Konten Media Partner

BPS Mulai Petakan Kondisi Sosial Ekonomi Tunawisma di Kota Malang

30 Oktober 2022 20:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BPS Kota Malang melakukan pemetaan kondisi sosial tunawisma di Kota Malang. foto/ BPS Kota Malang
zoom-in-whitePerbesar
BPS Kota Malang melakukan pemetaan kondisi sosial tunawisma di Kota Malang. foto/ BPS Kota Malang
ADVERTISEMENT
MALANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mulai melakukan Pendataan sosial ekonomi tunawisma di Kota Malang. Pendataan itu merupakan bagian dari Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) untuk menyediakan basis data seluruh penduduk di Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Regsosek sendiri dilakukan untuk memetakan profil penduduk, kondisi sosial ekonomi dan tingkat kesejahteraan yang terhubung dengan data induk kependudukan serta basis data lainnya hingga tingkat desa atau kelurahan.
Tunawisma yang tidur di emper toko juga tak luput dari pendataan BPS. foto/BPS Kota Malang
Adapun tunawisma yang didata dalam Regsosek itu adalah penduduk yang tidak memiliki tempat tinggal dan biasanya tinggal di kolong jembatan, pasar, terminal, stasiun, emper toko, taman umum, dan fasilitas umum lainnya. Termasuk gelandangan di trotoar, jalan, dan juga manusia gerobak.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini mengatakan, bahwa melalui Regsosek itu diharapkan semua penduduk terdata dan terekam pada basis data perlindungan sosial tanpa terkecuali.
Erny mengatakan, terdapat berbagai kondisi sosial ekonomi tunawisma yang dapat dipotret selama pendataan Regsosek. Disebutkan, tidak berpendidikan dan tingkat kesehatan yang rendah merupakan kondisi umum yang melekat pada sebagian besar tunawisma.
ADVERTISEMENT
"Tidak memiliki bekal pendidikan itulah yang kemudian memaksa mereka untuk meminta belas kasihan orang, mengamen, pemulung atau pekerjaan kasar lainnya demi bertahan hidup," ucapnya, Minggu (30/10/2022).
Petugas BPS mencatat setiap data tunawisma. foto/BPS Kota Malang
Menurutnya, sebagian besar dari tunawisma yang ada di Kota Malang berasal dari luar kota. Bahkan dia juga mengatakan bahwa mereka sebagain juga tidak memiliki kartu identitas.
"Dalam penyisiran tunawisma itu, ditemukan bahwa tidak semua yang tidur di becak adalah tunawisma. Kebanyakan dari tukang becak yang menginap di becaknya ini berasal dari luar Kota Malang dan akan pulang sepekan sekali ke rumah keluarganya," bebernya.
Dia mengatakan, sesuai dengan konsep penduduk, orang orang dalam kategori ini akan didata di rumah keluarganya.
"Semoga melalui pendataan ini tidak satu pun penduduk yang terlewat dalam pendataan ini. Setiap data yang dikumpulkan akan sangat berarti dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan sosial ekonomi di Indonesia," jelasnya.
ADVERTISEMENT