Suhu Panas di Bumi 2023 Jadi yang Terpanas, Pakar Umsida Turut Menanggapi

Konten dari Pengguna
18 September 2023 18:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa wilayah di Indonesia hingga dunia merasakan suhu panas di tahun 2023. Seperti Amerika, Jepang, Eropa, dan beberapa negara di Asia. Bahkan Nasa mencatat bahwa musim panas tahun ini memiliki suhu terpanas sepanjang sejarah sejak 1880 dengan kenaikan suhu sekitar 1,8 celcius. Ditambah lagi, akhir-akhir ini kerap terjadi kebakaran lahan atau hutan yang dapat menambah naiknya suhu dan mengurangi habitat vegetasi.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah penyebab naiknya suhu di bumi yang melanda beberapa negara? Apakah pemanasan global jadi satu-satunya sebab? Berikut ahli sains Umsida, Dr Septi Budi Sartika MPd memberikan tanggapan atas peristiwa ini.
Naiknya suhu di bumi tahun ini bisa disebabkan karena adanya El Nino yang menyebabkan pemanasan global. El Nino merupakan fenomena iklim yang ditandai dengan naiknya suhu yang lebih tinggi dari suhu normal. El Nino terjadi saat angin ke arah barat di Samudra Pasifik sangat lemah yang membuat air hangat menumpuk di Pasifik timur.
Sebab lain naiknya suhu bumi adalah adanya gelombang panas yang melanda beberapa negara seperti Meksiko, China, dan beberapa negara di Amerika. Dr Septi akan menjelaskan lebih jauh terkait penyebab terjadinya kenaikan suhu yang cukup tinggi ini.
ADVERTISEMENT

Penyebab naiknya suhu di bumi:

1. Pemanasan global

Pemanasan global sudah menjadi perbincangan karena menjadi salah satu faktor perubahan suhu di bumi. Global warming ini terjadi karena adanya peningkatan suhu atmosfer, laut, dan daratan. Suhu di bumi naik sekitar 1,18 celcius dalam satu abad terakhir. Kadar karbondioksida di udara juga meningkat yang disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia.
“Penyerapan karbondioksida yang baik hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan, hanya saja tumbuhan yg mampu menyerap karbon dioksida yg secara optimal masih melalui proses penelitian,” ujar Dr Septi.
Untuk mengatasi hal ini, lanjutnya, bisa memanfaatkan tanaman lidah mertua yang mampu menyerap karbondioksida lebih baik dari pada pohon.

2. Hutan yang berkurang

Naiknya suhu di bumi juga bisa diakibatkan oleh berkurangnya vegetasi di hutan. Banyaknya tanaman yang berkurang ini disebabkan oleh beberapa hal seperti penggundulan hutan yang digunakan untuk pembangunan, pengambilan kayu secara ilegal di hutan, dan juga kebakaran hutan akibat kemarau panjang.
ADVERTISEMENT
Tidak adanya vegetasi ini membuat karbondioksida yang seharusnya diikat oleh tanaman di hutan terlepas ke udara hingga membuat suhu menjadi lebih hangat.

3. Penggunaan AC

“Penggunaan AC juga berdampak pada kenaikan suhu di bumi, AC juga melepaskan karbondioksida ke udara yang merupakan salah satu faktor terjadinya efek rumah kaca,” lanjut dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan ini.
Bagian dari AC yang menyebabkan kenaikan suhu bumi adalah freon. Jenis freon yang terdapat pada pendingin ruangan yang berdampak buruk bagi bumi (penipisan lapisan ozon) adalah chloro fluoro carbon (CFC).
Jika jenis freon ini terus digunakan, maka penipisan ozon akan terus berlangusng. Akibatnya, ozon semakin sulit untuk melindungi bumi dari paparan sinar matahari yang berbahaya dan membuat suhu di bumi semakin panas.
ADVERTISEMENT

4. Industri yang menggunakan fosil

Fosil merupakan salah satu bahan utama untuk membuat bahan bakar, seperti batu bara, minyak, dan gas alam. Fosil tersebut berasal dari tumbuhan dan hewan yang sudah lama terkubur di dalam bumi dan memiliki banyak manfaat.
Namun, dampak buruk penggunaan fosil sebagai bahan bakar juga memiliki banyak dampak negatif, yang paling banyak ditemui yakni adanya polusi. Penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil akan mengeluarkan banyak karbondioksida, merkuri, dan sulfur dioksida ke udara yang  menyebabkan perubahan iklim.
Perusahaan yang memanfaatkan fosil membuat polusi udara yang cukup berbahaya sehingga bisa menyebabkan emisi gas rumah kaca yang membuat bumi semakin panas. Industri yang menggunakan fosil juga bisa merusak struktur tanah. Hal ini dikarenakan pencarian fosil yang harus mengeruk lapisan tanah cukup dalam agar bisa mendapatkan fosil tersebut untuk keperluan industri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lahan penghijauan di sekitar akan berkurang apalagi jika bekas tambang itu tidak dibenahi atau hanya sekedar dibiarkan saja. Tentu kawasan tambang menjadi gundul dan tidak bisa kembali seperti semula yang membuat lingkungan semakin panas karena kurangnya tumbuhan.
“Sebenarnya, manusialah yg mempunyai andil besar dalam mengerem semua aktivitasnya sehingga tetap memperdulikan alam sekitarnya. Dalam QS Asy-Syura: 27, penyebab kerusakan bumi adalah ulah manusia itu sendiri yang melampaui batas (berlebih-lebihan). Alquran menjelaskan sebagai solusi dengan melestarikan alam sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT dan tidak berperilaku boros dalam pemanfaatan alam,” lanjut Dr Septi.
Apakah naiknya suhu di tahun 2023 ini bisa diminimalisir ke depannya? Dr Septi mengiyakan hal tersebut namun semua harus kompak.
ADVERTISEMENT

Cara pencegahannya bisa dimulai dari hal kecil, seperti:

Narasumber: Dr Septi Budi Sartika MPd
Referensi: CNBC Indonesia, Kompas
Penulis: Romadhona S.