Kontrol Kebijakan Pemkot, Tokoh Agama di Malang Gelar Diskusi

Konten Media Partner
20 September 2020 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Diskusi Terfokus pada Sinergitas dan Penguatan Peran Tokoh Agama dalam Kontrol Kebijakan Pemerintah Kota Malang

Diskusi tokoh agama. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi tokoh agama. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang menggelar diskusi bertajuk Penguatan Peran Tokoh Agama dalam Kontrol Kebijakan Pemerintah Kota Malang, di aula Kantor PCNU Kota Malang, pada Sabtu (19/9/2020).
ADVERTISEMENT
Diskusi ini menghadirkan para tokoh agama yang diberi tugas PCNU Kota Malang yang berada di beberapa lembaga yang berafiliasi dengan pemerintah.
Mereka adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Badan Wakaf Indonesia (BWI), dan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kota Malang.
Diskusi tokoh agama. Foto: dok
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, Isroqunnajah, menghimbau lembaga-lembaga tersebut untuk saling koordinasi, komunikasi, dan sinergi dengan PCNU Kota Malang. Di samping fokus pada program yang sudah disusun oleh masing-masing lembaga.
"Ada banyak bidang garap yang bisa sinergi antara lembaga satu dengan lembaga lainnya. Misalnya DMI dengan Lembaga Ta’mir Masjid (LTM) NU, Baznas dengan Lazisnu, dan lembaga lain yang memiliki lahan perjuangan yang beririsan. Sehingga sangat relevan untuk mengkomunikasikan programnya agar bisa lebih maksimal," katanya.
ADVERTISEMENT
Pria yang juga Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) ini berharap, adanya pertemuan berkala untuk segenap kader NU yang berperan di berbagai sektor pemerintahan maupun lembaga lain.
“Kita berharap dengan terjalinnya sinergi peran dan program ini, khidmah pengurus NU ini akan dapat lebih dirasakan manfaatnya secara luas oleh masyarakat, khususnya warga NU di Kota Malang," harapnya.
"Kedepan kita juga berharap NU bisa memiliki peran lebih untuk lembaga-lembaga yang lebih strategis seperti Dewan Pendidikan, KPU, Bawaslu, PMI, bahkan sampai tingkat pemerintahan dan lembaga legislatif,” imbuhnya.
Dalam diskusi tersebut, perwakilan masing-masing lembaga mempresentasikan kiprah dan perannya di masyarakat. Beberapa program dan potensi yang bisa disinergikan kemudian direspons oleh peserta lain untuk ditindaklanjuti lebih intensif. 
ADVERTISEMENT
Seperti Sulton, yang merupakan representasi pengurus NU yang berada di Baznas Kota Malang. Dimana sinergi program yang bisa dilakukan bersama dengan Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU)–NU Care yang mengelola dan menyalurkan infak, sedekah, dan wakaf, terutama dari ASN (Aparatur Sipil Negara) di Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
“Potensi penerimaannya bisa sampai Rp 3,5 miliar per tahun. Itupun masih bisa dikembangkan lagi. Misalnya jika Kota Malang memiliki Peraturan Daerah yang mengharuskan ASN berzakat melalui Baznas. Dan tentu saja Lazisnu bisa menjadi partner positif untuk sinergi kegiatan dengan Baznas tersebut, terutama memberdayakan ekonomi umat,” beber Sulton.
Begitupun dengan DMI yang diketua kader NU yang juga ketua Yayasan Sabilillah Malang, Mas’ud Ali. Dimana DMI mempunyai program untuk membantu pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bagi masjid dan musholah di Kota Malang. Dan program ini relevan dengan LTM NU Kota Malang yang menaungi masjid-masjid berfaham Aswaja.
ADVERTISEMENT
“Mayoritas masjid di Kota Malang berhaluan Aswaja An-Nahdliyah. Sehingga sangat relevan prioritas program ini untuk masjid-masjid kita. IMB ini sangat penting demi kelengkapan administrasi negara untuk aset kita, sehingga di kemudian hari masjid-masjid kita akan aman dan tidak ada gangguan macam-macam,” ujarnya.(ads)