5 Film Pilihan tentang Keluarga Disfungsional

Tutur Literatur
O Captain, My Captain. (Whitman, 1865)
Konten dari Pengguna
6 Juni 2018 1:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tutur Literatur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
5 Film Pilihan tentang Keluarga Disfungsional
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hari raya Lebaran tinggal menghitung hari. Dalam kata lain, Lebaran dapat jadi momen paling tepat untuk berkumpul bersama keluarga. Ada yang rela menyempatkan pulang kampung ke luar kota, atau bahkan menyeberang pulau, hanya demi berjumpa dengan keluarga tercinta.
ADVERTISEMENT
Momen berkumpul dengan keluarga pastinya sangat dinantikan: makan bersama dalam satu meja, membincangkan hal-hal seru, mengenang masa-masa indah bersama, bersenda gurau.... Ah, begitu harmonis!
Namun, beda ceritanya kalau kamu menjadi salah satu dari anggota keluarga dalam 5 film berikut ini. Tutur Literatur memberimu 5 rekomendasi film tentang keluarga disfungsional yang bikin kamu bersyukur akan keadaan keluargamu saat ini, dan tentunya bakal bikin kamu kangen dengan para anggota keluarga.
1. Little Miss Sunshine (2006)
Sheryl (Toni Collette) harus menerima kenyataan bahwa memiliki keluarga yang unik tidak selalu berarti kebahagiaan. Suaminya, Richard (Greg Kinnear) adalah motivator kelas teri yang bermimpi menjadi seorang pemenang. Anak laki-lakinya, Dwayne (Paul Dano) adalah remaja anti-sosial yang menolak untuk bicara sampai ia berhasil jadi pilot di US Air Force Academy. Putrinya, Olive (Abigail Breslin) begitu berambisi menjadi seorang puteri kecantikan dan rutin berlatih bersama kakeknya, Edwin (Alan Arkin) yang pecandu heroin. Ditambah lagi dengan kedatangan Frank (Steve Carrell), seorang homoseksual yang baru saja mencoba bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Pertengkaran demi pertengkaran dilalui oleh keluarga nyentrik ini hingga akhirnya mereka disatukan dalam petualangan tak terduga di mobil van, di mana mereka mengantar Olive mengikuti ajang kecantikan Little Miss Sunshine.
2. Dogtooth (2009)
Bukan Yorgos Lanthimos namanya kalau tidak menyuguhkan potret kegilaan dalam filmnya. Dalam Dogtooth, sebuah keluarga tak bernama menampilkan tradisi di luar akal wajar. Sepasang orang tua mendidik ketiga anaknya (2 orang perempuan dan seorang lelaki) dengan begitu protektif.
Bukan saja mereka tak boleh bersentuhan dengan dunia luar yang kata sang ayah penuh marabahaya (bahkan ayahnya mengatakan kepada anak-anaknya bahwa di luar sana ada kucing yang suka makan anak lelaki), ketiga anak polos tersebut pun diberi banyak pendidikan janggal oleh orang tuanya. Kedua orang tuanya menjanjikan akan mengizinkan mereka untuk ke luar rumah dengan syarat gigi 'dog tooth' (taring) sudah tanggal dan tumbuh kembali--hal yang mustahil bagi gigi di usia mereka.
ADVERTISEMENT
3. American Beauty (1999)
Debut sutradara Sam Mendes ini berhasil memenangkan best picture dan best director pada Academy Awards 2000. Bercerita tentang keluarga disfungsional Amerika Serikat, film ini berhasil menggambarkan kekacauan hubungan suami-istri yang berdampak pada tingkah laku sang anak.
Tidak ada lagi romansa dalam mahligai pernikahan Lester Burnham (Kevin Spacey) dan Carolyn Burnham (Annette Bening), dan hal ini membuat Jane (Thora Birch) membenci orang tuanya dan ingin melarikan diri dari rumah. Namun, keadaan berganti secara drastis ketika Lester bertemu dengan Angela (Mena Suvari), teman dekat Jane, dan mempengaruhi bagaimana ia melihat kehidupan dan keluarganya.
4. The Royal Tenenbaums (2001)
Potret keluarga disfungsional juga dapat ditemukan dalam film arahan Wes Anderson ini. The Royal Tenenbaums bercerita tentang keluarga Tenenbaums dengan karakter-karakter unik di dalamnya. Seorang ayah bernama Royal Tenenbaum (Gene Hackman) meninggalkan keluarganya setelah ia bercerai dengan sang ibu (Anjelica Huston), termasuk ketiga puteranya yang masih remaja.
ADVERTISEMENT
Meski masih muda, ketiga anak mereka terbilang telah meraih sukses; Chas (Ben Stiller) si sulung yang ahli mengelola bisnis, Margot (Gwyneth Paltrow) yang sejak usia 11 telah berhasil membuat pementasan drama, dan Richie (Luke Wilson) si jawara tenis dan seniman.
Dua puluh tahun kemudian, Royal terusir dari hotel di mana ia tinggal selama ia 'kabur' dari rumah. Di usia senja tersebut, ia berniat untuk kembali pulang ke rumahnya. Namun, anak-anaknya awalnya tak ingin menerima kehadirannya kembali. Baru setelah Royal berpura-pura sakit kanker akut, mereka mau tak mau rela untuk menerima kehadiran sang ayah. Humor segar ala Wes Anderson membumbui sepanjang film, ditambah dengan teknik sinematikanya yang memanjakan selera artsy-mu.
5. Interiors (1978)
ADVERTISEMENT
Menyaksikan film Woody Allen yang satu ini bakal bikin kamu teringat dengan film-film Ingmar Bergman. Film ini berkisah tentang tiga perempuan kakak-beradik pegiat seni yang harus menghadapi perceraian kedua orang tuanya. Sang ibu yang mengalami depresi menyebabkan hubungannya dengan anak-anak jadi kaku. Konflik antar anggota keluarga menjadi kian runyam manakala sang ayah mengenalkan pacar baru yang kelak akan diperistrinya, dan membuat keadaan psikologis sang ibu menjadi destruktif.
Jika kamu penggemar berat film-film Woody Allen, kamu pasti sadar kalau Interiors yang rilis tahun 1978 ini adalah film drama serius pertama Woody Allen, setelah penonton dimanjakan oleh film-film bergenre komedi maupun komedi romantis yang jadi ciri khasnya.