Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kena PHK, Alasan Ayah Paksa Anak dan Istri Curi Kotak Amal
23 November 2020 16:03 WIB
ADVERTISEMENT
MALANG - Kasus viral pencurian kotak amal yang melibatkan satu keluarga di sebuah masjid di Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, akhirnya berhasil diungkap Satreskrim Polres Malang.
ADVERTISEMENT
Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar, mengungkapkan jika sang ayah yang berinisial RPH (45) merupakan warga Blitar. Dia memaksa anak dan istrinya untuk ikut mencuri kotak amal dan alat-alat sholat di beberapa masjid di Kota Malang dan Kabupaten Malang.
"Dia mengajak istri dan anaknya ini menggunakan ancaman. Jadi si anak dan istri itu sebenarnya tidak mau diajak melakukan pencurian di masjid-masjid. Tapi karena diancam tidak akan dinafkahi sehingga si ibu dan anak terpaksa menuruti," ungkap Hendri, di Mako Polres Malang, pada Senin (23/11/2020).
Hendri menceritakan, kasus ini mencuat sekitar 2-3 hari lalu di media sosial. "Kira-kira 2 atau 3 hari yang lalu viral video CCTV pencurian kotak amal dan alat-alat sholat yang dilakukan satu keluarga di sebuah masjid di Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang," terangnya.
ADVERTISEMENT
Mengetahui kejadian tersebut, jajaran Satreskrim Polres Malang langsung bergerak cepat. "Setelah dilakukan penyelidikan dan investasi dibantu hasil rekaman CCTV, sehingga anggota Satreskrim berhasil mengetahui siapa-siapa pelaku pencurian tersebut," tuturnya.
Akhirnya, pada Sabtu lalu (21/11/2020), jajaran Satreskrim Polres Malang berhasil membekuk satu keluarga tersebut. "Akhirnya pada Sabtu tanggal 21 November 2020 lalu pukul 13.00 WIB, telah berhasil diamankan seorang laki-laki bernama RPH yang merupakan otak dari pencurian ini," beber Hendri.
Kapolres kelahiran Solok Sumatera Barat ini mengungkapkan, saat diinterogasi, pelaku awalnya datang ke Malang sekitar 2 bulan lalu bersama anak dan istrinya untuk mencari kerja di wilayah Gadang Kota Malang. Tapi karena tak kunjung mendapatkan kerja, dia memaksa anak dan istrinya untuk mencuri.
ADVERTISEMENT
"Kemudian dari keterangan pelaku ini, pelaku diketahui memaksa istri dan anaknya untuk ikut melakukan aksi pencurian. Pelaku juga mengakui telah melakukan aksi pencurian 26 kali di masjid-masjid Kota Malang maupun di Kabupaten Malang," bebernya.
Atas perbuatannya, RPH akan ditahan untuk mengikuti proses penyidikan lebih lanjut. "Sementara untuk anak dan istrinya kita lakukan pembinaan dengan melibatkan psikiater dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak untuk menghilangkan trauma," jelasnya.
Dari tangan tersangka, diamankan uang yang dicuri sekitar Rp 3.840.000, sebuah sepeda motor bebek, satu tas berwarna abu-abu, obeng warna merah, tang warna orange, Kartu ATM BCA, 55 stel mukenah, 38 buah sarung, dan 16 buah sajadah.
"Pasal yang dikenakan adalah Pasal 363 ayat 1 tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman hukumannya 7 tahun penjara," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pelaku RPH mengakui perbuatannya yang sudah mencuri lebih dari 20 kali di berbagai masjid. "Saya mencuri kotak amal baru tiga kali ini, kalau yang mencuri mukena dan sarung itu sekitar 20 kali di daerah Tajinan," jelasnya.
Pria asli Banyumas ini bercerita, awalnya dia bekerja sebagai kernet bus sejak 2010. Tapi dia dipecat akibat pandemi. Lalu dia datang ke Malang untuk mencari kerja di daerah Gadang.
"Awalnya saya kernet bus sejak 2010 sampai adanya pandemi saya tidak bekerja lagi. Lalu saya ke Gadang mau minta kerja ke teman saya yang jualan bakso, tapi waktu ke sana warungnya sudah tutup dan saya jadi frustasi," jelasnya.
Karena tak mendapat kerja, membuatnya gelap mata, sehingga mencuri kotak amal dan alat sholat. "Anak saya, saya paksa buat ikut mencuri. Alasannya tak ajak cari kerja di Gadang, tapi gak dapat jadi pulang lewat jalan kampung ke masjid-masjid," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, saat melakukan pencurian di Banjarejo, dia tidak sadar jika dirinya sudah viral. "Waktu sampai di Banjarejo saya tidak tahu kalau sudah ramai itu," pungkasnya.