Konten dari Pengguna

Sekali Lagi tentang Transportasi Publik

ali rahman
Pengurus MPP ICMI dan Alumni IPB University.
4 Juni 2024 12:06 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ali rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana transportasi publik MRT di Jakarta, Jumat (20/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana transportasi publik MRT di Jakarta, Jumat (20/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta patut menjadi contoh untuk saat ini terkait sistem transportasi publik. Belum sempurna memang tetapi sudah cukup banyak memberikan kemudahan dalam menyediakan aneka moda transportasi yang sudah mulai terintegrasi.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian kalangan yang beraktifitas di Jakarta pilihan menggunakan transportasi publik sudah memberikan alternatif untuk menghindari keruwetan kemacetan yang melanda Jakarta.
Namun demikian upaya untuk menyempurnakan sistem transportasi publik menuju kota-kota di NKRI yang bersih dan nyaman perlu kita terus dukung. Sinergi antara swasta, bumn dan pemerintah (goverment) dan komitmen masyarakat untuk menggunakan transportasi publik adalah kunci mengurai kemacetan yang melanda kota-kota di NKRI.

Aneka Moda

Integrasi aneka moda transportasi terbukti sebagai kata kunci terjadinya migrasi masyarakat pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan publik. Kemudahan yang disediakan pemerintah sejak dari stasiun moda angkutan terdekat dari kawasan hunian dan stasiun akhir menuju tempat aktivitas sebagai persyaratan perlu/penting (conditio sin cuanon) menuju NKRI bebas macet.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pengalaman penulis menggunakan transportasi publik di Jakarta. Mulai dari JackLingko, KRL, MRT plus menggunakan pedestrian menuju tempat aktivitas sudah baik. Tinggal yang perlu disempurnakan adalah fasilitas tempat penyimpanan sepeda di stasiun. Perlu disediakan kawasan atau teknologi tempat penyimpanan sepeda seperti di Stasiun-stasiun China atau Beberapa Negara Eropa Seperti Belanda.
Menurut survei di beberapa negara Eropa rata-rata kepemilikan sepeda warga di sana sebanyak 2 buah sepeda. Penggunaannya dibagi menjadi 1 (satu) sepeda digunakan dari rumah ke stasiun terdekat, dan 1 (satu) lagi dari stasiun akhir menuju kantor.
Fasilitas Moda MRT yang nyaman dan on time sebagai wujud komitmen pemerintah dalam menyediakan moda transportasi terintegrasi (sumber: foto pribadi).
Jika kondisi ini bisa diterapkan di kota-kota NKRI maka ada banyak manfaat langsung dan tidak langsung dari meningkatnya penggunaan sepeda. Untuk manfaat langsung tentunya berkurangnya penggunaan BBM. Sehingga turut berkontribusi dalam mengurangi emisi untuk mendukung program net zero carbon.
ADVERTISEMENT
Dengan memasyarakatnya habit penggunaan sepeda tentunya akan meningkatkan daya tahan tubuh warga yang harapannya berujung kepada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Selain itu tentunya bertumbuh pula toko-toko sepeda dan pabrik sepeda dengan ribuan karyawan yang hidup sebagi akibat hadirnya parkir sepeda yang nyaman di stasiun-stasiun kota-kota di NKRI (hidden connection).
Sungguh multiplier effect yang luar biasa dengan hanya satu kebijakan pemerintah dalam membuat fasilitas yang nyaman untuk parkir sepeda di setiap stasiun. Maka akan tercipta dampak yang luar biasa besar dalam mendorong roda perekonomian dan meningkatnya derajat kesehatan warga tentunya akan berujung kepada penghematan uang BPJS. Sehingga tidak ada salahnya kalo BPJS turut berkontribusi dalam menyumbang untuk membangun jalur pedestrian misalnya.
ADVERTISEMENT
Adapun manfaat tidak langsung tentunya akan bertumbuh toko-toko aksesoris dan tempat service sepeda, tumbuhnya club-club sepeda yang akan mendorong terciptanya keharmoniasn warga serta tumbuhnya industri fashion/ jersey untuk menambah gairah sepeda life style di kalangan warga NKRI.
Belum lagi di akhir pekan club-club sepeda akan banyak membuat event yang akan mendorong tumbuhnya destinasi wisata kuliner sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fun bike di akhir pekan.

Kota Ramah Lingkungan dan Humanis

Perlu komitmen semua pihak serta penerapan insentif dan disinsentif untuk faktor pemaksa agar semua pihak concern dan komit kepada kota yang ramah lingkungan dan humanis. Ramah lingkungan dalam artian mari kita berkomitmen mengurangi penggunaan BBM yang sudah jelas menjadi satu produk peradaban saat ini yang berkontribusi besar dalam percepatan kerusakan lingkungan (global climate change).
ADVERTISEMENT
Kalo saja sekarang ada diskursus bahwa sebagian kalangan rokok adalah haram karena besarnya mudharat yang diakibatkannya. Maka perlu juga mewacanakan bahwa BBM adalah haram karena mudharat yang ditimbulkannya.
Untuk itu, ketika moda transportasi yang masih menggunakan BBM dibatasi penggunaan dan trayeknya. Maka alternatifnya harus juga secara masif disediakan pemerintah.
Selain itu para pengguna moda transportasi yang anti BBM selayaknya mendapat insentif baik yang terakumulasi kepada pembayaran pajak atau subsidi langsung misalnya dengan harga sepeda dan kendaraan listrik yang ramah kantong warga. Selain tentunya fasilitas pendukung seperti shelter khusus sepeda atau stasiun charging yang tersebar merata di kantung-kantung tempat aktivitas masyarakat.
Tersedianya jalur khusus sepeda dan jalur pedestrian yang nyaman dan teduh akan mendorong warga untuk bermigrasi menggunakan moda tanpa BBM. Di beberapa titik kota besar baik di jakarta, Makasar, Surabaya, Bandung sudah mulai banyak dijumpai jalan pedestrian yang sangat nyaman. Kalo kita jalan-jalan di kawasan Dago Bandung terasa indah dan nyaman jalan-jalan di kota mojang priangan tersebut.
ADVERTISEMENT

Membangun Budaya Sehat

Untuk itu, upaya yang tengah dilakukan pemerintah dalam membangun transportasi publik yang terintegrasi perlu terus di dukung semua pihak. Sudah pasti dukungan APBN/ APBD sebagai kunci mesin pembiayaan untuk mewujudkan hal tersebut. Perlu dicarikan terobosan kebijakan pajak bagi sektor yang mendistorsi lingkungan dan kesehatan untuk membiayai pembangunan transportasi publik.
Sudah saatnya pabrik yang memproduksi kendaraan yang menggunakan BBM dikenakan pajak yang lebih besar. Sudah saatnya BUMN/ Swasta penambang minyak bumi sumber BBM dikenakan pajak yang besar dan sudah saatnya pabrik minuman dan makanan yang tinggi lemak, gula dan carbonasi dikenakan pajak yang besar. Sehingga akumulasi pengenaan pajak besar tersebut dapat digunakan untuk membiayai sarana transportasi dan jalur pedestrian publik.
ADVERTISEMENT
Dengan mahalnya BBM, mahalnya kendaraan pengguna BBM dan mahalnya makanan dan minuman yang terkategorikan tidak sehat akan mendorong warga (citizen) untuk beralih untuk berperilaku hidup sehat dengan menggunakan publik transportasi dan sepeda pribadi dalam melakukan aktivitas hidupnya.
Uang pajak yang terakumulasi dikonversi menjadi murahnya harga sepeda, nyamannya jalur pedestrian, tersedianya merata stasiun charging kendaraan listrik serta tumbuhnya tempat olah raga di jalur dan taman perkotaan.
Hidup sehat tidak mahal. Tetapi pemerintah punya andil besar dalam menciptakan infrastruktur dan peraturan yang memaksa (stick and carrot) agar warga sadar dan mau beralih dari moda yang tidak sehat menjadi menggunakan aneka moda yang terintegrasi yang sudah disediakan pemerintah.
Pemerintah melarang dan menganjurkan tetapi juga harus konsekuen dengan tersedianya pilihan alternatif untuk digunakan warga. Sehingga tidak ada alasan untuk kembali kepada kebiasan lama yang mahal, high polutan dan tidak sehat dalam menggunakan moda transportasi.
ADVERTISEMENT