NOICE, Startup Lokal Penantang Hegemoni Spotify

Universitas Paramadina
Universitas Paramadina.
Konten dari Pengguna
2 Januari 2023 8:41 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Paramadina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Platform konten audio lokal NOICE menggandeng aktor, komedian, hingga politikus sebagai pengisi konten podcast. Foto: Dok. NOICE
zoom-in-whitePerbesar
Platform konten audio lokal NOICE menggandeng aktor, komedian, hingga politikus sebagai pengisi konten podcast. Foto: Dok. NOICE

Oleh: Aditio Wahyudi*)

ADVERTISEMENT
Kehadiran Noice di kancah media audio streaming Indonesia cukup membuat platform Spotify ketar-ketir. Noice merupakan startup lokal yang didirikan pada tahun 2018 dan berada di bawah naungan PT Mahaka Radio Integra Tbk. Nama tersebut tentunya tidak asing lagi bagi pendengar radio seperti Gen FM, Kis FM, Jak FM, ataupun radio terkenal lainnya.
ADVERTISEMENT
Pada awal berdiri, Noice hanya berfokus pada penyediaan konten radio streaming. Mereka seakan memahami bahwa ceruk pasar penikmat radio tak akan pernah hilang. Jakarta dengan segala kemacetan yang terjadi, pegawai kantoran yang memerlukan screenless moment, ataupun pelajar yang butuh sentuhan audio sebagai penambah semangat belajar, membutuhkan radio untuk menemani aktivitasnya.
Sifat radio yang auditif dan dapat didengarkan dari mana saja tentu menjadi keunggulan tersendiri. Hanya saja, dengan segala perkembangan teknologi informasi saat ini, ditambah dengan akselerasi pandemi covid-19, beragam inovasi konten audio bermunculan bak cendawan di musim hujan. Sebut saja podcast, standup comedy versi digital, dan yang populer kembali adalah konten mini drama dalam bentuk audio. Platform penyedia konten audio yang sudah lebih dulu “menghijaukan” Indonesia (Spotify, red) bahkan telah memiliki konten podcast premium dari berbagai bidang.
ADVERTISEMENT
Disrupsi yang terjadi pada pasar konten audio digital sebetulnya sama persis dengan apa yang terjadi pada konten visual. Kita dapat melihat saat ini stasiun televisi memang masih bertahan. Namun, konten video on demand terus tumbuh sejalan dengan mudahnya masyarakat mendapatkan akses internet. Begitu pula pada konten audio, stasiun radio rasanya tak akan pernah hilang, tapi untuk dapat bertahan diperlukan adaptasi, extra effort, dan penyesuaian lini bisnis guna menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar.
Noice yang mulai menyadari adanya pergeseran tersebut segera berbenah. Untuk itu Noice melakukan ekspansi dengan masuk ke dalam multi-platform media dan juga gencar melakukan branding melalui social media. Noice ikut meramaikan jagad media sosial dengan masuk ke dalam berbagai platform hiburan, seperti YouTube, Instagram, dan Twitter.
ADVERTISEMENT
Hal lainnya yang dilakukan oleh Noice adalah menggandeng beragam konten kreator muda Indonesia untuk menyediakan konten-konten berkualitas dari berbagai segmen hiburan, mulai dari musik, sepak bola, komedi, sampai segmen horror. Langkah ini sejalan dengan segmen pasar yang mereka targetkan, yaitu para generasi muda.
spotify Foto: Shutterstock
Berdasarkan penelusuran statistik menggunakan similarweb.com, didapat fakta bahwa demografi pendengar Noice adalah 79% didominasi oleh kalangan anak muda dengan rentang usia dari 18-34 tahun. Anak muda banget! Bergesernya lini bisnis Noice dari yang awalnya hanya radio streaming ke pasar audio on-demand dan mengingat masih sedikitnya pemain di industri konten audio digital, turut mengakselerasi minat investor untuk menyuntikkan modalnya ke Noice.
Turning point-nya terjadi di tahun 2022, Noice mengumumkan telah memperoleh pendanaan seri-A senilai USD 22 juta atau setara dengan Rp 316 miliar dari Northstar Pacific. Noice bahkan sebelumnya juga mendapatkan pendanaan dari RANS Entertainment, perusahaan yang dimiliki oleh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Suntikan modal tersebut terlihat nyata dengan semakin agresifnya Noice mengakuisisi berbagai konten audio milik public figure Indonesia.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kita dapat dengan mudah melihat Pandji Pragiwaksono terpampang di list podcast-nya Noice. Tidak ketinggalan nama-nama besar lainnya ikut hadir dalam platform ini, sebut saja Raffi Ahmad, Deddy Corbuzier, Trio Kurnia yang digawangi oleh Vincent, Desta dan Andre, Tretan Muslim, Jerome Paolin, serta banyak lagi konten kreator lainnya. Belum lagi konten audio cerita misteri atau horror yang memang sangat digemari oleh pendengar tanah air. Kini, lini media Noice semakin beragam, tidak hanya berkutat pada radio streaming dan podcast semata, mereka juga menghadirkan konten audio book, audio series, dan live Noice yang memungkinkan para pendengar Noice untuk berinteraksi secara langsung dengan pembicara.
Langkah agresif yang dilakukan oleh Noice berbanding lurus dengan apa yang mereka kini dapatkan. Berdasarkan data yang disampaikan pada website Noice.id, saat ini jumlah konten podcast original dan eksklusif yang ada di Noice sudah mencapai lebih dari 120 dan mereka telah berkolaborasi dengan lebih dari 300 konten kreator. Noice saat ini memiliki dua juta pendengar aktif dari seluruh media yang mereka miliki (website dan apps).
ADVERTISEMENT
Jika melihat dari statistik pengunjung website noice.id, tiap bulan terjadi peningkatan kunjungan yang signifikan. Bahkan di bulan Oktober 2022 website mereka mencatat ada 800 ribuan pengunjung. Belum lagi dari mobile app yang hadir bagi pengguna android dan iphone yang sudah di-download jutaan kali. Jumlah yang sangat fantastis untuk aplikasi audio lokal karya anak bangsa. Tidak heran jika Noice mengeklaim bahwa peningkatan jumlah pengguna telah mencapai empat kali lipat dari tahun lalu.
Langkah berikutnya yang mendukung keberhasilan Noice sebagai startup media paling pesat pertumbuhannya adalah dengan menghadirkan berbagai kelas podcast gratis bagi kreator-kreator pemula yang ingin belajar lebih dalam bagaimana berkarya di industri konten audio. Kehadiran Noice secara end-to-end ini tidak hanya memanjakan pendengar saja, namun juga berdampak besar bagi berkembangnya konten kreator pemula.
ADVERTISEMENT
Hal ini lah yang menjadikan Noice mampu membuat ekosistem konten audio yang berkualitas di Indonesia. Di usianya yang baru menginjak empat tahun, apa yang dilakukan oleh Noice telah berhasil menancapkan positioning-nya sebagai all in one audio on-demand yang digemari anak muda Indonesia. Sesuai tagline-nya, Noice telah berhasil mengukuhkan diri sebagai “tempat kumpul konten audio” berkualitas. Rasa-rasanya, hegemoni Spotify Indonesia sebentar lagi akan berakhir di tangan si bayi kuning, Noice.id. We’ll see!
*) Mahasiswa Universitas Paramadina, Jakarta, Peserta Terbaik Kelima Lomba Penulisan Ilmiah Populer Kategori S2, FEB Universitas Paramadina