Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten Media Partner
Sederet Pemicu Mahasiswa UM Coba Terjun dari Jembatan Suhat
1 September 2021 20:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
MALANG - Kota Malang digemparkan insiden seorang mahasiswa semester akhir hendak bunuh diri, dengan cara hendak melompat dari Jembatan Soekarno-Hatta (Suhat). Depresi akibat tekanan masalah hidup membuatnya memilih berupaya mengakhiri hidup.
ADVERTISEMENT
Plh. Kapolsekta Lowokwaru, AKP Sutomo, membeberkan sejumlah fakta yang menjadi pemicu MN (22), warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang hendak mengakhiri hidupnya.
Salah satu pemicunya masalah perekonomian keluarga. Hal itu lantas membuat MN harus bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kuliahnya.
"Dia punya permasalahan, satu di antaranya, dia ada masalah perekonomian. Itu yang membebani dia," ungkap Sutomo, Rabu (1/9/2021).
Pemicu lain yang membuat MN depresi yaitu, Ibunya baru saja meninggal dunia. Sedangkan ayahnya telah menikah lagi dan menjalani hidup bersama keluarga barunya.
"Beberapa saat yang lalu, ibunya meninggal. Ini menambah tekanan batin bagi dia. Jadi dia tidak punya satu sosok yang bisa untuk berbagi cerita," ujarnya.
"Dia juga kurang bisa mencari teman yang bisa diajak ngomong. Kalau dia punya teman untuk bisa diajak ngomong dan sebagainya, kemungkinan dia nggak seperti itu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pemicu selanjutnya yaitu masalah jalinan hubungan, baik hubungan persahabatan maupun asmara. Hal ini yang juga membuatnya tak bisa mengungkapkan permasalahannya untuk sekadar berbagi.
Selain itu, dia juga mengalami depresi dalam hubungan. Jadi begini tidak ada satu orang yang bisa diberikan curahan untuk menyampaikan sesuatu.
"Mohon maaf katakanlah pacar, dia merasa nggak mampu segalanya. Sehingga itu membuat dia semakin tertekan. Hingga ada upaya untuk mengakhiri hidupnya dengan cara melompat di jembatan tadi," tuturnya.
Permasalahan selanjutnya adalah pemikiran takut mengalami kegagalan dalam perkuliahan terutama dalam hal menyusun skripsi. Hal itu lantaran dia tak memiliki perangkat laptop untuk menyusun skripsi.
"Dia punya pikiran begini, dia kan semester akhir, dia berpikiran harus punya laptop. Padahal tidak diharuskan oleh universitas tersebut harus punya. Tapi dia berpikiran kalau nggak punya laptop nanti nggak bisa menyelesaikan," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Dari pihak kampus sudah berupaya kalau ada tugas dan sebagainya silakan di kampus komputer bisa dipakai. Wifinya juga nggak usah bayar. Artinya sudah ada upaya upaya oleh pihak kampus," jelasnya.
Dari permasalahan itu, pihaknya telah mendatangkan pihak kampus untuk mencari solusi. Akhirnya dari pihak kampus membebaskan biaya SPP hingga akhir semester kepada MN.
"Kita juga memberikan dorongan supaya namanya hidup ini kan memang banyak tantangan, banyak permasalahan, sehingga harus bisa tegar menghadapi," ucapnya.
Sebagai diberitakan sebelumnya, MN diketahui hendak berupaya terjun dari Jembatan Soekarno Hatta (Suhat) yang tingginya sekitar 12 meter dari permukaan air sungai, Kota Malang, pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB. Beruntung aparat kepolisian yang berada di Pos Polisi UB bersama warga berhasil menggagalkan.
=========
ADVERTISEMENT
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan seperti LSM Jangan Bunuh Diri via email [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.