Musim Hujan, Pakar Geofisika UB: Masyarakat Harus Waspada Bencana

Konten Media Partner
30 Oktober 2020 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Drs Adi Susilo MSi PhD. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Prof Drs Adi Susilo MSi PhD. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Memasuki musim hujan, sejumlah wilayah di beberapa daerah rawan bencana mulai menyiapkan posko penanggulangan bencana alam. Hal ini dilakukan guna mengatasi kerawanan bencana di musim hujan.
ADVERTISEMENT
Pakar Geofisika Kebencaan dan Eksplorasi Sumberdaya Alam Universitas Brawijaya (UB), Prof Drs Adi Susilo MSi PhD, mengatakan masyarakat dan pemerintah harus mengantisipasi tiga risiko bencana memasuki musim hujan.
"Tiga bencana tersebut adalah angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Ini bencana setiap tahun terjadi dan harus siap untuk penanggulangan," ucapnya.
Dia menambahkan, pada awal musim hujan sesuai dengan perkiraan cuaca, akan terjadi hujan deras disertai angin kencang pada bulan November, Desember, Januari, dan Februari.
Sementara itu, kata dia, Malang Raya berpotensi terjadi tanah longsor dan banjir. Oleh sebab itu, pemerintah harus tetap waspada terhadap bencana.
"Kalau untuk Malang Raya ini kan banjir dan longsor yang terjadi setiap tahunnya. Maka dari itu, harus membersihkan saluran yang terbendung sampah agar tidak terjadi banjir," sarannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bencana longsor kerap kali terjadi pada perumahan yang berada di pinggir kali.
Adi menghimbau kepada masyarakat, agar lebih waspada dan jeli terhadap tanda sebelum terjadinya longsor. Sebab, longsor tidak hanya terjadi pada daerah pegunungan saja.
"Kalau mau longsor itu biasanya akan ada tanda kerikil kecil yang mulai turun yang kemudian disusul dengan longsoran selanjutnya. Masyarakat harus waspada terhadap bencana longsor. Selain itu, juga kadang akan keluar air yang keruh itu sudah menandakan bahwa akan terjadi longsor," bebernya.
Oleh sebab itu, untuk waspada terhadap bencana, dia meminta pemerintah harus memberikan rambu di setiap titik rawan bencana dan membentuk pemuda desa tangguh terhadap bencana.(ads)