Konten Media Partner

Kiat Makeup Artist di Batu Aman dari Virus Corona

2 November 2020 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nicka Savitri (33) lengkap menggunakan face shield dan masker saat merias salah satu pengantin. Foto: Nicka Makeup Studio Kota Batu.
zoom-in-whitePerbesar
Nicka Savitri (33) lengkap menggunakan face shield dan masker saat merias salah satu pengantin. Foto: Nicka Makeup Studio Kota Batu.
ADVERTISEMENT
BATU - Juru rias atau Makeup Artist (MUA) menjadi salah satu profesi yang terimbas pandemi virus corona. Resepsi pernikahan selama pandemi untuk sementara dilarang. Namun kini, sudah dibolehkan dengan berbagai perubahan dan tentunya menaati protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Namun tetap saja, juru rias menjadi profesi paling rentan tertular virus lantaran harus bertatap muka langsung dengan klien. Namun, hal itu nyatanya tak menyurutkan Nicka Savitri (33), juru rias di Kota Batu, untuk tetap merias dengan sehat dan aman.
Sadar akan tingginya potensi penularan dalam pekerjaannya, Nicka akhirnya membuat standar prosedur baru yang berbeda dari sebelumnya.
Nicka Savitri (33) lengkap menggunakan face shield dan masker saat merias salah satu pengantin. Foto: Nicka Makeup Studio Kota Batu.
Saat merias, kata dia, sebisa mungkin tetap menjaga diri dengan menerapkan 3 M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker).
"Saya juga pakai face shield dan masker saat merias saat ini. Rutin cuci tangan dan pakai hand sanitizer. Sebisa mungkin saya berikan pelayanan terbaik dan aman. Bagaimanapun semua demi keamanan masing-masing. Buat saya dan keluarga, juga buat klien sendiri,'' kata dia, pada Senin (2/11/2020).
ADVERTISEMENT
Selain APD, Nicka juga memperhatikan kebersihan peralatan make up-nya. Mulai dari kuas, spons, hingga brush, dia jaga benar-benar kebersihan dan kesterilannya.
Nicka Savitri (33) lengkap menggunakan face shield dan masker saat merias salah satu pengantin. Foto: Nicka Makeup Studio Kota Batu.
"Untuk spons itu saya sekali pakai soalnya riskan juga. Kalau kuas, saya pakai sistem kloter. Jadi kuas saya perbanyak, kalau habis pakai terus dicuci,'' terang pemilik Nicka Make Up Studio, di Jalan WR Supratman Gang 1 No 4 Kota Batu ini.
Nicka bahkan tak segan meminta agar ruangan merias hanya diisi oleh pengantin. Setidaknya dalam ruangan, tidak diisi orang banyak berjubel sebagai antisipasi penularan di ruang tertutup. Bukan tidak mungkin, kebiasaan ini juga akan terus berlangsung kedepannya, selama pandemi masih berlangsung.
"Mau gak mau memang harus adaptif sih dengan kebiasaan baru ini. Kita harus tetap antisipasi sendiri semuanya sebaik dan sesehat mungkin. Inisiatif ini pada akhirnya ya untuk melindungi diri sendiri,'' tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, selama pandemi memang menjadi ujian tersendiri, khususnya bagi rekan sesama profesi di dunia tata rias. Selama pandemi merebak, praktis para juru rias kehilangan sumber penghasilan.
"Terasa banget, gak ada job sama sekali. Banyak job yang di-reschedule bahkan di cancel. Wah parah banget sih. Tapi saya coba sabar dan tetap berusaha,'' ujarnya.
Namun Nicka tak mudah menyerah. Pandemi memaksa dirinya memutar kembali otak untuk tetap beraktivitas. Kini, selain menerima job rias, dia juga punya kesibukan baru yakni membuat video konten seputar dunia tata rias. Di balik pandemi, ada hikmah untuk mempertajam kreativitas.
"Saat itu saya memang gak bisa diem dan waktu itu saya gunakan untuk semakin menambah katalog saya. Bikin-bikin video tutorial make up, banyakin katalog. Alhamdulillah responnya positif,'' kata Nicka yang sudah menekuni dunia tata rias sejak 2006 ini.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, kondisi pandemi mulai berangsur melandai. Perlahan, job demi job mulai bermunculan sehingga aktivitas bisa kembali berjalan. Meski begitu, virus Sars-Cov-2 ini belum sepenuhnya hilang.
Sebab itu, menurut Nicka, perlu ada kesadaran dan antisipasi dari pelaku usaha sendiri untuk memberikan perlindungan, baik pada diri sendiri maupun klien. Seperti prosedur baru dalam merias yang diterapkannya saat ini.
"Ini memang jadi ujian besar bagi kita, khususnya rekan-rekan sesama profesi. Namun, semangat kreatif gak boleh hilang. Kita harus tetap semangat mencari alternatif-alternatif baru,'' pungkasnya.