Kisah Agnes Cefira, Anak Band asal Malang yang Juara 2 Pop Academy

Konten Media Partner
19 Januari 2021 13:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agnes Cefira. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Agnes Cefira. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Malang Raya sejak dulu dikenal sebagai salah satu barometer musik Indonesia. Pasalnya, Malang selalu menghasilkan musisi-musisi berbakat baik tingkat regional sampai tingkat nasional.
ADVERTISEMENT
Nampaknya, label itu belum luntur hingga saat ini, dengan lahirnya Agnes Cefira Marcelia sebagai juara 2 Kompetisi Musik Pop Academy yang dihelat Indosiar.
Namun, banyak yang belum tahu jika adik dari Gwen Priscilla eks-Mahadewi ini, mengawali karier profesionalnya di dunia tarik suara bersama Silver Band Malang.
"Nama band saya Silver Band Malang, personilnya ada 5 orang ada gitar, bass, keyboard, drum, dan vocalnya Agnes," ungkap Agnes, pada Selasa (19/01/2021).
Perempuan kelahiran 7 Maret 1997 ini juga menceritakan bagaimana keseruan selama mengikuti audisi Pop Academy sampai masuk grand final.
"Awal perjalanannya itu berawal dari audisi online Pop Academy sekitar bulan Juli 2020. Jadi kayak share video ke mereka. Lalu satu bulan berikutnya ternyata Agnes dinyatakan lolos audisi online oleh Kak Giring Ganesha," kenangnya.
ADVERTISEMENT
"Selanjutnya, Agnes berhasil lolos sampai babak final audition. Baru saat final audition Agnes berangkat ke Jakarta sekitar bulan Agustus 2020," sambungnya.
Setelah lolos tahapan final audition, perempuan yang juga memiliki usaha burger ini, harus menunggu satu bulan untuk bisa melanjutkan ke tahap 40 besar.
"Lalu setelah final audition Agnes nunggu lagi sampai bulan September 2020 untuk ikut yang 40 besar Pop Academy. Memang nunggunya satu bulan karena saat itu ada PSBB di Jakarta," ucapnya.
"Saat 40 besar aku baru melihat satu persatu pesertanya bagaimana, tapi saat itu aku sudah fokus kayak ke Waode, Sandi, Jessica. Karena mereka menurutku udah menonjol dari awal, aku melihat mereka kayaknya rivalnya deh," tambahnya.
Selama tahap eliminasi tersebut, banyak kisah yang membekas di ingatannya. Mulai dari kisahnya terdampar di grup terakhir hingga berada di grup kedua.
ADVERTISEMENT
"Selama 40 besar sampai babak final kesannya banyak banget baik kesan sedih, baik, maupun buruk ada semua. Karena di 40 besar Agnes dapat grup 2, hingga akhirnya disaring ke 30 besar Agnes dapat grup terakhir atau grup 10," tuturnya.
"Mentok di 30 besar itu, Agnes dapat lagu Roman Picisan dengan aransemen yang sangat berbeda dari lagu aslinya. Jadi, benar-benar memanfaatkan bagaimana caranya lagu ini supaya benar-benar menjadi milik Agnes," imbuhnya.
Menurutnya, menunggu giliran di grup 10 itu sangat menguras waktu dan emosi. Sehingga dia harus memanfaatkan momen agar aransemen lagu yang dibuat bisa berbeda dari lagu aslinya. Beruntung, dia mendapatkan kesan yang luar biasa.
"Setelah di 30 besar dapat grup 10, Agnes langsung dapat grup 2 selanjutnya. Jadi, langsung cuma berhenti 1 hari doang langsung tampil lagi di top 20. Itu merupakan tantangan yang sangat menantang buat aku," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Saat masuk grand final, perempuan yang juga sempat mengikuti The Voice Indonesia 2019 ini, tidak bisa langsung bersantai.
"Saat masuk grand final yang pasti sangat gugup, karena jurinya udah beda dan kelas internasional seperti Agnezmo. Jadi, memang benar-benar tantangannya dan Kak Agnezmo sangat menantang sekali, karena kita harus nyanyi lagunya Kak Agnezmo di depan orangnya langsung," bebernya.
Hingga Agnes harus puas mendapatkan juara kedua, dan juara pertama berhasil diraih oleh Waode asal Baubau.
Selama berjalannya kompetisi, Agnes sangat berterima kasih kepada warga Malang Raya dan para pejabat yang sudah memberikan dukungan.
"Saya tau ada Pak Bupati, Pak Sanusi, lalu Pak Made dari Kadisparbud Kabupaten Malang, sama Pak Wahyu juga Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, ada Pak Edi Wakil Wali Kota Malang dan Pak Emil juga yang memberi dukungan melalui Instagram. Ada banyak juga dukungan orang-orang penting di Kota Malang yang memberikan dukungan itu. Agnes tau semua karena semua video selalu forward ke Agnes," sebutnya satu persatu.
ADVERTISEMENT
"Pastinya itu menambahkan semangat tersendiri, karena dari orang-orang Kabupaten Malang seperti contohnya Pak Made sering memberi support seperti memberikan job sama bandnya Agnes di acara-acara penting Kabupaten Malang sampai acara pernikahan. Jadi, memang sudah kenal dekat dan sering ketemu bareng teman-teman band, dan kalau minta bantuan dan dukungan selalu ke Pak Made," tambahnya.
Perempuan berhijab ini membeberkan, dia memang memiliki darah musisi di tubuhnya.
"Kakak aku Gwen Priscilla eks-Mahadewi, memang penyanyi juga dan dulunya juga penyanyi band kayak Agnes. Ya kurang lebih Agnes mengikuti jalannya kakak, tapi sekarang kakak sudah menikah jadi tidak melanjutkan karier," bebernya.
Dan impian untuk menjadi musisi sudah mendapatkan dukungan sejak dia masih kecil. Bahkan, dukungan dari kedua orang tua tidak main-main agar Agnes sukses menjadi penyanyi.
ADVERTISEMENT
"Kalau Agnes sendiri mulai nyanyi itu dari SD. Waktu itu udah berani mau nyanyi. Kadang disogok sama orang tua buat nyanyi bareng kakak di cafe terus dikasih uang Rp 50 ribu. Kebetulan orang tua juga suka banget melihat anaknya nyanyi-nyanyi," sebutnya.
"Kita dulu juga punya CD-CD buat karaoke dan kita sering karaokean bareng berempat (papa, mama, kakak dan Agnes) karena sering difasilitasi buat karaokean gratis sama papa," imbuhnya.
"Agnes dulu juga sering ikut lomba-lomba nyanyi kecil-kecilan antar daerah, tingkat nasional, antar band dan akhirnya sampai bisa ngebentuk band Agnes sendiri dari nol sampai besar di tahun 2016 sampai sekarang," terangnya.
Terakhir, Agnes menuturkan agar para wanita-wanita di luar sana agar tidak patah semangat mengejar mimpi.
ADVERTISEMENT
"Pokoknya jangan berhenti untuk berusaha. Kalau saran Agnes, sekuat semampu kalian aja. Semua orang punya kualitas masing-masing, kalau ada orang tanya kok bisa suara aku tinggi tapi dia tidak, kalau menurut aku ikuti aja alur kalian, ikuti aja kualitas yang kalian punya. Karena gak semua orang punya vocal yang tinggi, karena ada vocal yang tinggi atau ada yang rangenya rendah dan ada juga yang rangenya medium, itu ikuti aja alur kalian," tegasnya.
"Semua perjalanan kalian itu akan terbayarkan kalau kalian itu bisa berusaha dari bawah, bisa susah-susah dulu. Kayak Agnes selama di Pop Academy itu sering banget nangis karena jauh dari keluarga. Agnes juga harus meninggalkan semua kegiatan yang menghasilkan di Malang, apa-apa yang Agnes punya di Malang ditinggalkan untuk menitih karier di dunia ini itu semua butuh perjuangan. Karena semua perjuangan tidak ada yang instan, nikmati aja alur kalian, selama kalian mau berusaha dan masih mau menghasilkan karya yang luar biasa maka nikmati semua alurnya dan jangan lupa untuk ikhlas dan bersyukur," pungkasnya.
ADVERTISEMENT