Konten Media Partner

STIE Malangkucecwara Kenalkan Modul Nusantara Kuliner Malang

4 Desember 2021 12:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dari kiri: Dosen Modul Nusantara STIE Malangkucecwara, Drs Zainul Arifin MM dan Dra Dwi Danesty Deccasari MM. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Dari kiri: Dosen Modul Nusantara STIE Malangkucecwara, Drs Zainul Arifin MM dan Dra Dwi Danesty Deccasari MM. Foto: dok
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Sebagai salah satu wujud implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), STIE Malangkucecwara (ABM) memperkenalkan keberagaman budaya dan sejarah Kota Malang melalui rangkaian kegiatan Modul Nusantara.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, nonton bareng (nobar) sekaligus refleksi kuliner Malangan yang digelar pada Kamis malam (2/11/2021).
Kegiatan ini diikuti 24 mahasiswa yang berasal dari delapan perguruan tinggi di luar Jawa, di mana tiga di antaranya mengikuti secara daring.
Suasana Nobar dan refleksi kuliner Malang sebagai salah satu wujud implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), STIE Malangkucecwara. Foto: dok
Dosen Modul Nusantara STIE Malangkucecwara, Drs Zainul Arifin MM menjelaskan bahwa sebelumnya 21 mahasiswa tersebut diajak melakukan kunjungan ke berbagai pusat kuliner di Kota Malang seperti Bakso Kota Cak Man dan Keripik Tempe bu Noer.
“Kami tak hanya ke bakso ada sentra kripiknya saja. Tapi mahasiswa kita ajak untuk melihat langsung proses bakso dan kripik tempe ini dibuat, disajikan, dan dikemas,” ujarnya.
Hasil kunjungan itu dituangkan ke dalam laporan hasil kunjungan dan dilanjutkan dalam nobar kuliner daerah sebagai bahan refleksi untuk menggugah wawasan mereka kembali akan budaya dan perkembangan kuliner nusantara, sekaligus meningkatkan rasa kebanggaan para mahasiswa dari delapan perguruan tinggi luar Jawa tersebut akan masakan khas nusantara.
ADVERTISEMENT
“Malam ini mereka merefleksikan, merenungkan kembali apa sih makna makanan yang sudah dikunjungi di Malang tadi," ucapnya.
"Kita berharap dapat mendorong munculnya kesadaran mahasiswa untuk menggali kembali potensi makanan nusantara sehingga lebih jauh dapat menjadi cikal bakal dari terkenalnya makanan khas Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, dosen Modul Nusantara STIE Malangkucecwara lainnya, Dra Dwi Danesty Deccasari MM menambahkan bahwa kedelapan perguruan tinggi itu antara lain berasal dari Lampung, Makasar, Kendari, Medan, serta Denpasar dan berlangsung selama satu semester.
Selain itu, tambah dia, terdapat tiga kategori umum dalam kegiatan Modul Nusantara yakni kebhinekaan, refleksi, dan inspirasi.
“Kalau kebhinekaan ada 14 kali pertemuan, kemudian untuk refleksi itu ada tujuh kali pertemuan sedangkan inspirasi ada tiga kali pertemuan. Kegiatan malam ini sudah kegiatan ke-24, tinggal satu lagi. Totalnya ada 25 kegiatan dan nanti gongnya adalah pengabdian masyarakat,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Modul Nusantara STIE Malangkucecwara, Windi Ikhsa Velani mengaku antusias dengan pertukaran mahasiswa MBKM di STIE Malangkucecwara ini sejak awal bergabung, kurang lebih empat bulan lalu.
Menurutnya, STIE Malangkucecwara memiliki kualitas pendidikan yang sangat bagus. Terlebih, kegiatan ini memberikannya banyak pengalaman dan teman baru.
“Teman-temannya dari berbagai daerah, jadi kita para mahasiswa berkumpul di sini saling belajar kebudayaan masing-masing, bisa tahu bagaimana caranya berbudaya. Apalagi di sini pembelajarannya sangat bagus, dosennya kompetitif, dan cara pembelajarannya lebih aktif. Secara fisik kampusnya asri bikin mahasiswanya ini betah buat belajar,” ucap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro Lampung ini.(ads)