Konten Media Partner

Harga Karet Sumsel Anjlok Pasca-Kenaikan Tatif Impor AS

5 April 2025 16:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perkebunan karet. (Foto: Dok. Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Perkebunan karet. (Foto: Dok. Wikimedia)
ADVERTISEMENT
Kebijakan tarif impor AS yang diterapkan terhadap komoditas karet dan produk turunannya, masih menyisakan dampak yang menghantui industri karet, termasuk di Sumsel. Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO) Sumsel menilai kebijakan itu memicu kepanikan pasar global dan membuat harga karet dunia jatuh. Ketua GAPKINDO Sumsel, Alex K Eddy, menyatakan kebijakan tersebut terlalu mendadak sehingga membuat pasar tidak siap mengantisipasinya. “Terlalu dini untuk melihat dampak secara menyeluruh, tetapi yang jelas kebijakan ini membuat pasar panik. Efeknya, harga karet dunia langsung anjlok,” ujar Alex, Sabtu (5/4/2025). Menurutnya, efek domino dari kebijakan perdagangan AS akan sampai ke petani. Harga jual karet di tingkat petani berisiko terus merosot jika kondisi ini tidak segera diatasi. “Kebijakan ini menyulitkan kita dan secara langsung mempengaruhi daya beli petani,” imbuhnya. GAPKINDO Sumsel mendesak pemerintah pusat agar segera mengambil langkah diplomatik untuk menekan dampak kebijakan tersebut. Apalagi, Amerika Serikat bersama Tiongkok merupakan pasar utama ekspor karet dari Sumsel. “Kami berharap pemerintah segera membuka jalur perundingan dengan AS. Ini penting karena dua negara ini menjadi tujuan ekspor terbesar kita,” jelas Alex. Meski begitu, GAPKINDO Sumsel tetap optimis ekspor karet masih bisa digenjot tahun ini. Pada tahun 2024, total ekspor karet dari Sumsel tercatat mencapai 740.624 ton. Target ekspor 2025 pun dinaikkan menjadi 800 ribu ton. “Kami masih yakin target ekspor tahun ini bisa tercapai. AS tetap membutuhkan karet alam. Kita tinggal menunggu hasil perundingan yang sedang berlangsung,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT