Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tekan Kasus Diare, untuk Atasi Masalah Stunting
3 Juli 2024 10:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tim Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) Program Studi (Prodi) Gizi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan program berupa kegiatan emo-demo untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan harapan akan menekan angka kejadian diare yang menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada balita di Padukuhan Sorowajan, Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan selama lima bulan mulai dari November 2023 hingga Maret 2024 di Balai Padukuhan Sorowajan yang beralamat di Gg. Salak, Jaranan, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Selain pencegahan stunting, melalui pendekatan PHBS, tim Pengabmas UAD juga melakukan demo masak dengan materi tekstur yang tepat bagi pemberian makanan bayi dan anak (PMBA). Hal ini dikarenakan masih banyak ibu-ibu yang kurang sesuai dalam memberikan tekstur makanan pada anaknya.
Rosyida Awalia Safitri, S.Gz., M.Imun. yang merupakan ketua dari tim Pengabmas UAD yang turun ke lapangan, menjelaskan bahwa kegiatan ini bekerja sama dengan ibu kader Padukuhan Sorowajan. “Ibu-ibu kader sudah mengenal warga yang memiliki balita sehingga koordinasi dengan warga akan lebih mudah dalam rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengurangi angka diare di Padukuhan Sorowajan dan dapat meneruskan keberlanjutan program untuk jangka panjangnya,” terang Rosyida.
Salah satu penyebab stunting di Padukuhan Sorowajan adalah masih tingginya angka diare yang mencapai 5% kejadian berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Bantul III. Upaya yang dilakukan oleh tim UAD adalah pelaksanaan kegiatan emo-demo cuci tangan karena tangan merupakan sumber bakteri bagi balita. Pencernaan balita yang masih lemah menyebabkan bakteri dari tangan yang masuk ke dalam tubuh balita menjadi sering diare. Setelah masa karantina covid, cuci tangan menjadi salah satu pengetahuan umum di masyarakat. Namun, pada kenyataannya masih terdapat masyarakat yang belum tepat dalam melakukan pencucian tangan.
ADVERTISEMENT
Selain kegiatan emo-demo cuci tangan, tim UAD yang terlibat juga melakukan kegiatan demo masak mengenai tekstur yang akan diberikan kepada balita. Rangkaian kegiatan ini dilakukan dengan harapan mampu menurunkan angka stunting yang terjadi akibat kesalahan pemberian tekstur makanan bagi anak-anak. Tim UAD yang beranggotakan Rosyida Awalia Safitri, S.Gz., M.Imun., dr. Rachma Greta Perdana Putri, M.Biomed., Khairunisa Ramadhani, S.Gz., M.Pd., dan Reza Achmad Maulana, S.Gz., M.Gz. juga menekankan kepada para kader agar program ini dapat berlanjut setelah tim UAD kembali. (doc)