Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
UNIM Gala Dinner with Parents Bersama Alumni Berprestasi dan Mahasiswa Baru
16 September 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 7 menitBerbagai Peran dalam Pendidikan Ananda
ADVERTISEMENT
MOJOKERTO -- Ada pemandangan menarik pada acara Unim Gala Dinner With Parents, Universitas Islam Majapahit (UNIM). Yakni kehadiran orangtua mahasiswa baru. Tak hanya itu, Unim juga mengundang sejumlah alumni, mahasiswa berprestasi dan tentu saja para dosen, tenaga kependidikan, pengurus yayasan. Acara itu dihelat di lantai 2 Graha Nusantara Kampus Universitas Islam Majapahit (UNIM) Mojokerto, pada Jumat malam (9/9/2022).
ADVERTISEMENT
Menapaki tangga lantai dua Graha Nuswantara, para undangan disambut tak hanya duta kampus dan panitia, tetapi juga information display, yang menggambarkan tahapan perkuliahan, dari penerimaan hingga kelulusan.
Sementara itu, layaknya ruang Gala Dinner, meja dan kursi undangan ditata secara familiar dan friendly. Setiap meja ditata dan diperuntukkan dua ayah-bunda mahasiswa, dengan didampingi oleh satu orang panitia.
Mengusung tema 'Berbagi Peran dalam Pendidikan Ananda', acara UNIM Gala Dinner with Parents, dibuka dengan sedikit seremonial layaknya universitas Islam, berupa pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sari tilawah, dan ditutup dengan doa. Selebihnya adalah dialog yang lebih banyak dipandu langsung oleh Mas Andik, sapaan akrab Rektor Universitas Islam Majapahit, Dr. H. Rachman Sidharta Arisandi, M.Si.
ADVERTISEMENT
Sesaat sebelum acara berlangsung, Mas Andik menyinggung pemikiran di balik tema yang diusung. Menukil uraian hadits dalam kitab Dhuratin Nasihin.
“Dunia itu ibarat taman, akan indah dan tegak oleh empat unsur utama: ilmu para ulama, keadilan para umara, kedermawanan kaum kaya, dan doa kaum miskin. Menurut saya, ini soal kedudukan dan peran. Jadi, setiap manusia punya kedudukan, yang didalamnya tersirat tuntutan harus berbuat apa. Nah, pengurus yayasan, pejabat universitas, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, orangtua adalah kedudukan. Semuanya memiliki peran, atau tuntutan harus berbuat apa demi pendidikan peserta didik Universitas Islam Majapahit,” katanya.
Bagaimana memahami kedudukan masing-masing dan bisa perperan dengan baik dan benar, kalau bertemu dan berkomunikasi saja tidak pernah? Jadi intinya memang menjalin kebersamaan, berbagi peran dan merajut harapan bersama demi ananda yang menapaki jejang pendidikan tinggi.
Alhasil, sambil menikmati aneka hidangan yang mengalir dihantar pramusaji ke meja undangan, ratusan ayah-bunda merasa santai dan nyaman mengikuti dialog yang demi kelancaran juga dibantu oleh pembawa acara profesional. Tahapan tahapan kuliah ananda, yang semula berbentuk visual, menjadi verbal.
ADVERTISEMENT
Sejumlah tanda-tanya hilang karena terjawab langsung. Apakah semua dijawab Rektor? O tidak! Karena sebagian besarnya justru oleh obrolan kecil di meja masing-masing. Mengapa? Karena setiap pendamping ayah-bunda, dan panitia yang berseliweran juga berperan sebagai informan. Mereka tak hanya punya informasi, tetapi juga sangat siap berbagi informasi.
“Bukan Ibu! Tes asesmen psikologis UNIM itu bukan ujian masuk. Tetapi untuk membatu putra-putri kita mengetahui kecerdasan terbaiknya. Kan kuliah itu beda dengan sekolah. Jadi lebih merdeka memilih jurusan. Sementara ini saja, UNIM punya 13 (tiga belas) jurusan. Merdeka memilih sesuai minat, tetapi juga akan dibantu agar sesuai bakat,” jelas Dr Hj Rofiqah M.Pd, CHt, yang menghampiri dan nimbrung meja ayah-bunda mahasiswa baru.
“Apakah mahasiswa boleh tetap pada prodi pilihan sendiri?,” sela suami ibunda tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sangat boleh Bapak! Kan sekarang ini Merdeka Belajar di Kampus Merdeka. Makanya diberi layanan bimbingan. Intinya, agar kesungguhan dan cata belajarnya diperbaiki. Insyaallah tetap sukses dalam studi dan karirnya nanti,” kata Bu Rofi.
Siklus akademik menuju sukses bersama UNIM, berlanjut ke Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
“Kuliah dan mengembangkan diri harus didukung lingkungan dan suasana yang kondusif, baik lingkungan fisik, organisasi, hubungan sosial, ruang kuliah, gazebo taman belajar dan diskusi, termasuk jaringan internet yang memadai. PKKBM, selain bertujuan mempersiapkan diri mahasiswa untuk beradaptasi dan belajar lebih mandiri, juga bertujuan memerkenalkan itu semua. Saya berterimakasih kepada para mahasiswa yang senantiasa memberikan masukan dan bahkan tuntutan agar kehidupan kampus semakin baik,'' ungkap Rektor.
ADVERTISEMENT
“Masa kuliah, yang semestinya bisa tuntas dalam empat tahun, dan bahkan tiga setengah tahun, perlu diisi tidak hanya kuliah melulu. Tetapi juga mengembangkan minat dan bakat-bakat lain. Kesempatan belajar merdeka belajar, atau belajar di luar program studi juga dimaksudkan untuk memperluas pilihan-pilihan karir baik selama kuliah maupun setelah lulus. Jadi sebenarnya tidak sama sekali terputus antara tahapan kuliah, yudisium dan wisuda, dan kiprah anak-anak kita setelah lulus,” tambah Rachman yang Magister Manajemen Sumberdaya Manusia, dan Doktor Ilmu Politik itu.
“Saya bersyukur Alhamdulilah, sering dapat pesan singkat dari teman-teman. Katanya, ada mahasiswa Bu Dewi yang sekarang jadi teman sejawat saya di BNI. Ada juga yang di perusahaan. Kalau di kantor pemerintahan dan jadi guru, tidak terhitung banyaknya. Alhamdulillah, kampus ini sudah melahirkan banyak manusia berguna,” sambut Dewi Masyitah mewakili Yayasan Bakri Adnan Zain.
ADVERTISEMENT
Menguatkan uraian Rektor, tampak hadir dan berbagi kisah mewakili alumni, Alumnus Teknik Industri, Dwi Susanto ST. Tahun 2014 dia melamar ke PT Unicharm Nonwoven Indonesia, bagian dari Unicharm Group Jepang. Ini produsen diapers besar, beroperasi di 80 negara lebih. Dwi Susanto menduduki peringkat kedua dari delapan pelamar yang lulus seleksi. Tentu tidak mudah.
Dikatakan, sejak lamaran dan seleksi hingga sekarang, pesaing dan mitra kerjanya adalah alumni beberapa universitas dan institut teknik negeri terkenal. Karir leadernya dimulai pada bagian Wet Tissue. Dengan bekerja keras dan tetap belajar, sebagaimana ditanamkan sejak kuliah, tahun 2016 dia beroleh promosi menjadi assistant manager produksi. Tahun 2018 Dwi diangkat menjadi Production Manager hingga sekarang.
“Saya bangga bisa kuliah dan lulus dari Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Islam Majapahit. Saat kuliah memang terasa berat karena harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja, tetapi dengan bimbingan para dosen yang kompeten, saya bisa menyelesaikan studi dalam 4 Tahun. Banyak ilmu bermanfaat saya peroleh dari almamater ini, terutama untuk karir saya. Alhamdulillah. Semua merupakan pencapaian yang sangat membanggakan bagi saya, karena bisa bersaing dengan alumni universitas ternama, dan mendapat kepercayaan memimpin mereka”, katanya.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya saya juga kangen bertemu muka ananda Rakhmat Sebastian, yang malam ini mohon ijin tidak bisa hadir bersama kita. Siapa dia? Kalau versi agak lengkap, bisa dicari di internet. Yang pasti, alumnus kita dari Teknik Mesin ini telah menoreh prestasi keteknikan tingkat dunia, karena Juara Keenam Tingkat Dunia, Mekanik Isuzu Terbaik kategori individu. Semoga senantiasa sehat dan semakin sukses. Amin”, tutur Rektor.
Tak berapa lama, Rektor mempersilahkan seorang alumni berbusana modis, yang juga mendapatkan penghargaan sebagai salah satu alumni berprestasi.
Zarnika SE berasal dari Ranah Minang ini. Lantas dia pun bertutur perihal kisah berkuliah sambil bekerja dan berwirausaha. Berkuliah di Fakultas Ekonomi UNIM. Bekerja sebagai fotomodel. Berwirausaha apa saja, hingga sekarang memiliki gerai dan kafe sendiri. Zarnika Ayu S. Ak, alumni Prodi Akuntansi. Sekarang pebisnis, modeling, parfum, baju hijab, dan cafe.
ADVERTISEMENT
“Ayo kita motivasi para mahasiswa mulai berwirausaha sejak kuliah. Jangan menunggu lulus baru bingung. Mulai sekarang, di sini, dengan apa yang ada. Begitulah kebanyakan kisah sukses para pengusaha”, tukasnya.
UNIM Gala Dinner with Parents, juga menjadi ajang pemberian penghargaan Yayasan kepada para jajaran internal auditor UNIM, dan pemberian penghargaan universitas kepada duta kampus dan mahasiswa berprestasi. Bersama para penerima penghargaan, tampak seorang anggota TNI berbusana PDL ikut menerima penghargaan dan mengisyaratkan lambang cinta kepada saat foto bersama. Alberth Bana Pah, begitu nama lengkapnya, ternyata ayahanda Chindy Alvionita Bana Pah, salah satu mahasiswa baru UNIM. Sukacita ayahanda ini saat esok hari diminta pendapat tentang UNIM Gala Dinner with Parents, hingga menyentuh jati-diri religius-kultural UNIM.
ADVERTISEMENT
“Pandangan saya mengenai Gala Dinner kemarin. Saya senang ketika diundang untuk bertemu dan membahas prestasi mahasiswa, menjadikan motivasi orangtua untuk tetap mendukung setiap langkah putra-putri kita dalam mewujudkan cita-citanya,'' katanya.
Lebih jauh Alberth Bana Pah menceritakan bahwa, dirinya berasal dari pulau Sawu-Raijua Nusa Tenggara Timur, dan sudah berdinas di Mojokerto sejak 1997. Anaknya bertekad membangun teknologi industri di kampung halamannya untuk bisa terbukanya lapangan pekerjaan, dan mengolah berbagai potensi menjadi sumber penghidupan dan penghasilan. Bahkan bisa diekspor ke luar negeri.
''Alasan saya memilih UNIM, selain dekat rumah sehingga saya bisa memantau, saya juga melihat UNIM mampu mencetak mahasiswa yang berprestasi. Lebih-lebih, UNIM mendidik mahasiswa tidak meninggalkan budayanya. Semoga ke depan, UNIM bisa semakin baik dalam penyediaan dan pengembangan fasilitas sarana-prasarana untuk mahasiswa, semakin mampu menggali potensi dan menumbuhkan prestasi mahasiswa. Tentu saja, semakin baik peringkat akreditasi dan kualitas kampusnya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Di luar urusan berbagi peran, mencicipi hidangan, dan menikmati hiburan musik, masih ada kesepakatan, harapan, dan keseruan. Kesepakatan akan hadir lagi paling tidak saat putra-putrinya Wisuda Sarjana empat tahun ke depan. Harapan yang disuratkan pada selembar kertas disertai doa bersama. Keseruan melangitkan kertas bertulisan harapan, yang dilekatkan pada sejumlah balon dan lampu penerang warna-warni.
“Bismillah. Insyaallah. Alhamdulillah,” kata rektor Unim, bersama-sama para hadirin melepas balon-balon dari pegangan, tetapi tidak melepas sama sekali dari pandangan hingga cukup tinggi.
“Alhamdulillah. Semua tampak sumringah. Balon harapan berwarna cerah. Insyaallah penuh berkah. Ziadatul khair ba’da khair. Bertambahnya kebaikan setelah kebaikan,” pungkas Rektor Unim.
Live Update