Pan Java, Wisata Kuliner Bernuansa Tani di Desa Mulyoagung

Konten Media Partner
8 April 2019 10:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu sudut Pan Java di Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang. (foto: Ida/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut Pan Java di Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang. (foto: Ida/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Apa yang dilakukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, ini tampaknya bisa jadi contoh desa-desa lain di Indonesia. Ya, desa ini memanfaatkan tanah desa untuk dijadikan wisata desa yang menghasilkan.
ADVERTISEMENT
Desa Mulyoagung menciptakan wisata desa yang diberi nama Panorama Alam Java atau Pan Java Mulyoagung atau Pan Java.
Miftakhul Adim, salah seorang pelopor, mengatakan bahwa Pan Java yang berada di atas lahan seluas lima hektare tersebut menghadirkan wisata kuliner dengan nuansa pertanian.
Berbagai olahan diambil dari hasil panen warga. Mereka memasaknya dengan sajian khas Jawa.
"Kendala awalnya desa kita ini tidak punya sumber alam, lalu terinspirasi kafe yang begitu banyak di Malang, diciptakanlah Pan Java ini," ujar Adim.
Dia menceritakan awal mula terbentuknya Pan Java. Antusiasme masyarakat yang begitu tinggi saat digelarnya Festival Tempo Dulu pada 2017 lalu yang menjadi inspirasi mereka.
Tak hanya ada kuliner dalam festival tersebut, Desa Mulyoagung juga menampilkan potensi budaya. Mulai dari musik tradisional hingga perkusi.
ADVERTISEMENT
"Berawal dari sinilah, muda-mudi berkumpul dan berpikir bagaimana desa kita punya kegiatan yang banyak dikunjungi. Akhirnya kami belajar dan berkunjung ke beberapa desa wisata yang sukses, seperti Pujon Kidul, Bon Pring dan Gubug Klakah," ungkap Adim.
Salah satu sudut Pan Java di Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang. (foto: Ida/Tugu Malang).
Akhirnya, tim inti pokdarwis kampung budaya yang terdiri dari 10 orang membuat konsep Pan Java dalam bentuk proposal. Proposal tersebut dipresentasikan ke kepala desa setempat dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang. Dari situlah, respons dan dukungan dari berbagai pihak mulai bermunculan.
Dana yang sebelumnya menjadi kendala pun teratasi. Saat itu, beberapa investor juga bersedia turut membantu.
"Kami tidak menerima investor dari luar desa, utamakan dulu warga desa yang sama-sama ingin mengangkat potensi desa. Sehingga akan tumbuh rasa memiliki Pan Java ini," ujar Pria yang menjadi ketua Pokdarwis Kampung Budaya.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, Pan Java bukan hanya wisata kuliner dengan nuansa tani. Di tahap dua nanti, ada juga pengembangan di sisi budaya dan edukasi. Misalnya, akan ada paket pelatihan edukasi kerajinan tangan, karena tempat kita adalah Tempat Pembuangan Sampah Terakhir (TPST), sehingga limbah sampah akan dikreasikan.
Selain itu, Pan Java juga akan menggandeng Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk edukasi batik tulis.
Salah satu sudut Pan Java di Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang. (foto: Ida/Tugu Malang).
Sementara di sisi budaya, Pan Java akan menggandeng seniman di Desa Mulyoagung untuk menghibur dan mengedukasi. a
Menurut Adim, targetnya pertengahan tahun ini, semua paguyuban seni di Mulyoagung sudah tampil di sini. Mulai dari tarian remo, beskalan, reog, karawitan dan bantengan.
"Kalau bisa orang ke sini tak hanya makan, tapi juga mendapatkan edukasi," tegas alumnus UIN Maliki tersebut.
Salah satu sudut Pan Java di Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang. (foto: Ida/Tugu Malang).
Di sisi edukasi, Adim juga akan menambahkan paket kopi lokal. Jadi, pengunjung akan diajak belajar bagaimana produksi, cara mengambil biji kopi yang bagus. Nantinya juga bakal menggandeng kopi-kopi lokal.
ADVERTISEMENT
Menggandeng Selorejo, Pan Java Mulyoagung juga bakal menghadirkan edukasi petik jeruk.
"Kalau bisa paket wisata edukasi ini tidak cukup dalam waktu satu hari. Saking banyaknya dan menyenangkannya. Sehingga esok akan datang kembali untuk melanjutkan," pungkas Adim.
Salah satu sudut Pan Java di Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang. (foto: Ida/Tugu Malang).
Untuk saat ini, pembangunan Pan Java Mulyoagung sudah memiliki beberapa bagian. Mulai dari Cafe Kopi Tani, Warung Tani, Sambal Desa Kasemo (Khas Sambal Mulyoagung).
Selain itu, juga ada pemancingan serta penginapan yang menjadi satu kawasan dalam Pan Java Mulyoagung.
Miftakhul Adim, salah seorang pelopor Pan Java. (foto: Ida/Tugu Malang).
Reporter: Ida
Editor: Irham Thoriq