Omah Sayur, Tanam dan Panen dari Warga untuk Warga

Konten Media Partner
4 Agustus 2020 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eko Cahyono. Foto: Ulul Azmi.
zoom-in-whitePerbesar
Eko Cahyono. Foto: Ulul Azmi.
ADVERTISEMENT
MALANG - Warga RT 26 RW 07 Desa Sukopuro, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, kompak dan saling bahu membahu menanam sayur di lahan kosong depan Perpustakaan Anak Bangsa, yang kemudian dinamakan Omah Sayur.
ADVERTISEMENT
Sayur tersebut dipanen dan digunakan untuk kebutuhan warga sehari-hari, tanpa harus membeli.
Diinisiasi salah seorang warga, Omah Sayur berada di halaman kecil di rumah pribadi milik Eko Cahyono. Dia menyulapnya jadi kebun sayur organik mandiri.
Omah Sayur. Foto: Ulul Azmi.
''Sayur mayur disini, ditanam untuk dikonsumsi oleh warga masyarakat sendiri secara gratis, jika membutuhkan. Jadi siapapun setiap hari bisa panen sendiri di Omah Sayur,'' ungkap Eko, pada Selasa (4/8/2020)
Usut punya usut, Omah Sayur bahkan sudah digagas sejak 2011 silam. Sehingga kebutuhan pokok bahan pangan masyarakat bahkan sudah stabil meski dihantam pandemi COVID-19. Bahkan, ada juga warga luar desa yang memanfaatkan hasil panen Omah Sayur secara gratis.
Di masa Pandemi, kata Eko, Omah Sayur jadi lebih penting keberadaannya bagi ibu-ibu warga desa saat paceklik.
ADVERTISEMENT
''Setidaknya bisa mengurangi jatah uang belanja sayuran. Yang harusnya beli tidak perlu lagi, tinggal petik saja. Ada banyak mulai kemangi, kangkung, selada, kemangi, terong, cabe , jahe, kunyit, serai semua ada. Tinggal datang dan pulang, gratis,'' katanya.
Hingga saat ini, ada sekitar 25 tanaman siap panen. Mulai dari sawi daging, sawi, kangkung, kemangi, tomat, cabai merah, cabai kecil, terong, terong ungu, bayam, bawang prei, bawang putih, jahe merah, jahe biasa, jeruk purut, daun salam, serai, pandan, selada, seledri, sampai lidah buaya.
''Juga ada empon-empon seperti lengkuas, kunyit dan juga daun kelor. Dulu juga ada sempat buah, tapi udah enggak. Sekarang fokus di sayur mayur saja untuk kebutuhan sehari-hari,'' ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk media tanam, Omah Sayur menggunakan media polibag. Selain hemat lahan, juga hemat air. Pemupukannya juga organik, menggunakan pupuk kandang dan campuran media tanah dan sekam padi.
''100 persen organik. Jadi lebih aman dikonsumsi,'' tukasnya.
Saat ini, kata Eko, sudah ada sekitar 700 polibag yang berhasil dibudidayakan. Sebenarnya jika lebih bisa mencapai 2.500 polibag. Tapi terkendala dana untuk membeli polibag maupun benih.
''Kami juga menerima saja kalau ada yang membantu pengembangan Omah Sayur,'' imbuhnya.
Berangkat dari hobi berkebun, Eko berharap, Omah Sayur bisa menginspirasi masyarakat untuk semakin mencintai lingkungan sekitar dan memanfaatkan anugerah bumi Indonesia yg subur ini.
''Saya cuma ingin menanamkan bahwa Indonesia ini negeri subur dan makmur. Tongkat kayu dan batu saja bisa tumbuh, apalagi sayuran. Ayo dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kita harus mandiri,'' ajaknya.
ADVERTISEMENT