Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Nenek Meninggal, Mahasiswa di Malang Teriak di Atas Wall Climbing
21 September 2022 20:43 WIB
ยท
waktu baca 4 menitDikira Bunuh Diri, Padahal Luapkan Kesedihan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Aksi R (19) itu sempat viral, karena beredar kabar mahasiswa tersebut hendak bunuh diri. Padahal aksi itu dilakukan usai yang bersangkutan mendapat kabar neneknya telah meninggal dunia pada Selasa (20/9/2022) malam.
Awalnya aksi R itu membuat khawatir semua orang yang melihatnya. Namun ternyata, pemuda itu hanya ingin meluapkan kesedihan atas duka mendalam, setelah menerima kabar nenek tercinta tutup usia.
Kapolsek Lowokwaru, AKP Anton Widodo menjelaskan bahwa yang bersangkutan memang dalam kondisi shock usai mendapat kabar bahwa neneknya yang berada di Aceh telah meninggal dunia.
Diketahui, mahasiswa R (19), asal Aceh. Usai mendapat kabar duka itu, R menaiki wall climbing di kampus UM pada sekitar pukul 21.00 WIB untuk meluapkan kesedihannya.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya bukan berniat bunuh diri. Dia menaiki papan panjat tebing (wall climbing) hanya berteriak-teriak untuk melampiaskan kesedihan karena neneknya meninggal," jelasnya, Rabu (21/9/2022).
Menurutnya, R memang memiliki kedekatan yang kuat dengan neneknya. Terlebih, yang bersangkutan juga telah dirawat neneknya sejak kecil.
"Akhirnya dia merasa kehilangan, karena anak ini sejak kecil diasuh neneknya yang meninggal itu," ucapnya.
Anton mengatakan, R akhirnya bisa dibujuk untuk turun dari atas wall climbing kampus UM. Petugas kemudian membawa R ke Polsek Lowokwaru untuk ditenangkan dan diberikan pemahaman.
"Setelah yang bersangkutan bisa menerima penjelasan akhirnya yang bersangkutan kembali ke kosnya," paparnya.
Terpantau, lokasi wall climbing kampus UM itu memang tampak bisa terlihat dari Jalan Surabaya, Kota Malang. Aksi yang sempat dikira percobaan bunuh diri itu diketahui mengundang perhatian warga dan pengguna jalan yang melintas untuk melihat.
ADVERTISEMENT
"Dia sempat teriak teriak di atas itu. Katanya mahasiswa mau bunuh diri, mau lompat dari atas wall climbing itu," kata Sunarto, warga setempat yang mengaku sempat melihat aksi itu.
Terpisah, Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang, Teguh Budi Wibowo yang juga menerjunkan personelnya untuk melakukan evakuasi itu mengatakan, bahwa proses evakuasi dilakukan tim pecinta alam kampus UM.
"Karena yang bersangkutan tidak mau dievakuasi pihak lain. Sesuai permintaan, beliau minta dievakuasi teman sejawat sesama pecinta alam. Jadi kami hanya support peralatan evakuasi saja," tandasnya.
Sementara itu Kepala Bagian Kemahasiswaan UM, Taat Setyohadi , mengatakan R (19) asal Aceh, merupakan mahasiswa aktif kampus UM. Dia tak memiliki kerabat atau saudara di Kota Malang dan tinggal seorang diri. "Iya benar dia mahasiswa UM angkatan 2022," kata Taat Setyohadi, Rabu (21/9/2022).
ADVERTISEMENT
Dipastikan, kondisi R saat ini sudah stabil dan masih berada di Kota Malang. Dia juga mendapatkan pendampingan dan pengawasan secara intensif dari pihak kampus UM.
Kepala Seksi Pengelolaan GKB dan Keamanan UM, Doni Darmawan yang berada di lokasi kejadian menambahkan, R sama sekali tidak ada niatan untuk melakukan percobaan bunuh diri.
"Jadi awalnya, anak ini mendapat telpon dari keluarga bahwa neneknya meninggal dunia. Akhirnya dia mau meluapkan duka dan emosionalnya," bebernya.
"Dia juga sempat memukul-mukul tanah sampai tangannya luka lecet. Terus dia ingin di atas untuk teriak sekuat kuatnya dan nangis, itu aja. Setelah itu ya turun karena sudah plong," imbuhnya.
Namun saat dia melakukan aksi itu, masyarakat ternyata sudah berkerumun di bawah dan meneriaki R agar segera turun dengan menggunakan bahasa Jawa. Masyarakat mengira R hendak melakukan aksi bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Doni mengatakan, R yang tak bisa berbahasa Jawa tidak bisa menjawab masyarakat yang meneriakinya. Namun R sempat menyatakan akan turun dengan menggunakan bahasa Aceh.
"Setelah turun ya selesai, gak ada masalah. Bahkan sekarang sudah tidak terlihat seperti depresi. Tapi kami tetap memberikan pendampingan dan pengawasan untuk menjaga psikologisnya," ucapnya.
Menurut Doni, saat ini R juga terus berkomunikasi dengannya melalui ponsel. Dia memastikan bahwa R sudah dalam kondisi baik baik saja.
"Dia juga sudah mengatakan senang dan berterimakasih untuk pihak pihak yang memberikan perhatian dan dukungan kepadanya. Dia sekarang masih tetap ada di Kota Malang," tandasnya.