Konten dari Pengguna

Kesuksesan Hakiki

31 Januari 2018 11:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Usamah Al-Faatih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sukses merupakan impian semua orang. Menjadi seorang yang memiliki harta yang banyak, memiliki rumah mobil berbagai macam perhiasan merupakan keinginan dasar seseorang. Keinginan seseorang juga tidak memiliki batas. Artinya manusia akan terus dan selalu mempunyai keinginan bahkan jika keinginannya sudah terpenuhi pun juga pasti memiliki keinginan yang baru. Hal ini terjadi karena keinginan didasarkan atas hawa nafsu. Yang di mana hawa nafsu manusia selalu hadir di dalam setiap aktivitas kehidupan
ADVERTISEMENT
Namun dibalik itu semua, tidak selamanya kesuksesan dilihat dari kacamata harta saja. Kesuksesan itu memiliki makna yang lebih luas. Hal tersebut tergantung dengan kacamata apa kita melihat kesuksesan itu. Seorang ibu yang berhasil mendidik anaknya menjadi anak yang cerdas bisa dikatakan sebagai suatu kesuksesan. Seorang anak yang dapat terus membuat kedua orang tuanya selalu tersenyum juga bisa dikatakan sebagai suatu kesuksesan. Seorang bayi yang tadinya hanya bisa tidur makan kemudian ia tumbuh dan bisa berjalan itupun juga bisa dikatakan sebagai suatu kesuksesan. Seorang pelajar yang berhasil mengamalkan ilmu yang ia miliki juga tentu itu adalah suatu kesuksesan.
Artinya adalah kesuksesan tidak hanya didasarkan oleh harta yang kita miliki. Jika kita ingin membuka kembali pandangan kita dan bisa melihat sesuatu dari perspektif yang lain tentu kita bisa mengartikan banyak makna tentang suatu kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam pun juga berpendapat tentang makna kesusksesan, Alloh SWT berfirman dalam QS. Ali 'Imron ayat 185 :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung (sukses). Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Islam memandang bahwa kesuksesan bukan hanya sebatas sukses di dunia saja. Namun Islam menerangkan bahwa sukses yang Hakiki adalah ketika seorang hamba yang senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan memiliki komitmen untuk tetap menghambakan diri kepada-Nya hingga akhir hayat dan kemudian Ia dimasukkan ke dalam surga Allah, Maka manusia itu dianggap seorang yang sukses di dunia maupun di akhirat.
ADVERTISEMENT
Artinya adalah parameter kesuksesan itu tidak hanya sebatas dari berapa banyak harta yang kita miliki. Namun kesuksesan itu lebih luas tergantung perspektif apa yang kita gunakan. Dan kesuksesan Haqiqi menjadi seorang manusia adalah ketika kita berhasil menjadi seorang hamba hingga akhir hayat dan dimasukkannya kita ke dalam surga-Nya
Wallohu a'lam bisshowaab