Konten dari Pengguna

Gemerlap Perayaan Waisak di Sri Lanka

ullif taftazani
Warga Negara Indonesia
18 Maret 2021 14:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ullif taftazani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana kuil Seema Malakaya pada perayaan Waisak                                                                                       (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kuil Seema Malakaya pada perayaan Waisak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Apa yang muncul di benak anda ketika mendengar kata Sri Lanka?
ADVERTISEMENT
Ketika saya bertanya atau berbincang dengan beberapa orang Indonesia mengenai Sri Lanka, ada beberapa hal yang diasosiakan dengan Sri Lanka yaitu India, teh Dilmah, Macan Tamil (kelompok separatis Pembebasan Macan Tamil Eelam), dan batu mulia (rubi, safir, dll). Dari pengalaman tersebut, sebagian besar mengidentikkan Sri Lanka dengan India dan berasumsi bahwa mayoritas penduduk Sri Lanka beragama Hindu. Bahkan ada yang pernah menyangka bahwa Sri Lanka adalah negara bagian dari India...
Sri Lanka, negara berbentuk pulau ini memang bertetangga dengan India, tepatnya berada di selatan India. Meskipun sering diidentikkan dengan India, ternyata cukup banyak perbedaan antara kedua negara ini. Salah satunya adalah dari sisi mayoritas agama yang dianut. Berbeda dengan India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, Sri Lanka memiliki komposisi penganut agama Buddha sekitar 70% dari sekitar total 22 juta jiwa penduduknya. Masyarakat Sri Lanka dikenal sangat religius dan memegang kuat nilai-nilai ajaran Buddha. Pada setiap bulannya diperingati hari purnama atau yang dikenal dengan Poya Day, yang juga ditetapkan sebagai hari libur nasional. Salah satu perayaan Poya yang paling penting adalah Vesak Full Moon Poya atau yang lebih dikenal dengan hari raya Waisak.
Kantor Presiden Sri Lanka (kiri) dengan dekorasi lampu warna-warni bendera Buddhism (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sebagaimana di negara-negara lain seperti Thailand, Myanmar, dan Korea Selatan, hari raya Waisak secara umum diperingati oleh penganut agama Buddha dengan mengunjungi dan berdoa di kuil. Meskipun demikian, mengingat pentingnya hari raya Waisak, masing-masing negara memiliki kekhasan tersendiri dalam merayakannya melalui cara yang spesial dan unik, begitu pula Sri Lanka.
ADVERTISEMENT
Waisak, Festival Cahaya
Sri Lanka menyambut perayaan hari kelahiran, pencerahan agung, dan naiknya Buddha ke nirwana yang jatuh pada bulan Mei tiap tahunnya ini dengan penuh keceriaan. Gemerlap warna-warni lampu dan lampion menyemarakkan berbagai sudut kota. Masyarakat Sri Lanka pun turut menghias rumah masing-masing dengan lampu dan lampion yang terbuat dari kertas. Pada masa seperti ini, biasanya banyak penjual yang menjajakan lampion kertas di jalan-jalan. Namun demikian, masih ada pula yang mempertahankan tradisi dengan membuat sendiri lampion dari kertas bersama-sama dengan anggota keluarga.
Danau Beira pada perayaan Waisak (Sumbber: Dokumentasi pribadi)
Gemerlap cahaya dari lampu dan lampion membuat perayaan Waisak di Sri Lanka dikenal juga sebagai Festival Cahaya. Pusat perayaan dan gemerlapnya festival ini dapat dinikmati di Ibukota Colombo, tepatnya di kuil Seema Malakaya yang berada di danau Beira. Kuil dan sekeliling danau yang dihias dengan indah menjadi daya tarik tersendiri, air danau bak cermin yang memantulkan cahaya dari hiasan dan dekorasi di sekeliling danau. Suasana semakin semarak dengan adanya pertunjukan musik dan paduan suara religius di tengah danau. Tentunya suasana semacam ini lebih pas dinikmati pada malam hari dengan berjalan kaki mengelilingi danau.
Suasana di pinggir danau Beira ketika perayaan Waisak (Sumber: dokumentasi pribadi)
Pandal, kisah perjalanan hidup dan ajaran Buddha
ADVERTISEMENT
Gemerlap perayaan Waisak semakin meriah dengan adanya Pandal yang dipasang di berbagai tempat sebagai wujud persembahan dan penghargaan kepada Buddha. Pandal merupakan sebuah panel berbentuk seperti papan reklame yang dibuat sedemikian rupa dengan dekorasi berupa lampu warna-warni dan lukisan atau gambar yang menceritakan kisah perjalanan hidup Buddha mulai dari kelahiran sampai kenaikannya ke nirwana. Tidak hanya dekorasi visual, Pandal juga disertai dengan suara atau audio yang menuturkan kisah perjalanan hidup dan ajaran Buddha yang digambarkan pada pandal. Biasanya warga Sri Lanka betah selama berjam-jam berkumpul atau berkerumun di depan pandal menikmati indahnya dekorasi dan dengan khidmat menyimak narasi yang dituturkan.
Pandal, dekorasi artistik yang mengisahkan perjalanan hidup Buddha (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dansal, kedermawanan dan kemurahan hati
Perayaan Waisak di Sri Lanka semakin bermakna dengan adanya Dansal di berbagai penjuru kota. Dansal adalah stan atau tempat (pada umumnya berupa tenda) yang didirikan dengan tujuan untuk membagikan makanan dan minuman secara cuma-cuma kepada semua orang yang singgah ataupun lewat. Makanan dan minuman yang dibagikan biasanya merupakan sumbangan dari warga atau para donatur kuil. Dansal biasanya dapat dijumpai di depan kuil-kuil Buddha. Namun pada perkembangannya, penyelenggara Dansal tidak terbatas kuil-kuil Buddha, masyarakat Sri Lanka pun semakin banyak yang membuat Dansal secara kolektif di depan rumah atau di pinggir jalan. Aksi kedermawanan ini merupakan perwujudan nyata dari filosofi ajaran Buddha untuk berbuat kebaikan, menolong, dan berbagi kepada sesama manusia.
Suasana antrian pada Dansal (Sumber: Kalsuni Malsha)
Setiap perayaan hari raya keagamaan dapat pula kita maknai dan apresiasi sebagai bagian dari budaya dan tradisi suatu bangsa. Dalam hal ini, meskipun bukan penganut agama Buddha, turut merasakan perayaan Waisak dan memaknai nilai-nilai kebajikan di dalam perayaan tersebut merupakan wujud penghargaan dan penghormatan serta toleransi kepada orang lain yang berbeda agama.
ADVERTISEMENT