Konten Media Partner

Mahasiswa UM Coba Bunuh Diri di Jembatan karena Bingung Bayar Uang Kuliah

1 September 2021 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi saat memeriksa identitas MN. Sementara MN tampak duduk lemas tanpa bicara, usai mengurungkan niatnya bunuh diri. foto: Polsek Lowokwaru.
zoom-in-whitePerbesar
Polisi saat memeriksa identitas MN. Sementara MN tampak duduk lemas tanpa bicara, usai mengurungkan niatnya bunuh diri. foto: Polsek Lowokwaru.
ADVERTISEMENT
MALANG - Bingung bayar uang kuliah, seorang mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), mencoba melakukan aksi bunuh diri di Jembatan Soekarno Hatta (Soehat), Kota Malang, Rabu (1/9/2021).
ADVERTISEMENT
Namun upaya mahasiswa nekat itu, berhasil digagalkan Satlantas Polsek Lowokwaru bersama warga. Diketahui pemuda itu berinisial MN (22), warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Panit I Polsek Lowokwaru, Ipda Zainul Arifin menjelaskan, sekitar pukul 09.00 WIB, MN tampak naik pagar besi Jembatan Soehat. Mengetahui hal itu, sejumlah warga dan petugas polisi yang kebetulan berjaga di Pos Polisi Universitas Brawijaya (UB) langsung bergegas menuju tempat MN berdiri.
Jembatan Soekarno Hatta, Kota Malang. foto/screenshoot googlemaps.
Polisi dan warga membujuk dan merayu MN, agar tidak melakukan aksi nekat terjun dari atas jembatan yang tingginya sekitar 12 meter dari permukaan air sungai.
"Polisi Lantas di Pos UB itu langsung bersama warga mencoba menyelamatkan dan akhirnya berhasil," ujar Zainul saat dikonfirmasi.
ADVERTISEMENT
Usai berhasil dicegah, MN tampak shok, lemas dan tak bisa diajak berkomunikasi. Setelah dirasa kondusif, MN lantas dibawa ke Polsek Lowokwaru. MN diketahui merupakan mahasiswa semester akhir Universitas Negeri Malang (UM).
"Lemasnya mungkin karena dia dari rumahnya di Dau ke sini sampai Jembatan Suhat jalan kaki. Dia kelihatan seperti kuliah awalnya, bawa tas dan handphone saja saat ditemukan," bebernya.
Berdasarkan keterangan Zainul, bahwa percobaan bunuh diri tersebut didasari oleh biaya kuliah. Disebutkan, biaya kuliah MN selama ini ditanggung seseorang. Sementara ibundanya telah tiada dan ayahnya sudah menikah lagi.
"Jadi dia hidup sama neneknya. Untuk biaya hidup sehari hari, dia bekerja dan gajinya hanya cukup untuk makan saja. Biaya kuliahnya ini dibiayai seseorang. Dia pun takut kalau gak lulus nanti disuruh mengganti seluruh biaya kuliah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Zainul menyebutkan bahwa MN merupakan mahasiswa yang cukup pandai. Dalam kegiatan perkuliahannya, MN tak memiliki catatan buruk.
"Itu dari dosennya tadi kami panggil ke sini. Katanya anak ini pintar, kuliahnya lancar dan dia pintar bahasa Mandarin," tutupnya. ========== Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan seperti LSM Jangan Bunuh Diri via email [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.