Inspirasi H M Sanusi, Dulu Sopir Kiai Sekarang Calon Bupati 2 Periode

Konten Media Partner
22 Oktober 2020 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Kisah Muhammad Sanusi

Calon Bupati Malang, H M Sanusi (kiri) bersama Ketua MWC NU Gondanglegi, Kabupaten Malang, Gus Zen. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Calon Bupati Malang, H M Sanusi (kiri) bersama Ketua MWC NU Gondanglegi, Kabupaten Malang, Gus Zen. Foto: dok
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Di Hari Santri ini, ada sosok santri yang layak diteladani. Dia adalah Muhammad Sanusi, Mantan Bupati Malang yang kini maju kembali sebagai Calon Bupati Malang petahana.
ADVERTISEMENT
Siapa yang menyangka, alumni UIN Malang ini, pernah menjadi sopir kiai saat nyantri di Pondok Pesantren Ponpes Raudlutul Ulum 1.
"Saat kelas 1 Aliyah saya punya SIM dan sambil jadi supirnya Kiai Yahya Sabrowi. Saya waktu itu mondok di Ponpes Raudlutul Ulum 1," kenang Sanusi, beberapa waktu lalu.
Sanusi sendiri waktu itu sudah memiliki SIM A setelah belajar mobil dari ayahnya. "Saya waktu itu belajar mobil sendiri, karena kebetulan abah punya sendiri satu. Jadi mulai mobil Wilis itu sudah diajari abah saya sendiri," tuturnya.
"Dulu saya biasanya pakai VIAT 124 milik abah sendiri buat ngantar Kiai. Tapi kadang juga pakai mobilnya kiai sendiri," imbuhnya.
Pengusaha tebu asal Gondanglegi ini mengungkapkan, selama 3 tahun menjadi sopir kiai tanpa dibayar. "Saya jadi sopir itu selama 3 tahun. Setelah lulus Aliyah saya lanjut ke IAIN Malang jurusan Bahasa Inggris tahun 1979," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Kita waktu jadi supir ini tidak pernah mengharapkan bayaran," sambungnya.
Dia menceritakan, dulu biasanya mengantarkan Kiai Yahya ke Kediri di kediaman Kiai Mahrus Ali, Kiai Bisri di Jombang, Surabaya atau Madura.
"Kalau ke Madura itu hampir setiap bulan, karena keluarga kiai itu ada disana, tempat di Lomair, Bangkalan," kenangnya.
Sanusi sendiri mengaku, senang ketika mengantarkan Kiai Yahya kemana-mana. "Saya sendiri senang ketika diajak silaturahmi ke kiai juga, yang berkesan itu karena sering ikut kiai dan saat wirit-wirit atau doa-doa itu saya ikut juga," terangnya.
Dia menuturkan, banyak pelajaran yang bisa dia ambil ketika masih menjadi santri.
"Pelajaran yang banyak saya dapatkan itu mulai dari ilmu tasawuf itu untuk banyak berserah diri kepada Allah. Sehingga saya menyadari bahwa manusia ini pada hakikatnya hanya bisa berikhtiar dan semua yang kita dapat itu adalah takdirnya Allah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sanusi mengaku, sejak masih Aliyah tidak pernah menyangka dirinya bakal menjadi Bupati Malang seperti saat ini. "Waktu sekolah saya tidak ada cita-cita menjadi pegawai negeri, karena sama abah dan umi tidak diijinkan jadi PNS," ungkapnya.
Namun, siapa yang menyangka karir politiknya berjalan lancar sejak dia menjadi anggota DPRD. "Baru setelah tahun 1999 saya diangkat di DPRD," pungkasnya.