Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Masjid Sabilul Huda di Desa Srimulyo Minim Bantuan Pasca-Gempa Malang
26 Mei 2021 12:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
MALANG - Gempa Malang berkekuatan 6,1 magnitudo pada bulan April lalu, berdampak pada rumah bahkan fasilitas umum di wilayah Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Salah satunya Masjid Sabilul Huda, yang terletak di Dusun Purwosari, Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit.
ADVERTISEMENT
Masjid terbesar di Desa Srimulyo ini mengalami kerusakan cukup serius namun belum tersentuh pembangunan.
Pantauan relawan Tugu Media Media Peduli di lapangan, pada Selasa (25/05/2021), masjid yang teletak di wilayah Jengger R T 11 RW 07, Dusun Purwosari, ini mengalami banyak retakan di tembok dalam dan luar masjid yang terkesan akan roboh. Selain itu, tembok di sekeliling masjid sudah ada yang roboh dan belum ada penanganan.
Kepala Takmir Masjid Sabilil Huda, Burhan, mengatakan masjid tersebut minim donatur untuk kebutuhan material yang masuk, sehingga belum bisa melakukan pembangunan.
“Iya betul, kan mau dibangun, kalau dibongkar dan bahaya gak cukupkan (material) jadi macet pembangunannya,” sebutnya.
“Masih banyak yang dibutuhkan untuk masjid ini. Seperti beton eser, atap merah, pasir, koral. Untuk tenaga pembangunan kita siap dari swadaya masyarakat,” lanjutnya.
Dia mengatakan, bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah juga belum nampak secara fisik. Bantuan nyata yang telah diberikan donatur adalah dari Dewan Masjid Kecamatan Dampit, dari Desa Srimulyo, dan dari Tugu Media Group.
ADVERTISEMENT
“Yang terbesar bantuan baru dari Dewan Masjid Kecamatan Dampit dan dari njenegan ( Tugu Media Peduli),” ungkapnya.
Dia mengatakan, Desa Srimulyo minim bantuan karena akses menuju desa tersebut sangat sulit dilalui kendaraan besar dengan muatan.
Relawan dari Desa Srimulyo, Yulianto, mengungkapkan bahwa beberapa donatur memilih membatalkan dan putar balik karena kondisi jalan yang membahayakan. “Jalan di situ itu sangat menjadi hambatan di kita," sebutnya.
Reporter: Dicky