Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Gajayana, Stadion Legendaris di Kota Malang Nasibnya Kini
25 Oktober 2020 15:48 WIB
ADVERTISEMENT
MALANG - Stadion Gajayana Malang memiliki nilai historis yang panjang bagi perjalanan klub sepak bola Arema. Tak hanya klub, stadion bersejarah ini juga menjadi saksi bisu loyalitas Aremania dalam mendukung perjalanan panjang klub Singo Edan hingga menjadi klub yang disegani saat ini.
ADVERTISEMENT
Namun kini, stadion yang dulunya menjadi pusat olahraga publik warga Kota Malang ini, seolah terlupakan. Terlebih, sejak dibangunnya Stadion Kanjuruhan dengan kapasitas dan fasilitas yang lebih memadai sesuai standar ketentuan FIFA. Stadion Gajayana lambat laun seolah kehilangan pamornya.
''Tidak ada kota selegendaris Arema. Bagaimana dulu di stadion ini kita mengelu-elukan para pemain-pemain Arema. Dulu ada Totok Andik, Yanus Bonera, Marianto, semuanya lah. Sudah saatnya memang kita mengembalikan marwah stadion gajayana,'' ungkap Wali Kota Malang, Sutiaji, belum lama ini.
Hingga saat ini, pengelolaan stadion legendaris ini masih di tangan Pemkot Malang. Pada 2018 silam, manajemen Arema FC sudah menawarkan diri untuk mengelola stadion ini. Namun, kabar ini hanya menguap begitu saja.
ADVERTISEMENT
Sutiaji mengatakan, pengelolaan stadion ini perlu regulasi khusus agar nantinya ketika dikelola pihak ketiga tidak menimbulkan permasalahan baru. "Ini kan fasilitas umum di mana yang memanfaatkan stadion ini juga banyak. Gak hanya sepak bola saja. Ada juga cabor lain. Makanya nanti akan kami tata lagi mekanisme dan regulasinya seperti apa. Masih kita usahakan,'' terangnya.
Orang nomor satu di Kota Malang ini pun sudah memiliki keinginan serupa sejak lama. Dia sudah berandai-andai bahwa stadion ini bisa menjadi pusat akademi sepak bola yang melahirkan generasi pemain baru.
''Nanti bisa jadi akademi. Bisa melahirkan bibit-bibit pesepak bola asli Arema seperti dulu. Ini yang saya harapkan,'' paparnya.
Hal ini tentu juga sekaligus menjadi awal apresiasi terhadap mantan punggawa lawas Arema yang kini terlupakan, bahkan ada yang tidak teridentifikasi keberadaannya. Padahal, kata Sutiaji, mereka sangat berjasa bagi perjalanan Kota Malang.
ADVERTISEMENT
''Sudah waktunya kita bisa kasih penghargaan khusus buat mereka, yang dulunya kita puja-puja kini tidak harusnya kita lupakan. Apalagi saya juga tahu sendiri soal perjalanan Arema sejak awal,'' harapnya.
Terpisah, hal senada juga diungkapkan Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika. Secara historis, kata Made, Arema merupakan pilihan paling layak jika stadion ini harus dikelola pihak ketiga. Apalagi, jajaran manajemen Arema merupakan salah satu pelaku sejarah itu sendiri.
Nantinya, kata dia, upaya ini tidak mengharuskan stadion dijadikan sebagai home base. Melainkan menjadi alternatif pertandingan penting sebagai bentuk penghormatan atas sejarah. ''Jadi untuk laga-laga khusus seperti laga amal, eksebisi, latihan atau big match saja,'' jelasnya.
Dengan begitu, akan ada banyak pihak yang ikut terbantu seperti halnya para pelaku usaha sektor informal yakni penjual merchandise Arema atau warung-warung sekitar stadion misalnya. ''Selain itu juga bisa meningkatkan PAD dari sini. Itu adalah efek domino yang diharapkan,'' imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, manajemen Arema FC pun menyambut baik wacana ini. Bahkan sudah memiliki konsep matang. Media Officer Arema FC, Sudarmaji, mengatakan ada tiga konsep yang bisa dilakukan, yakni sebagai pusat latihan tim senior, pusat pembinaan tim Arema usia dini, dan pusat olahraga publik (sport science center).
''Semua ini tentu juga untuk mendukung sektor informal UMKM dan juga meningkatkan PAD Kota Malang sendiri,'' pungkasnya.