Konten Media Partner

UM-UTM Gelar Simposium Indonesia Malaysia Research Consortium

9 September 2022 17:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran produk penelitian di lantai satu Gedung A19 UM. Foto: Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Pameran produk penelitian di lantai satu Gedung A19 UM. Foto: Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
MALANG - Universitas Negeri Malang (UM) bersama Universiti Teknologi Malaysia (UTM) secara resmi menyelenggarakan 1st International Symposium Indonesia-Malaysia Research Consortium (IMRC).
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UM ini, berlangsung di lantai satu Gedung A19 UM, pada Jumat (9/9/2022).
Dihadiri oleh Rektor UM, Prof Dr AH Rofi'uddin MPd dan Rektor UTM, Prof Datuk Dr Ahmad Fauzi bin Ismail beserta masing-masing jajaran, kegiatan ini memuat 10 tema penelitian dalam parallel discussion yang melibatkan 20 peneliti dari UM maupun UTM.
Paparan salah satu peneliti dari UTM. Foto: Feni Yusnia
Prof Rofi'uddin mengatakan bahwa saat ini kesadaran untuk melakukan kolaborasi sudah mulai bermunculan, tidak lagi berkompetisi. Utamanya di tingkat perguruan tinggi.
Sebab itu, pihaknya mendukung adanya riset kolaborasi melalui IMRC ini. "Kita sadar bahwa ini tidak selamanya berjalan sendiri, maka kita rintis bersama. Bahkan di UM, setiap peneliti wajib membuat pengabdian," kata dia.
ADVERTISEMENT
Pihaknya berkomitmen mendorong UM bersama UTM melalui konsorsium ini agar bisa memberikan yang terbaik untuk kedua negara beserta masyarakatnya. "Maka, jangan sampai meneliti untuk penelitian saja, tapi juga untuk masyarakat," jelasnya.
Rektor UM, Prof Dr AH Rofi'uddin MPd, saat memberikan arahan. Foto: dok Feni Yusnia
Prof Datuk Dr Ahmad menambahkan bahwa pihaknya turut menyampaikan rasa terima kasih lantaran telah dilibatkan dalam riset kolaborasi bersama sivitas akademika UM.
Ia berharap ini mampu menjadi katalisme dalam aktivitas IMRC ke depannya. "Kita tidak mau kompaknya saja tapi kosong isinya. Kita ingin biarpun sedikit tapi berisi dan menyumbang manfaat pada masyarakat. Saya percaya IMRC akan menjadi sesuatu yang berdampak dan menjadi wadah fasilitas kita untuk berbagi," paparnya.
Rektor UTM, Prof Datuk Dr Ahmad Fauzi bin Ismail. Foto: Feni Yusnia
Sementara itu, Ketua LP2M UM, Prof Dr Markus Diantoro MSi menjelaskan bahwa kolaborasi ini dilatarbelakangi oleh keinginan bersama untuk mewadahi riset kolaborasi antar dunia pendidikan, tak hanya di skala nasional, melainkan juga internasional.
ADVERTISEMENT
"Ini kami gagas sejak sejak tahun 2011, tahun itu belum riset. Baru riset di antara tahun 2019-2020, kemudian tahun 2020 baru kami implementasikan (pembentukan konsorsium) di Institut Teknologi Surabaya (ITS). Peneliti di Indonesia maupun Malaysia sepakat menggabungkan penelitian dalam satu konsorsium IMRC," ujarnya.
Ditambahkan, dalam konsorsium ini disepakati ada lima kluster. Dua kluster di antaranya terus berjalan sampai sekarang yakni Stem (Science, Enginering, and Mathematics Education) dan Social Humaniora. Prakteknya, satu tema penelitian dikerjakan oleh dua orang peneliti masing-masing satu orang dari UM dan UTM. Sehingga total yang dipaparkan ada 10 judul riset kolaborasi.
"Ini bukan meneliti sendiri, tapi memadukan dua negara. Sehingga dampaknya lebih kuat dan outputnya lebih banyak," tandasnya.(ads)
ADVERTISEMENT