Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
MALANG - Pandemi COVID-19 memukul mundur seluruh sektor kehidupan, tak terkecuali sektor kesenian. Namun, ada spirit baru dari kegiatan seni dan budaya yang kembali ramai digelar Dewan Kesenian Malang (DKM) baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Terakhir, ada serangkaian acara Festival Mbois Artweek, yakni Pameran Art Journal Blak-Blakan (Outspoken) yang digagas secara kolaboratif antara DKM dan Malang Creative Fusion (MCF) pada 28-31 Agustus 2020 ini. Pameran ini pun sarat dengan penerapan protokol pencegahan COVID-19 secara ketat.
Tentu, ini bisa jadi titik balik para seniman untuk tetap kembali berkarya, meski di tengah pandemi. Singkatnya, mungkin ini bisa jadi pemantik para seniman untuk tetap berkesenian dengan cara baru, di era kelaziman baru.
''Ini adalah terobosan yang berani dari teman-teman, meski di tengah kesulitan (pandemi). Membuktikan keberanian seniman untuk tetap bertahan di tengah keterbatasan,'' ungkap Pembina DKM, Prof Djoko Saryono, di sela pameran.
Menurut dia, inovasi ini sangat penting bagi seniman untuk turut menyuntikkan spirit kepada masyarakat untuk kembali bangkit dari keterpurukan.
ADVERTISEMENT
''Sejarah membuktikan setiap kali terjadi pandemi pasti muncul gagasan, inovasi, kreatifitas, dan cara-cara baru untuk dapat bertahan mensiasati situasi,'' ujarnya.
Dari semangat inilah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang merasa perlu mendukung kegiatan kesenian di Kota Malang. Bagaimanapun, kata kepala KPW BI Malang, Azka Subhan, peran serta BI dalam membantu geliat perekonomian ini juga termasuk melingkupi seni dan budaya.
''Dari seniman, kita bisa belajar banyak,'' akunya, di sela pameran.
Ada pesan dalam kegiatan kesenian, kata dia, yang bisa dipetik masyarakat, yakni untuk tetap kreatif dan semangat dalam mensiasati hidup di tengah keterbatasan. Padahal secara ekonomi, pelaku seni juga terdampak.
''Semoga dari pertemuan para pelaku kreatif ini bisa jadi momentum spirit baru para pelaku seni di Malang untuk kembali bangkit. Kami dari BI yang diemban amanah untuk membantu memulihkan ekonomi, juga termasuk menghidupi seni dan budaya,'' ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hal senada diungkapkan Ketua MCF, Vicky Arief, bahwa peran kolaboratif dari berbagai sektor dirasa sangat penting untuk menggeliatkan iklim kesenian di Malang.
"Di situasi seperti ini tentunya tidak bisa menunggu kapan (pandemi) selesai. Tapi rasa optimisme itu harus di munculkan. Berangkat dari situ, akhirnya kita putuskan tahun ini Festival Mbois tetap dilaksanakan. Ya dengan cara baru, kelaziman baru," ungkapnya.
Peran kolaboratif, aku dia, sangat penting sebagai stimulus rasa optimistis itu kembali muncul. Seperti dilakukan pada Festival Mbois ini, yang mana merupakan kolaborasi antara DKM, MCF, dan BI.
"Tentunya ini merupakan sebuah kolaborasi yang sangat baik bagi kami. Kegiatan kesenian kita bisa lebih powerfull dan tahun ini kita sangat terbantu dengan kehadiran mereka semua," pungkas pegiat film ini.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua DKM, Bobby Nugroho, mengakui semangat kolaborasi sangat penting dalam dunia kesenian. Mengingat pelaku seni tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada kerjasama dan kerja bareng.
''Semangat kolaborasi ini yang memang sedang kita bangun. Sebelumnya, kami biasanya hanya atas satu lembaga saja. Kita harus berpikir ke depan. Dengan begitu, jika ketemu peradaban baru, kita sudah siap menyesuaikan diri, bergerak sama-sama,'' jelasnya.