Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
MALANG - ''Ngopi gak harus wangi,'' kata Andik Destanto (37), menirukan testimoni pelanggan yang sering mampir ke kedainya.
ADVERTISEMENT
Andik merupakan pemilik Himung Kopi, sebuah kedai kopi kaki lima di pinggir jalan raya Kolonel Sugiono, Kelurahan Mergosono, Kota Malang.
Bermodal cekak, Andik berusaha mengakali usaha kedai kopinya secara sederhana. Satu-satunya unit sepeda gunung miliknya disulap menjadi bar kedai kopi lengkap beserta satu set perangkat seduh manual.
Konsep yang ditawarkan Himung Kopi terbilang unik. Usut punya usut, Andik memang sengaja memilih tempat berjualan di jalan sebagai edukasi memperkenalkan berbagai jenis kopi nusantara.
Menurut dia, banyak warga sekitar yang masih awam seputar kopi layak minum atau premium.
''Ini bukan kopi instan yang digunting lo ya. Nah saya ingin membuktikan bahwa semua kopi enak bisa dinikmati beragam kalangan dan dengan harga yang murah. Tanpa harus masuk ke kafe,'' ungkap Andik, pada Minggu (16/8/2020).
Berkat konsep turba ini, membuat pelanggan yang datang ke Himung Kopi cukup beragam. Mulai dari anak muda, buruh kerah biru, hingga buruh kasar seperti kuli bangunan, pasukan kuning, pedagang asongan, dan tukang rombeng pun tak sungkan mampir dan menyicip kopi bikinannya.
ADVERTISEMENT
''Jarang-jarang lho liat tukang rombengan, pasukan kuning mampir terus pesen kopi vietnam drip, nyoba kopi jenis Arabica pake V60. Itu jadi kebanggaan tersendiri buat saya,'' ujarnya.
Meski kaki lima, kualitas kopi yang dijajakan pun setara dengan kopi yang diminum di kedai-kedai kopi kekinian.
Nilai plusnya, pelanggan bisa menikmati kopi enak dengan harga murah meriah. Cukup berbekal Rp 5-10 ribu, sudah bisa menikmati berbagai jenis kopi nusantara disini.
Beroperasi sejak Maret 2019 silam, Arek Mergosono Gang 5 ini berharap, konsisten mempertahankan karakter Himung di pinggir jalan.
Bagi kebanyakan orang, kata dia, kafe baik mewah atau tidak, tetap bersifat ekslusif. Ada segmentasi disana.
''Ibaratnya gini, masuk kafe kan lewat pintu. Nah filosofinya, setiap orang setelah melewati pintu otomatis harus patuh dengan aturan rumah. Sifat pintu adalah batas penyekat. Nah dengan di jalan otomatis ga ada pintu, jadi semua orang bisa datang,'' terangnya.
ADVERTISEMENT
Selain murah, pengunjung juga akan disuguhi latar pemandangan khas Kota Malang dari sisi yang lain yang lebih otentik. Daerah ini memang memiliki jejak historis panjang, khususnya era zaman kolonial. Jadi, rata-rata arsitektur bangunan disekitarnya ini masih relatif terjaga keasliannya.
Jika ingin mencoba sensasi Himung Kopi, pelanggan harus bersiap bangun lebih pagi. Himung Kopi hanya buka di pagi hari dari mulai pukul 08.00-12.00 WIB.
''Konsepnya memang spesial kopi pagi. Selain itu, profesi utama saya memang satpam. Jadi ini kerja sambilan sekaligus hobi,'' pungkasnya.