DPRD Kota Malang Kritik Bongkar Pasang Batu Andesit kawasan Kayutangan Heritage

Konten Media Partner
1 Oktober 2022 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemkot Malang memperbaiki tataan batu andesit di sekitar Monumen Chairil Anwar. Foto/Rubianto
zoom-in-whitePerbesar
Pemkot Malang memperbaiki tataan batu andesit di sekitar Monumen Chairil Anwar. Foto/Rubianto
ADVERTISEMENT
MALANG – Bongkar pasang penataan batu andesit di sekitar Monumen Chairil Anwar, kawasan Kayutangan Heritage, Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Kota Malang, mendapat sorotan DPRD Kota Malang. Penataan tambal sulam itu dinilai menunjukkan perencanaan yang asal-asalan.
ADVERTISEMENT
Angota Komisi C DPRD Kota Malang, Eko Herdiyanto, mengatakan bahwa tambal sulam batu andesit itu dapat membebani anggaran APBD Kota Malang. Rendahnya, kualitas penataan batu andesit itu dia nilai sebagai perencanaan yang tidak matang.
"Bongkar pasang itu tentu merugikan di sisi anggaran. Hal itu menunjukkan bahwa OPD asal-asalan terkait sistem perencanaannya," kata Eko, Sabtu (1/10/2022).
Menurut Eko Herdiyanto hal ini perlu diperhatikan. Dia mendorong DPUPR-PKP Kota Malang untuk memperkuat kualitas perencanaan dan realisasi perbaikan dari tatanan batu andesit itu. Karena lokasi tersebut bisa menjadi perwajaah kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang.
"Makanya kami mendorong agar kualitasnya diperbaiki agar tak seperti sebelumnya. Biar gak gronjal-gronjal dan gak mangap itu batunya," ucapnya.
"Indikasi kami idealnya kan harus ada alas semen cor agar rata. Itu dulu kan langsung aja gitu. Sehingga saat dilewati kendaraan yang berat, batunya gak jomplang atau mangap," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga berpesan kepada DPUPR-PKP Kota Malang agar mengintegrasikan kawasan itu dengan drainase yang memadai. "Sebagus apapun jalan, pedestrian atau taman, kalau saluran gak terintergrasi ya percuma, bisa banjir," imbuhnya.
Pemkot Malang memperbaiki tataan batu andesit di sekitar Monumen Chairil Anwar. Foto/Rubianto
Eko yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Malang itu menyampaikan akan terus memantau penataan batu andesit itu. "Biar gak asal-asalan lagi. Bongkar pasang kan pakai anggaran. Kan bisa itu sebetulnya anggarannya dipakai untuk kepentingan masyarakat lainnya," paparnya.
Pemkot Malang Beri Alasan
Sementara itu, Kepala DPUPR-PKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, menjelasjan bahwa pondasi batu andesit itu tengah diperkuat dengan material cor. Menurutnya, pondasi itu akan membuat kekuatan tatanan batu andesit lebih stabil.
"Jadi kalau batu itu dilewati tidak terjadi gelombang lagi. Sebelumnya kan hanya tanah pondasinya, gak dicor. Sehingga kadang ada yang labil dan ketekan. Jadi ini kami cor untuk membuat pondasinya stabil," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyebutkan bahwa kekuatan landasan itu telah memperhitungkan secara matang. Salah satunya yakni beban maksimal yang bisa melalui batu andesit itu.
"Kualitas materialnya kami perkuat biar gak terkesan bongkar pasang gitu. Makanya kami lakukan pengerasan pondasi. Kami berharap di situ nantinya bisa menjadi sentra kawasan Kayutangan Heritage yang kualitasnya paling baik lah dan bisa memberikan kenyamanan bagi masyarakat," imbuhnya.
Dia menargetkan, penataan batu andesit itu akan selesai bersamaan dengan penataan pedestrian Kayutangan zona 3, yakni sekitar akhir November 2022 mendatang.
Diketahui, proyek penataan kawasan dan pemasangan batu andesit itu dilakukan baru tahun 2019 lalu. Anggaran senilai sekitar Rp1,6 miliar digelontorkan untuk mengeksekusi proyek tersebut.
Namun usai proyek itu rampung, Kejaksaan Negeri Kota Malang menemukan ketidaksesuaian antara spesifikasi dan hasil pengerjaan. Pihak pelaksana proyek pun diganjar untuk mengembalikan kekurangan volume pengerjaan senilai sekitar Rp289 juta.
ADVERTISEMENT
Benar saja, penataan batu andesit itu tak mampu bertahan lama. Bahkan di akhir tahun 2020 lalu tatanan batu andesit itu telah rusak. Tatanan batu-batu itu banyak yang goyang bahkan pecah dan lepas. Sebagian kerusakan itu diperbaiki kembali pada awal 2021.
Tak berhenti di situ, batu andesit itu juga kembali mengalami kerusakan pada 2022 ini. Batu itu diduga tak mampu menahan beban kendaraan yang melintasinya. Kini DPUPR-PKP Kota Malang kembali membongkar batu andesit tersebut.