Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Syampuri, Pria 70 Tahun yang Masih Semangat Jual Angsle Tiap Malam
11 April 2019 14:34 WIB
ADVERTISEMENT

Bagi Anda yang masih muda, tapi kadang malas bekerja, tampaknya spirit yang dimiliki Syampuri ini patut menjadi contoh. Ya, meski usianya sudah 70 tahun, tapi Syampuri tetap semangat berjualan angsle. Hampir tiap malam, Syampuri menerbos dinginnya jalanan Kota Malang untuk menjajakan angsle buatannya.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, angsle adalah jajanan khas Jawa Timur yang menyerupai kolak. Angsle umumnya, enak dihidangkan saat hangat.
Saat ditemui di dekat Alun-Alun Merdeka, Kota Malang, selasa malam (9/4), Syampuri yang kulitnya mayoritas sudah mulai mengeriput, tampak mendorong gerobaknya. Secara perlahan, dia berjalan, sambil menengok ke kanan dan ke kiri mencari pembeli.”Ya, seperti ini setiap malam jualan angsle,” kata Syampuri kepada wartawan tugumalang.id.
Rute Syampuri terbilang lumayan. Dia berangkat dari rumahnya di daerah Janti, Kota Malang, lalu ke utara, hingga melawati Alun-Alun Merdeka, Kota Malang. Setelah itu, dia ke utara terus hingga melintasi Balai Kota Malang. Setelah itu, dia balik ke rumahnya.
Jarak tempuh Syampuri itu sekitar tiga kilometer. Dia kadang berangkat habis magrib, dan baru tiba di rumah lagi sekitar 23.00 WIB. Lalu, apa motivasi terbesarnya hingga bekerja di usia senjanya.”Agar ketika cucu minta uang, saya punya uang,” kata pria tujuh cucu ini.
ADVERTISEMENT
Ya, memang saat ini Syampuri sudah tidak terbebani membiayai anaknya. Lantaran, dari empat anaknya, tiga diantaranya sudah menikah dan bekerja semua. Sedangkan anaknya yang terakhir, masih SMA.”Tapi anak yang terakhir, sudah menjadi tanggungan anak-anaknya,” imbuh suami dari Sumarni,50, ini.
Untuk penghasilan Syampuri saban malam cukup lumayan. Dia bisa mendapatkan Rp 700 ribu jika angsle yang dia bawa habis. Sedangkan jika tidak habis, bisa di bawah itu sekitar Rp 400 ribu, hingga Rp 400 ribu.
Dari total pemasukan itu, antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu, dia tabungkan di sebuah perbankan swasta yang tidak jauh dari rumahnya.”Sekarang tabungan lumayan, tapi meski begitu saya tetap terus bekerja, karena kalau tidak bekerja juga tidak enak,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter : Irham Thoriq