitar 1.600 warmindo, tetapi tahun ini sudah mencapai 1.700 buah," tutur Branch Manager PT Indofood CBP Sukses Makmur, Divisi Noodle Cabang Semarang Jawa Tengah Devie Permana saat memberangkatkan 1.700 orang pengusahha Warmindo Mudik Gratis, Jumát (9/6) malam.
ADVERTISEMENT
Devie mengatakan, penggerak Warmindo hampir semuanya berasal dari Jawa Barat, dengan dominasi daerah Kuningan. Di samping Kuningan, penggerak Warmindo lainnya berasal dari Tasikmalaya, Cirebon dan sedikit dari Sumedang. Mereka mengadu nasib di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk membantu mahasiswa.
Menurutnya, mahasiswa memang menjadi pangsa pasar utama Warmindo. Habit atau gaya hidup mahasiswa yang masih mengandalkan kiriman orangtua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sewaktu kuliah.
Biasanya, di tanggal-tanggal tua, ketika kiriman uang dari orangtua sudah menipis, biasanya untuk makan sehari-hari mereka mengandalkan warmindo ini.
"Dibanding Semarang,jumlah Warmindo Yogyakarta jauh lebih banyak. Ini terlihat dari program mudik gratis yang kami sleenggarakan untuk mereka (pengusaha Warmindo). Tahun ini, kami membernagkatkan 34 unit bus, namun untuk Semarang hanya 11 armada,"tuturnya.
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DIY,Sri Paduka Pakualam X mengakui kontribusi Warmindo bagi DIY memang cukup besar. Selain memberikan layanan kepada mahasiswa yang sedang belajar ilmu di wilayah ii, Warmindo juga menjadi motor penggerak perekonomian DIY. Warmindo juga menjadi salah satu tolok ukur harga kebutuhan pokok di DIY. (erl)