Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Disdik Sumsel dan ICRAF Bersinergi Susun Kurikulum Mulok untuk Ketahanan Iklim
3 Desember 2024 18:23 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel mengapresiasi kerja sama dengan International Center for Research in Agroforestry (ICRAF) dalam menyusun kurikulum muatan lokal (mulok) yang berfokus pada ketahanan pangan lokal dan mitigasi perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala Disdik Sumsel, Awaluddin menyebutkan langkah ini bertujuan membekali peserta didik dengan literasi tentang pentingnya menjaga keberlanjutan pangan lokal di tengah tantangan perubahan iklim.
"Kami berterima kasih dan mengapresiasi ICRAF yang telah membangun sinergi dalam pengembangan kurikulum ini. Ini adalah langkah penting untuk menyiapkan generasi muda menghadapi dampak perubahan iklim," kata dia.
Dinas Pendidikan menyoroti pentingnya memanfaatkan pangan lokal untuk mendukung ketahanan pangan.
"Kita mengalami krisis pangan, padahal di sekitar kita ada banyak sumber daya lokal yang dapat diolah menjadi alternatif pangan," tambahnya.
Contohnya, potensi pengolahan gandum lokal yang bisa menjadi bahan pangan utama jika dikelola dengan baik.
Selain itu, kurikulum ini diharapkan dapat mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang di masyarakat, sejalan dengan berbagai payung hukum, seperti peraturan daerah (perda) dan peraturan gubernur (pergub) tentang pengembangan muatan lokal.
ADVERTISEMENT
Penerapan kurikulum ini akan dimulai dengan pilot project di setiap kabupaten/kota di Sumsel. Nantinya, satu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan dipilih untuk mengimplementasikan kurikulum ini secara bertahap.
"Kami sedang mengusulkan kurikulum ini, menyusun bahan ajar, dan memastikan kesiapan pelaksanaan. Setelah selesai, akan kami minta Gubernur untuk meresmikan kurikulum ini agar dapat diterapkan di semua sektor pendidikan," jelasnya.
ICRAF berperan aktif dalam memberikan dukungan, mulai dari penyusunan materi hingga pelatihan tenaga pengajar.
"Ini seperti potongan mozaik yang kami satukan. Dengan dedikasi dari berbagai pihak, kami optimis kurikulum ini akan membawa dampak positif bagi dunia pendidikan dan ketahanan pangan lokal," imbuhnya.
Dinas Pendidikan berharap pengembangan kurikulum ini dapat menjadi model nasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin memastikan generasi muda memahami pentingnya melestarikan kearifan lokal dan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka," tutupnya.
Sementara itu Direktur ICRAF Program Indonesia, Andree Ekadinata mengatakan, bahwa keragaman pangan Sumsel sangat tinggi, dan ICRAF ingin mendukung upaya Disdik Sumsel untuk mengenalkan pangan lokal kepada generasi muda guna mendukung ketahanan iklim.
"Kerja sama Disdik Sumsel dengan ICRAF merupakan bagian dari kegiatan riset-aksi Land4Lives yang disokong oleh pemerintah Kanada. Kegiatan ini dirancang untuk membantu masyarakat dalam melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim," katanya
Peneliti ICRAF Indonesia yang masuk dalam tim pengembang, Balgies Devi Fortuna menambahkan, inisiatif Mulok pangan lokal untuk ketahanan iklim sudah dimulai di dua provinsi tempat kegiatan Land4Lives lainnya yaitu di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
ADVERTISEMENT
"Saat ini prosesnya sudah sampai tahap uji coba di sejumlah SD dan SMP. Untuk Sumsel, karena sasarannya siswa SMA, kurikulumnya dirancang lebih maju dan disesuaikan dengan kebutuhan remaja usia SMA," kata Balgies.
Menurutnya, ada tujuh langkah Mulok tersebut seperti penguatan pemahaman bersama, identifikasi kebutuhan dan konteks, penyusunan kurikulum, pengembangan bahan ajar, uji coba kurikulum dan bahan ajar di sekolah contoh, evaluasi bersama dan konsultasi publik, pengesahan dan implementasi.
"Saat ini baru tahap pertama dan kedua. Nanti kurikulum ini akan diuji coba dan dievaluasi terlebih dahulu untuk melihat kecocokan implementasinya di provinsi Sumsel,” katanya.